Selamat Datang di Cerita KakMans. Terima kasih karena sudah menyempatkan waktunya untuk mengunjungi dan membaca blog saya. ^_^ CERITA KAKMANS: My Prakerin Is My Happiness

Friday, July 29, 2016

My Prakerin Is My Happiness

Hallo sahabat blogger, akhirnya kita bisa bertemu lagi nih. Gimana nih kabarnya? Semoga baik-baik semua yaa sahabat blogger. Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya selama Prakerin atau PKL. Makanya judul postingan ini saya beri judul ‘My Prakerin is My Happiness’. Saya menjalankan masa PKL selama 2 bulan 3 minggu. Sebenarnya sih seharusnya 3 bulan, tapi karena waktu itu ingin lebaran, jadinya gak sampai 3 bulan penuh. Saya PKL disalah satu toko buku yang ada di Swalayan. Okeh deh gak usah lama-lama lagi, berikut adalah pengalaman saya selama PKL.


Waktu itu kan saya udah memasuki kelas 11. Dan teman-teman saya pada sibuk mencari tempat PKL. Maklum, soalnya PKL adalah salah satu syarat untuk kelulusan. Saya juga waktu itu ikut bersama teman-teman saya untuk mencari tempat PKL. Tapi karena saya orangnya pemalu, jadinya hanya teman saya yang berani untuk berbicara. Pertama saya mencari-cari di Kawasan Gobel Cibitung, terus Kawasan MM 2001, kemudian Kawasan Ejip, dan juga disekitar lingkungan saya. Setelah ditanya-tanya, rata-rata semuanya mengatakan agar menaruh saja terlebih dahulu surat pengajuan PKL nya. Yaudah akhirnya kami pulang, lalu meminta sekolah untuk membuat surat pengajuan.

Besoknya setelah surat pengajuannya itu dibuat, akhirnya suratnya kami titipkan di PT yang ada disekitar kawasan itu. Satu persatu teman saya dipanggil untuk PKL. Namun setelah udah beberapa bulan, kenapa saya masih belum dipanggil juga yaa. Bahkan waktu itu kalau gak salah disekitar bulan Oktober atau November, dikelas saya hanya tersisa 7 orang saja. Yang terdiri dari 6 laki-laki, dan 1 perempuan. Kemudian saya dan teman-teman saya sepakat untuk tidak masuk pada hari esok bersama-sama, sebab kami ingin mencari tempat PKL lagi. Setelah cukup lama mencari, namun hasilnya nihil. Kami tidak mendapatkan apa-apa. Yang ada alah justru kami dihukum dilapangan gara-gara bolos bareng-bareng.

Memasuki akhir bulan November, salah satu teman saya yaitu Mardani dipanggil untuk PKL. Jadinya yang tersisa anak laki-lakinya Cuma berlima saja. Yaitu saya, Jumadi, Ilham, Andre dan Izul. Karena waktunya sudah mendekati ujian semester 3, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan kembali pencarian pada semester 4. Setelah memasuki semester baru, kami kembali mencari-cari tempat PKL lagi. Namun ternyata hasilnya masih sama aja. Sedangkan tugas sekolah semakin lama semakin menumpuk. Pada bulan Maret, saya dipanggil oleh wakil kepala sekolah. Saya ditawarkan PKL disalah satu PT. Namun PT itu hanya menerima satu orang saja. Tapi karena waktu itu saya berpikir tempatnya lumayan jauh, dan saya hanya sendiri saja. Akhirnya tawaran PKL itu saya tolak, dan saya berikan kepada Ilham.

Namun ternyata Ilham juga menolaknya, dan memberikan kepada Jumadi. Hingga akhirnya Jumadi menerima tawaran itu. Dan pada hari itu juga Jumadi udah PKL. Kini dikelas saya hanya tersisa 4 orang saja yang belum PKL. Saya semakin bingung dan juga panik. Apalagi PKL adalah salah satu syarat kelulusan sekolah. Kira-kira kapan saya bisa PKL? Bahkan ada yang menyarankan saya untuk PKL nya nanti setelah UN. Sebab pada saat itu ujian semester 4 juga semakin lama sudah semakin dekat. Pas tanggal 21 April, tiba-tiba wakil kepala sekolah yaitu pak Widjaja mendatangi kelas saya. Pak Widjaja bertanya tentang siapa saja dari kelas saya yang belum melaksanakan PKL. Lalu saya menyebutkan nama teman-teman saya. Kemudian pak Widjaja menulis nama-nama tersebut.

Setelah itu, pak Widjaja menawarkan kami untuk PKL disalah satu toko buku. Tawaran itu langsung saya terima, apalagi teman-teman saya yang lain juga boleh ikut bergabung. Setelah saya dan teman-teman saya menerimanya, lalu pak Widjaja mengatakan agar besok udah mulai PKL. Akhirnya saya bisa tenang dan juga lega sekali, sebab saya bisa PKL. Besoknya saya dan teman-teman saya ingin berangkat PKL. Pakaian PKL saya adalah kemeja putih dan celana hitam. Namun sebelum berangkat ke tempat PKL, kami disuruh berkumpul disekolah terlebih dahulu. Sebab agar nanti bisa berangkat bersama-sama, dan juga pak Widjaja yang mengantarnya. Karena disekolah saya sering datang terlambat, jadinya pas hari itu saya juga terlambat berkumpulnya. Saya diomelin dan juga dijewer telinganya sama pak Narno. Pak Narno adalah kepala administrasi disekolah saya. Lalu pak Narno berpesan kepada saya agar nanti ketika PKL jangan pernah datang terlambat lagi.

Setelah semua sudah berkumpul, akhirnya kami bersama-sama berangkat ke tempat PKL. Ternyata ada 2 siswi tambahan lagi yaitu Anjani dan Dwi dari kelas Akuntansi yang ikut PKL bareng sama saya. Jadinya dari sekolah saya ada 6 orang yang PKL ditempat yang sama. Sesampainya ditempat PKL, ternyata kami masih harus menunggu swalayannya dibuka. Kami datang jam 8 pagi, sedangkan tokonya bukanya sekitar jam setengah 9. Lalu pak Widjaja menyuruh kami untuk sarapan terlebih dahulu. Gak berapa lama kemudian, supervisornya akhirnya datang. Pak Widjaja mengobrol-ngobrol terlebih dahulu dengan supervisornya. Kami juga salaman dengan supervisornya.

Ketika hampir jam setengah 9, akhirnya swalayannya dibuka. Dan kami langsung menuju ketempat toko buku itu. Perasaan saya sangatlah tegang dan deg degan sekali, sebab hari ini adalah hari pertama kali saya PKL. Kami langsung masuk kedalam, sedangkan pak Widjaja meminta izin untuk kembali ke sekolah. Sebab tugasnya untuk mengantar kami sudah selesai. Saya langsung menaruh tas saya ke dalam loker. Sebelum toko dibuka, biasanya kita bersih-bersih dan mendisplay barang-barang agar terlihat rapih dan menarik terlebih dahulu. Ilham dan Andre kebagian mengepel, sedangkan saya dan Izul kebagian untuk menata barang-barang. Kalau anak perempuannya kebagian untuk mencuci tempat makan dan minum. Ternyata ada 5 siswa dari sekolah lain yang masih PKL.

Seharusnya saya PKL nya pada tanggal 23 April, sebab tanggal 22 April adalah hari terakhir siswa dari sekolah lain yang PKL disitu. Tapi karena kami udah rapih dan siap untuk PKL, jadinya diperbolehkan untuk PKL pada hari itu juga. Tau gak itu dari sekolah mana? Ternyata itu dari sekolah saya dulu alias sekolah saya sebelum saya pindah ke sekolah saya saat ini. Hanya saja waktu itu saya kan masuk di SMA nya, sedangkan yang PKL itu dari SMK nya. Dan ada juga salah satu siswi dari sekolah itu saya taksiri. Hahaha, baru pertama PKL udah naksir sama orang, dia adalah Lisa. Dalam hati saya berkata ‘Nih cewek kriteria gue banget’. Tapi pada waktu itu adalah hari terakhir dia PKL. Jadinya saya hanya sehari saja bisa bersama dengan Lisa.

Sebelum toko dibuka, kami berkumpul terlebih dahulu untuk berdoa. Agar pekerjaan hari ini bisa berjalan dengan lancar. Setelah toko dibuka, akhirnya saya sudah mulai bekerja. Pada waktu itu saya disuruh untuk membersihkan rak buku. Sebab rak bukunya penuh dengan debu. Saya membersihkan raknya satu persatu. Karena hari ini adalah hari pertama saya PKL, jadinya Cuma pengenalan barang-barang aja. Hingga akhirnya hari pertama saya PKL berjalan dengan lancar. Sebelum kami pulang, kami dibagi menjadi 2 shift dan 2 divisi. Saya, Ilham dan Dwi dapat divisi buku. Sedangkan Izul, Andre dan Anjani dapat divisi ATK. Saya, Izul dan Anjani juga dapat shift pagi. Sedangkan Ilham, Andre dan Dwi dapat shift siang.

Namun 10 hari kemudian, Dwi mengundurkan diri. Katanya sih dia kelelahan. Tapi kalau menurut saya sih tidak terlalu berat pekerjaannya. Disana saya diajarkan untuk mengecek barang-barang, memberi label pada barang, mendisplay buku yang baik, menghitung surat pesanan, menulis katalog, menulis nota, menghitung PH naik dan turun, menghitung nilai datang barang, memberi segel pada buku, mereturn buku, dan yang paling utama adalah melayani customer. Tapi ketika saya sudah memasuki masa PKL selama satu bulan setengah, datanglah sebuah masalah. Jadi waktu itu kan kami ingin melaksanakan ujian semester. Pihak PKL sudah memberikan izin, tapi PKL tetap berjalan. Jadi paginya kami melaksanakan ujian semester, siangnya berangkat PKL.

Teman-teman saya merasa keberatan akan hal itu. Mereka semua kompak untuk meminta surat dari sekolah, agar bisa mengizinkannya untuk tidak ikut PKL selama ujian berlangsung. Sebenarnya saya kurang setuju dengan rencana ini, tapi karena untuk solidaritas, jadinya mau gak mau saya mengikuti teman-teman saya. Tapi saya tidak ikut pas minta izin ke tempat PKL. Sebab memang dari awal saya kurang menyetujuinya. Ketika teman-teman saya datang kesana, ternyata izinnya ditolak oleh pihak perusahaan. Teman-teman saya kecewa, namun mereka tetap memutuskan tidak akan PKL selama ujian semester. Pada saat itu saya benar-benar pasrah, entahlah ataukan saya tetap bisa bertahan, atau saya akan dikeluarkan. Saya sadar sekali kalau apa yang saya lakukan ini salah.

Apalagi pada saat itu salah satu penyemangat saya yaitu putri kecil ingin meninggalkan sekolah karena harus melaksanakan pernikahan. Parah, saya benar-benar diuji pada saat itu. Saya benar-benar dibuat tidak berdaya pada saat itu. Setiap saya shalat, saya selalu berdoa agar bisa diberikan yang terbaik. Hingga akhirnya setelah ujian semester selesai, saya ditelpon oleh salah satu karyawan sana agar saya bisa masuk PKL pada hari esok. Karyawannya juga mengatakan bahwa pihak perusahaan sudah memberi izin, namun absennya tetap ditulis bolos. Pada saat itu saya senang sekali, saya bersyukur karena masih diberikan kesempatan. Tapi saya juga bingung, sebab pada saat itu saya sedang berada di Jakarta. Lalu saya mengatakan kepada karyawannya agar memberikan izin saya sampai besok. Dan saya akan masuk pada besok lusanya. Karyawannya mengatakan bahwa dia akan berbicara kepada supervisornya. Parah juga yaa saya, padahal udah diberi kesempatan, tapi masih minta kesempatan lagi.

Besok lusanya, saya mulai kembali melaksanakan PKL. Ketika memasuki swalayan, saya benar-benar deg degan dan takut sekali. Saya takut jika nanti saya dimarahi habis-habisan sama supervisornya. Lalu saya melewati jalan yang berbeda, agar saya tidak langsung menuju tokonya. Ternyata didepan toko, supervisornya sudah berdiri tegak. Saya semakin takut untuk masuk kedalam tokonya. Namun saya mencoba memberanikan diri saya, sebab saya juga sadar bahwa saya memang salah. Maka dari itu, saya harus bertanggung jawab atas semua kesalahan saya. Saya masuk toko, lalu memberi salam kepada supervisornya. Setelah itu saya langsung masuk kedalam ruangan untuk menaruh tas saya. Banyak karyawan yang menanyakan kemana saja saya selama ini. Tapi saya menjawabnya kalau saya sedang mengikuti ujian semester ketika saya tidak masuk PKL.

Selama sekitar 3 atau 4 hari, suasana ditempat PKL benar-benar dingin sekali, tidak seperti sebelum-sebelumnya. Saya juga mendapat kabar dari karyawan-karyawannya, bahwa selama saya tidak masuk, saya sering sekali dibicarakan dan dijelek-jelakkan sama supervisornya. Saya sih menerima semuanya, sebab sekali lagi saya katakan bahwa saya memang salah. Ketika kami mulai masuk kembali PKL, ada salah satu teman saya yaitu Ilham yang tidak ikut masuk lagi. Sebab Ilham udah ketakutan duluan sebelum mencobanya. Hingga akhirnya Ilham dinyatakan gagal dalam mengikuti PKL. Saya juga sebenarnya awalnya takut, namun saya juga mencoba untuk bertanggung jawab.

Akhirnya supervisornya kembali berbicara kepada saya. Pada saat supervisornya berbicara kepada saya, awalnya saya memang takut sekali. Dalam hati saya berkata ‘Mungkin mau mengungkit masalah yang kemarin-kemarin, dan memarahi saya kali yaa’. Namun ternyata dugaan saya salah, supervisornya berbicara seperti biasa kepada saya. Pada saat itu saya senang sekali, karena mungkin saya sudah dimaafkan kali yaa. Apalagi waktu itu memang sudah mendekati bulan puasa. Tapi saya juga gak enak sama teman-teman saya. Teman-teman saya sering sekali dimarahi sama supervisornya. Tapi kalau saya paling Cuma diingati aja sama supervisornya. Makanya teman-teman saya, dan juga karyawan-karyawan yang ada disitu sering memandang buruk supervisornya.

Bahkan ada juga karyawan yang sering membicarakannya dibelakang. Atau bisa dibilang sebagai kambing hitamlah. Tapi kalau menurut saya itu bukanlah sebuah amarah, tapi sebuah pembelajaran agar kita bisa lebih baik dan serius lagi dalam bekerja. Jadinya banyak karyawan yang mengatakan kalau kerja disitu harus bisa menahan batin. Bedanya saya sama teman-teman saya yang lain adalah saya bekerja dengan serius dan melaksanakan tanggung jawab saya jika ada supervisornya. Tapi bukan berarti saya tidak serius kalau tidak ada supervisornya. Saya tetap serius kok kalau lagi ada pekerjaan. Maklumlah, saya kan PKL di sebuah toko. Jadinya tidak terlalu berat, dan terkesan cukup santai.

Ketika memasuki bulan puasa, barulah pekerjaan mulai terasa berat. Apalagi pada saat itu ingin memasuki tahun pelajaran baru. Jadinya banyak banget customer seperti orang tua yang ingin membeli buku untuk anak-anaknya. Ditoko benar-benar cukup ramai dan juga cukup penuh. Pada saat itu juga ada 3 anak PKL baru dari sekolah lain. Mereka adalah Jannah, Arlin, dan Nunu. Jannah dan Arlin masuk kedalam divisi buku bersama saya. Sedangkan Nunu masuk kedalam divisi ATK. Saya seperti senior mereka, jadinya saya yang harus memberitahu mereka tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan. Saya juga cukup dekat dengan Arlin, jadinya saya ada temannya dan tidak terlalu tegang dalam bekerja.

Ketika ingin berbuka puasa, supervisornya juga sering menawarkan saya makanan. Namun seminggu sebelum PKL kami selesai, tiba-tiba Izul dikeluarkan dari situ. Sebab Izul banyak sekali absennya. Jadinya hanya tersisa 3 orang saja, dari yang awalnya 6 orang. Beberapa hari sebelum PKL selesai, kami dites untuk mencari barang-barang. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, saya selesai melaksanakan PKL. Saya benar-benar sedih ketika melaksanakan hari terakhir PKL. Sebab pada hari itu adalah hari terakhir saya berada disitu. Mungkin saya akan sangat merindukan suasana ditempat PKL. Sebelum saya pulang, saya diberikan THR terlebih dahulu sama karyawan-karyawannya. Sedangkan supervisornya memberikan bungkusan. Setelah itu saya berfoto bersama dengan karyawan-karyawannya serta supervisornya. Saya benar-benar sedih karena harus meninggalkan tempat PKL.

Saya juga pernah beberapa kali diberikan kesempatan oleh supervisornya dalam memimpin doa. Saya jelas deg degan sekali, apalagi saya harus memimpinnya dihadapan karyawan dan bahkan dihapadan supervisornya. Namun karena supervisornya sudah mempercayai saya, jadinya saya juga gak boleh mengkhianati kepercayaannya. Hingga akhirnya saya mulai memimpin doa tersebut. Hmm, entahlah apakah kelak saya bisa merasakan hal seperti ini lagi. Bekerjanya serius tapi juga tidak terlalu serius banget. Kadang ada keseruan, keceriaan, asyik, dll. Apakah saya juga bisa mendapatkan rekan kerja seperti ini lagi? Entahlah, itu semua adalah rahasia tuhan. Tugas saya hanya berusaha, berusaha, dan selalu berusaha. Serta selalu diiringi juga dengan sebuah doa.

Ohh yaa, kenapa saya merasakan sedih? Sebab diswalayan situ ada seseorang yang menjadi penyemangat saya. Seseorang itu saya juluki sebagai malaikat kecil. Tapi karena cerita dia sebelumnya sudah saya ceritakan dalam postingan saya yang berjudul Penantian yang Tak Kunjung Datang dan juga Penantian yang Akhirnya Datang Juga. Jadinya sosok dia tidak saya ceritakan lagi dicerita ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada karyawan-karyawan dan supervisornya. Baiklah saya akan memulainya satu persatu.

Pertama saya ingin berterima kasih sekali kepada supervisornya yaitu Bu Herna. Sebab bu Herna sudah banyak mengajarkan saya tentang dunia pekerjaan. Banyak sekali yang saya dapatkan dari bu Herna, yang Insya Allah akan bermanfaat untuk saya kelak suatu hari nanti. Saya juga berterima kasih karena bu Herna sudah memberikan kami kesempatan kedua. Kami atau lebih khususnya saya pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila selama saya PKL, saya banyak sekali melakukan kesalahan. Saya juga bersyukur karena mempunyai atasan sebaik ibu. Walaupun banyak yang memandang ibu tidak baik, tapi bagi saya ibu adalah sosok orang tua yang sangat perhatian kepada anak-anaknya. Ibu juga sudah saya anggap sebagai ibu saya sendiri. Pokoknya gak ada yang bisa saya katakan lagi selain terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada bu Herna.

Kemudian saya juga berterima kasih kepada Mba Diah dan Kak Riscans (Riska) sebab kalian juga sudah banyak mengajarkan saya. Mba Diah mengajarkan saya cara berhitung. Seperti menghitung stock value, menghitung jumlah harga dan barang datang, dll. Maklumlah soalnya mba Diah adalah seorang ADM. Kalau Kak Riscans jabatannya adalah EDP. Hahaha awal-awal saya PKL, saya sering sekali dikerjai oleh kak Riscans. Tapi lama kelamaan, saya semakin akrab dengan kak Riscans. Kak Riscans juga sudah membantu saya untuk berbicara kepada bu Herna, agar saya bisa masuk kembali PKL pada besok lusanya. Kak Riscans juga sering bercanda sama saya. Pokoknya saya sangat berterima kasih kepada kalian berdua.

Terus saya juga berterima kasih kepada Mba Rizki dan Kak Wilan. Mba Rizki dan Kak Wilan adalah seorang kasir ditoko. Walaupun saya gak begitu dekat dengan mba Rizki, tapi terkadang mba Rizki juga sering membantu saya. Beda sama kak Wilan, saya sangat dekat sekali dengan kak Wilan. Bahkan ketika saya sedang bête, saya sering sekali ngobrol-ngobrol sama kak Wilan. Selain itu kak Wilan arah rumahnya juga satu arah sama saya. Jadi sering sekali kak Wilan pulang bareng bersama saya. Terkadang saya juga sering meledeki teman saya yang bernama Mardani. Sebelumnya Mardani memang PKL ditempat saya PKL, serta Mardani juga suka dengan kak Wilan. Jadinya saya sering sekali membuat Mardani Panas. Dan yaa pokoknya saya berterima kasih kepada kalian berdua.

Saya juga berterima kasih sama Mas Febri, Mas Ocep, dan Mas Yandi. Mas Febri adalah adalah kepala counter di divisi saya. Jadinya dia juga sangat membantu saya dalam kelancaran melaksanakan PKL. Kalau mas Ocep adalah kepala counter dari divisi ATK. Dia bekerjanya paling serius. Jadinya susah untuk bercanda sama dia. Tapi kalau dia udah bercanda, lumayan asyik juga loh orangnya. Kalau mas Yandi adalah pramuniaga divisi ATK. Awalnya ketika saya bertemu dia, dia tuh orangnya terlihat sinis dan sepertinya susah untuk diajak bercanda. Namun setelah sekian lama saya mengenal dia, ternyata dia orangnya cukup gila juga. Mas Febri dan mas Yandi juga sering bermain PS 3 bersama saya. Mas Yandi belum pernah menang melawan saya, bahkan dia pernah saya bantai 8-0. Sedangkan mas Febri pernah sekali mengalahkan saya, dan saya kalah dengan skor yang cukup telak juga yaitu 6-1. Mas Febri sangat senang sekali ketika berhasil mengalahkan saya. Hahaha, pokoknya saya mengucapkan terima kasih kepada kalian bertiga karena sudah mau menjadi atasan sekaligus teman saya.

Saya juga berterima kasih kepada Kak Arni, Mba Kiki, dan Reno. Mereka adalah pramuniaga yang satu divisi dengan saya. Jadinya mereka juga sangatlah membantu saya dalam menyelesaikan masa PKL. Apalagi Reno, usia dia tidak terlalu jauh sama saya. Jadinya saya memanggil dia dengan sebutan namanya. Terkadang kalau lagi gak ada bu Herna, saya dan Reno sering bermain-main ditoko. Seperti main bola, tebak-tebakkan, bercanda, dll. Tapi itu semua kami lakukan kalau lagi tidak ada pekerjaan. Terutama kalau masuk shift siang dan juga menjelang mau pulang. Kalau gak ada Reno, suasana ditempat PKL terasa berbeda banget. Soalnya dia yang bikin suasana menjadi lebih asyik. Bahkan saya dan Reno juga pernah menyukai orang yang sama yaitu Gita. Namun ternyata akhirnya berbeda, sebab Gita bukanlah wanita yang saya suka selama ini. Dia memang cantik, tapi saya lebih tertarik sama temannya yang saya juluki sebagai malaikat kecil itu. Pokoknya saya sangat berterima kasih kepada kalian bertiga, terutama Reno.

Terakhir saya juga berterima kasih kepada Arlin, Jannah, dan Nunu. Sebab kalian sudah menjadi junior terbaik saya. Kalian bisa mendengarkan perkataan saya, walaupun jabatan saya tidak berbeda dengan kalian. Dan juga kedatangan kalian ditempat PKL, membuat suasana ditempat PKL menjadi lebih berwarna lagi. Saya juga mengucapkan selamat kepada 2 teman saya yaitu Andre dan Anjani. Karena pada akhirnya kita bisa bertahan dan menyelesaikan masa-masa PKL. Yaa meskipun harus ada 3 teman kita yang menjadi korban. Pokoknya saya berterima kasih banget kepada kalian berlima, karena sudah menemani saya selama saya menjalankan masa-masa PKL. Saya bisa berhasil, itu semua berkat kalian juga.



Mungkin hanya ini pengalaman yang bisa saya ceritakan selama saya PKL. Sebenarnya masih banyak keseruan lagi yang saya dapatkan selama saya PKL. Tapi kalau saya ceritakan semuanya, saya juga bingung akan menghabiskan berapa lembar. Apalagi pas datang barang, walaupun pekerjaannya banyak, tapi pekerjaannya sangatlah mengasyikan. Waktu itu juga pernah ada satu customer datang dari Malaysia, namanya kalau tidak salah adalah Icha. Dia cantik banget, manis, sopan, dan suaranya bagus. Saya juga yakin kalau dia satu generasa sama saya. Hahaha, lebih baik saya hentikan aja yaa pembicaraannya. Saya mengucapkan mohon maaf yaa sahabat blogger, apabila adalah salah perkataan dalam postingan saya. Sebab tidak bosan-bosan saya katakan bahwa saya hanyalah manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan. Terima kasih yaa sahabat blogger karena sudah menyempatkan dirinya untuk membaca dan mengunjungi blog saya. Sekali lagi, Terima Kasih. ^_^

No comments:

Post a Comment