Hallo
sahabat blogger, akhirnya kita bisa bertemu lagi nih. Gimana nih kabarnya?
Semoga baik-baik semua yaa sahabat blogger. Kali ini saya akan bercerita
tentang pengalaman saya selama Prakerin atau PKL. Makanya judul postingan ini
saya beri judul ‘My Prakerin is My Happiness’. Saya menjalankan masa PKL selama
2 bulan 3 minggu. Sebenarnya sih seharusnya 3 bulan, tapi karena waktu itu
ingin lebaran, jadinya gak sampai 3 bulan penuh. Saya PKL disalah satu toko
buku yang ada di Swalayan. Okeh deh gak usah lama-lama lagi, berikut adalah
pengalaman saya selama PKL.
Waktu
itu kan saya udah memasuki kelas 11. Dan teman-teman saya pada sibuk mencari
tempat PKL. Maklum, soalnya PKL adalah salah satu syarat untuk kelulusan. Saya
juga waktu itu ikut bersama teman-teman saya untuk mencari tempat PKL. Tapi
karena saya orangnya pemalu, jadinya hanya teman saya yang berani untuk
berbicara. Pertama saya mencari-cari di Kawasan Gobel Cibitung, terus Kawasan
MM 2001, kemudian Kawasan Ejip, dan juga disekitar lingkungan saya. Setelah
ditanya-tanya, rata-rata semuanya mengatakan agar menaruh saja terlebih dahulu
surat pengajuan PKL nya. Yaudah akhirnya kami pulang, lalu meminta sekolah
untuk membuat surat pengajuan.
Besoknya
setelah surat pengajuannya itu dibuat, akhirnya suratnya kami titipkan di PT
yang ada disekitar kawasan itu. Satu persatu teman saya dipanggil untuk PKL.
Namun setelah udah beberapa bulan, kenapa saya masih belum dipanggil juga yaa.
Bahkan waktu itu kalau gak salah disekitar bulan Oktober atau November, dikelas
saya hanya tersisa 7 orang saja. Yang terdiri dari 6 laki-laki, dan 1
perempuan. Kemudian saya dan teman-teman saya sepakat untuk tidak masuk pada
hari esok bersama-sama, sebab kami ingin mencari tempat PKL lagi. Setelah cukup
lama mencari, namun hasilnya nihil. Kami tidak mendapatkan apa-apa. Yang ada
alah justru kami dihukum dilapangan gara-gara bolos bareng-bareng.
Memasuki
akhir bulan November, salah satu teman saya yaitu Mardani dipanggil untuk PKL.
Jadinya yang tersisa anak laki-lakinya Cuma berlima saja. Yaitu saya, Jumadi,
Ilham, Andre dan Izul. Karena waktunya sudah mendekati ujian semester 3,
akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan kembali pencarian pada semester 4.
Setelah memasuki semester baru, kami kembali mencari-cari tempat PKL lagi.
Namun ternyata hasilnya masih sama aja. Sedangkan tugas sekolah semakin lama
semakin menumpuk. Pada bulan Maret, saya dipanggil oleh wakil kepala sekolah.
Saya ditawarkan PKL disalah satu PT. Namun PT itu hanya menerima satu orang
saja. Tapi karena waktu itu saya berpikir tempatnya lumayan jauh, dan saya
hanya sendiri saja. Akhirnya tawaran PKL itu saya tolak, dan saya berikan
kepada Ilham.
Namun
ternyata Ilham juga menolaknya, dan memberikan kepada Jumadi. Hingga akhirnya
Jumadi menerima tawaran itu. Dan pada hari itu juga Jumadi udah PKL. Kini
dikelas saya hanya tersisa 4 orang saja yang belum PKL. Saya semakin bingung
dan juga panik. Apalagi PKL adalah salah satu syarat kelulusan sekolah.
Kira-kira kapan saya bisa PKL? Bahkan ada yang menyarankan saya untuk PKL nya
nanti setelah UN. Sebab pada saat itu ujian semester 4 juga semakin lama sudah
semakin dekat. Pas tanggal 21 April, tiba-tiba wakil kepala sekolah yaitu pak
Widjaja mendatangi kelas saya. Pak Widjaja bertanya tentang siapa saja dari kelas
saya yang belum melaksanakan PKL. Lalu saya menyebutkan nama teman-teman saya.
Kemudian pak Widjaja menulis nama-nama tersebut.
Setelah
itu, pak Widjaja menawarkan kami untuk PKL disalah satu toko buku. Tawaran itu
langsung saya terima, apalagi teman-teman saya yang lain juga boleh ikut
bergabung. Setelah saya dan teman-teman saya menerimanya, lalu pak Widjaja
mengatakan agar besok udah mulai PKL. Akhirnya saya bisa tenang dan juga lega
sekali, sebab saya bisa PKL. Besoknya saya dan teman-teman saya ingin berangkat
PKL. Pakaian PKL saya adalah kemeja putih dan celana hitam. Namun sebelum
berangkat ke tempat PKL, kami disuruh berkumpul disekolah terlebih dahulu.
Sebab agar nanti bisa berangkat bersama-sama, dan juga pak Widjaja yang
mengantarnya. Karena disekolah saya sering datang terlambat, jadinya pas hari
itu saya juga terlambat berkumpulnya. Saya diomelin dan juga dijewer telinganya
sama pak Narno. Pak Narno adalah kepala administrasi disekolah saya. Lalu pak
Narno berpesan kepada saya agar nanti ketika PKL jangan pernah datang terlambat
lagi.
Setelah
semua sudah berkumpul, akhirnya kami bersama-sama berangkat ke tempat PKL.
Ternyata ada 2 siswi tambahan lagi yaitu Anjani dan Dwi dari kelas Akuntansi
yang ikut PKL bareng sama saya. Jadinya dari sekolah saya ada 6 orang yang PKL
ditempat yang sama. Sesampainya ditempat PKL, ternyata kami masih harus
menunggu swalayannya dibuka. Kami datang jam 8 pagi, sedangkan tokonya bukanya
sekitar jam setengah 9. Lalu pak Widjaja menyuruh kami untuk sarapan terlebih dahulu.
Gak berapa lama kemudian, supervisornya akhirnya datang. Pak Widjaja
mengobrol-ngobrol terlebih dahulu dengan supervisornya. Kami juga salaman
dengan supervisornya.
Ketika
hampir jam setengah 9, akhirnya swalayannya dibuka. Dan kami langsung menuju ketempat
toko buku itu. Perasaan saya sangatlah tegang dan deg degan sekali, sebab hari
ini adalah hari pertama kali saya PKL. Kami langsung masuk kedalam, sedangkan
pak Widjaja meminta izin untuk kembali ke sekolah. Sebab tugasnya untuk
mengantar kami sudah selesai. Saya langsung menaruh tas saya ke dalam loker.
Sebelum toko dibuka, biasanya kita bersih-bersih dan mendisplay barang-barang
agar terlihat rapih dan menarik terlebih dahulu. Ilham dan Andre kebagian
mengepel, sedangkan saya dan Izul kebagian untuk menata barang-barang. Kalau
anak perempuannya kebagian untuk mencuci tempat makan dan minum. Ternyata ada 5
siswa dari sekolah lain yang masih PKL.
Seharusnya
saya PKL nya pada tanggal 23 April, sebab tanggal 22 April adalah hari terakhir
siswa dari sekolah lain yang PKL disitu. Tapi karena kami udah rapih dan siap
untuk PKL, jadinya diperbolehkan untuk PKL pada hari itu juga. Tau gak itu dari
sekolah mana? Ternyata itu dari sekolah saya dulu alias sekolah saya sebelum
saya pindah ke sekolah saya saat ini. Hanya saja waktu itu saya kan masuk di
SMA nya, sedangkan yang PKL itu dari SMK nya. Dan ada juga salah satu siswi
dari sekolah itu saya taksiri. Hahaha, baru pertama PKL udah naksir sama orang,
dia adalah Lisa. Dalam hati saya berkata ‘Nih cewek kriteria gue banget’. Tapi
pada waktu itu adalah hari terakhir dia PKL. Jadinya saya hanya sehari saja
bisa bersama dengan Lisa.
Sebelum
toko dibuka, kami berkumpul terlebih dahulu untuk berdoa. Agar pekerjaan hari
ini bisa berjalan dengan lancar. Setelah toko dibuka, akhirnya saya sudah mulai
bekerja. Pada waktu itu saya disuruh untuk membersihkan rak buku. Sebab rak
bukunya penuh dengan debu. Saya membersihkan raknya satu persatu. Karena hari
ini adalah hari pertama saya PKL, jadinya Cuma pengenalan barang-barang aja.
Hingga akhirnya hari pertama saya PKL berjalan dengan lancar. Sebelum kami
pulang, kami dibagi menjadi 2 shift dan 2 divisi. Saya, Ilham dan Dwi dapat
divisi buku. Sedangkan Izul, Andre dan Anjani dapat divisi ATK. Saya, Izul dan
Anjani juga dapat shift pagi. Sedangkan Ilham, Andre dan Dwi dapat shift siang.
Namun
10 hari kemudian, Dwi mengundurkan diri. Katanya sih dia kelelahan. Tapi kalau
menurut saya sih tidak terlalu berat pekerjaannya. Disana saya diajarkan untuk
mengecek barang-barang, memberi label pada barang, mendisplay buku yang baik,
menghitung surat pesanan, menulis katalog, menulis nota, menghitung PH naik dan
turun, menghitung nilai datang barang, memberi segel pada buku, mereturn buku,
dan yang paling utama adalah melayani customer. Tapi ketika saya sudah memasuki
masa PKL selama satu bulan setengah, datanglah sebuah masalah. Jadi waktu itu
kan kami ingin melaksanakan ujian semester. Pihak PKL sudah memberikan izin,
tapi PKL tetap berjalan. Jadi paginya kami melaksanakan ujian semester,
siangnya berangkat PKL.
Teman-teman
saya merasa keberatan akan hal itu. Mereka semua kompak untuk meminta surat
dari sekolah, agar bisa mengizinkannya untuk tidak ikut PKL selama ujian
berlangsung. Sebenarnya saya kurang setuju dengan rencana ini, tapi karena
untuk solidaritas, jadinya mau gak mau saya mengikuti teman-teman saya. Tapi
saya tidak ikut pas minta izin ke tempat PKL. Sebab memang dari awal saya
kurang menyetujuinya. Ketika teman-teman saya datang kesana, ternyata izinnya ditolak
oleh pihak perusahaan. Teman-teman saya kecewa, namun mereka tetap memutuskan
tidak akan PKL selama ujian semester. Pada saat itu saya benar-benar pasrah,
entahlah ataukan saya tetap bisa bertahan, atau saya akan dikeluarkan. Saya
sadar sekali kalau apa yang saya lakukan ini salah.
Apalagi
pada saat itu salah satu penyemangat saya yaitu putri kecil ingin meninggalkan
sekolah karena harus melaksanakan pernikahan. Parah, saya benar-benar diuji
pada saat itu. Saya benar-benar dibuat tidak berdaya pada saat itu. Setiap saya
shalat, saya selalu berdoa agar bisa diberikan yang terbaik. Hingga akhirnya setelah
ujian semester selesai, saya ditelpon oleh salah satu karyawan sana agar saya
bisa masuk PKL pada hari esok. Karyawannya juga mengatakan bahwa pihak
perusahaan sudah memberi izin, namun absennya tetap ditulis bolos. Pada saat
itu saya senang sekali, saya bersyukur karena masih diberikan kesempatan. Tapi
saya juga bingung, sebab pada saat itu saya sedang berada di Jakarta. Lalu saya
mengatakan kepada karyawannya agar memberikan izin saya sampai besok. Dan saya
akan masuk pada besok lusanya. Karyawannya mengatakan bahwa dia akan berbicara
kepada supervisornya. Parah juga yaa saya, padahal udah diberi kesempatan, tapi
masih minta kesempatan lagi.
Besok
lusanya, saya mulai kembali melaksanakan PKL. Ketika memasuki swalayan, saya
benar-benar deg degan dan takut sekali. Saya takut jika nanti saya dimarahi
habis-habisan sama supervisornya. Lalu saya melewati jalan yang berbeda, agar
saya tidak langsung menuju tokonya. Ternyata didepan toko, supervisornya sudah
berdiri tegak. Saya semakin takut untuk masuk kedalam tokonya. Namun saya
mencoba memberanikan diri saya, sebab saya juga sadar bahwa saya memang salah. Maka
dari itu, saya harus bertanggung jawab atas semua kesalahan saya. Saya masuk
toko, lalu memberi salam kepada supervisornya. Setelah itu saya langsung masuk
kedalam ruangan untuk menaruh tas saya. Banyak karyawan yang menanyakan kemana
saja saya selama ini. Tapi saya menjawabnya kalau saya sedang mengikuti ujian
semester ketika saya tidak masuk PKL.
Selama
sekitar 3 atau 4 hari, suasana ditempat PKL benar-benar dingin sekali, tidak
seperti sebelum-sebelumnya. Saya juga mendapat kabar dari karyawan-karyawannya,
bahwa selama saya tidak masuk, saya sering sekali dibicarakan dan
dijelek-jelakkan sama supervisornya. Saya sih menerima semuanya, sebab sekali
lagi saya katakan bahwa saya memang salah. Ketika kami mulai masuk kembali PKL,
ada salah satu teman saya yaitu Ilham yang tidak ikut masuk lagi. Sebab Ilham
udah ketakutan duluan sebelum mencobanya. Hingga akhirnya Ilham dinyatakan
gagal dalam mengikuti PKL. Saya juga sebenarnya awalnya takut, namun saya juga
mencoba untuk bertanggung jawab.
Akhirnya
supervisornya kembali berbicara kepada saya. Pada saat supervisornya berbicara
kepada saya, awalnya saya memang takut sekali. Dalam hati saya berkata ‘Mungkin
mau mengungkit masalah yang kemarin-kemarin, dan memarahi saya kali yaa’. Namun
ternyata dugaan saya salah, supervisornya berbicara seperti biasa kepada saya.
Pada saat itu saya senang sekali, karena mungkin saya sudah dimaafkan kali yaa.
Apalagi waktu itu memang sudah mendekati bulan puasa. Tapi saya juga gak enak
sama teman-teman saya. Teman-teman saya sering sekali dimarahi sama
supervisornya. Tapi kalau saya paling Cuma diingati aja sama supervisornya. Makanya
teman-teman saya, dan juga karyawan-karyawan yang ada disitu sering memandang
buruk supervisornya.
Bahkan
ada juga karyawan yang sering membicarakannya dibelakang. Atau bisa dibilang
sebagai kambing hitamlah. Tapi kalau menurut saya itu bukanlah sebuah amarah,
tapi sebuah pembelajaran agar kita bisa lebih baik dan serius lagi dalam
bekerja. Jadinya banyak karyawan yang mengatakan kalau kerja disitu harus bisa
menahan batin. Bedanya saya sama teman-teman saya yang lain adalah saya bekerja
dengan serius dan melaksanakan tanggung jawab saya jika ada supervisornya. Tapi
bukan berarti saya tidak serius kalau tidak ada supervisornya. Saya tetap
serius kok kalau lagi ada pekerjaan. Maklumlah, saya kan PKL di sebuah toko. Jadinya
tidak terlalu berat, dan terkesan cukup santai.
Ketika
memasuki bulan puasa, barulah pekerjaan mulai terasa berat. Apalagi pada saat
itu ingin memasuki tahun pelajaran baru. Jadinya banyak banget customer seperti
orang tua yang ingin membeli buku untuk anak-anaknya. Ditoko benar-benar cukup
ramai dan juga cukup penuh. Pada saat itu juga ada 3 anak PKL baru dari sekolah
lain. Mereka adalah Jannah, Arlin, dan Nunu. Jannah dan Arlin masuk kedalam
divisi buku bersama saya. Sedangkan Nunu masuk kedalam divisi ATK. Saya seperti
senior mereka, jadinya saya yang harus memberitahu mereka tentang pekerjaan
yang akan mereka lakukan. Saya juga cukup dekat dengan Arlin, jadinya saya ada
temannya dan tidak terlalu tegang dalam bekerja.
Ketika
ingin berbuka puasa, supervisornya juga sering menawarkan saya makanan. Namun
seminggu sebelum PKL kami selesai, tiba-tiba Izul dikeluarkan dari situ. Sebab Izul
banyak sekali absennya. Jadinya hanya tersisa 3 orang saja, dari yang awalnya 6
orang. Beberapa hari sebelum PKL selesai, kami dites untuk mencari
barang-barang. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, saya selesai
melaksanakan PKL. Saya benar-benar sedih ketika melaksanakan hari terakhir PKL.
Sebab pada hari itu adalah hari terakhir saya berada disitu. Mungkin saya akan
sangat merindukan suasana ditempat PKL. Sebelum saya pulang, saya diberikan THR
terlebih dahulu sama karyawan-karyawannya. Sedangkan supervisornya memberikan
bungkusan. Setelah itu saya berfoto bersama dengan karyawan-karyawannya serta
supervisornya. Saya benar-benar sedih karena harus meninggalkan tempat PKL.
Saya
juga pernah beberapa kali diberikan kesempatan oleh supervisornya dalam memimpin
doa. Saya jelas deg degan sekali, apalagi saya harus memimpinnya dihadapan
karyawan dan bahkan dihapadan supervisornya. Namun karena supervisornya sudah
mempercayai saya, jadinya saya juga gak boleh mengkhianati kepercayaannya. Hingga
akhirnya saya mulai memimpin doa tersebut. Hmm, entahlah apakah kelak saya bisa
merasakan hal seperti ini lagi. Bekerjanya serius tapi juga tidak terlalu
serius banget. Kadang ada keseruan, keceriaan, asyik, dll. Apakah saya juga
bisa mendapatkan rekan kerja seperti ini lagi? Entahlah, itu semua adalah
rahasia tuhan. Tugas saya hanya berusaha, berusaha, dan selalu berusaha. Serta selalu
diiringi juga dengan sebuah doa.
Ohh
yaa, kenapa saya merasakan sedih? Sebab diswalayan situ ada seseorang yang
menjadi penyemangat saya. Seseorang itu saya juluki sebagai malaikat kecil. Tapi
karena cerita dia sebelumnya sudah saya ceritakan dalam postingan saya yang
berjudul Penantian yang Tak Kunjung Datang dan juga Penantian yang Akhirnya
Datang Juga. Jadinya sosok dia tidak saya ceritakan lagi dicerita ini. Saya
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada karyawan-karyawan dan supervisornya.
Baiklah saya akan memulainya satu persatu.
Pertama
saya ingin berterima kasih sekali kepada supervisornya yaitu Bu Herna. Sebab bu
Herna sudah banyak mengajarkan saya tentang dunia pekerjaan. Banyak sekali yang
saya dapatkan dari bu Herna, yang Insya Allah akan bermanfaat untuk saya kelak
suatu hari nanti. Saya juga berterima kasih karena bu Herna sudah memberikan
kami kesempatan kedua. Kami atau lebih khususnya saya pribadi memohon maaf yang
sebesar-besarnya, apabila selama saya PKL, saya banyak sekali melakukan
kesalahan. Saya juga bersyukur karena mempunyai atasan sebaik ibu. Walaupun
banyak yang memandang ibu tidak baik, tapi bagi saya ibu adalah sosok orang tua
yang sangat perhatian kepada anak-anaknya. Ibu juga sudah saya anggap sebagai
ibu saya sendiri. Pokoknya gak ada yang bisa saya katakan lagi selain terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada bu Herna.
Kemudian
saya juga berterima kasih kepada Mba Diah dan Kak Riscans (Riska) sebab kalian
juga sudah banyak mengajarkan saya. Mba Diah mengajarkan saya cara berhitung.
Seperti menghitung stock value, menghitung jumlah harga dan barang datang, dll.
Maklumlah soalnya mba Diah adalah seorang ADM. Kalau Kak Riscans jabatannya
adalah EDP. Hahaha awal-awal saya PKL, saya sering sekali dikerjai oleh kak
Riscans. Tapi lama kelamaan, saya semakin akrab dengan kak Riscans. Kak Riscans
juga sudah membantu saya untuk berbicara kepada bu Herna, agar saya bisa masuk
kembali PKL pada besok lusanya. Kak Riscans juga sering bercanda sama saya.
Pokoknya saya sangat berterima kasih kepada kalian berdua.
Terus
saya juga berterima kasih kepada Mba Rizki dan Kak Wilan. Mba Rizki dan Kak
Wilan adalah seorang kasir ditoko. Walaupun saya gak begitu dekat dengan mba
Rizki, tapi terkadang mba Rizki juga sering membantu saya. Beda sama kak Wilan,
saya sangat dekat sekali dengan kak Wilan. Bahkan ketika saya sedang bête, saya
sering sekali ngobrol-ngobrol sama kak Wilan. Selain itu kak Wilan arah
rumahnya juga satu arah sama saya. Jadi sering sekali kak Wilan pulang bareng
bersama saya. Terkadang saya juga sering meledeki teman saya yang bernama
Mardani. Sebelumnya Mardani memang PKL ditempat saya PKL, serta Mardani juga
suka dengan kak Wilan. Jadinya saya sering sekali membuat Mardani Panas. Dan
yaa pokoknya saya berterima kasih kepada kalian berdua.
Saya
juga berterima kasih sama Mas Febri, Mas Ocep, dan Mas Yandi. Mas Febri adalah
adalah kepala counter di divisi saya. Jadinya dia juga sangat membantu saya
dalam kelancaran melaksanakan PKL. Kalau mas Ocep adalah kepala counter dari
divisi ATK. Dia bekerjanya paling serius. Jadinya susah untuk bercanda sama
dia. Tapi kalau dia udah bercanda, lumayan asyik juga loh orangnya. Kalau mas
Yandi adalah pramuniaga divisi ATK. Awalnya ketika saya bertemu dia, dia tuh
orangnya terlihat sinis dan sepertinya susah untuk diajak bercanda. Namun
setelah sekian lama saya mengenal dia, ternyata dia orangnya cukup gila juga. Mas
Febri dan mas Yandi juga sering bermain PS 3 bersama saya. Mas Yandi belum
pernah menang melawan saya, bahkan dia pernah saya bantai 8-0. Sedangkan mas
Febri pernah sekali mengalahkan saya, dan saya kalah dengan skor yang cukup
telak juga yaitu 6-1. Mas Febri sangat senang sekali ketika berhasil
mengalahkan saya. Hahaha, pokoknya saya mengucapkan terima kasih kepada kalian
bertiga karena sudah mau menjadi atasan sekaligus teman saya.
Saya
juga berterima kasih kepada Kak Arni, Mba Kiki, dan Reno. Mereka adalah
pramuniaga yang satu divisi dengan saya. Jadinya mereka juga sangatlah membantu
saya dalam menyelesaikan masa PKL. Apalagi Reno, usia dia tidak terlalu jauh
sama saya. Jadinya saya memanggil dia dengan sebutan namanya. Terkadang kalau
lagi gak ada bu Herna, saya dan Reno sering bermain-main ditoko. Seperti main
bola, tebak-tebakkan, bercanda, dll. Tapi itu semua kami lakukan kalau lagi
tidak ada pekerjaan. Terutama kalau masuk shift siang dan juga menjelang mau
pulang. Kalau gak ada Reno, suasana ditempat PKL terasa berbeda banget. Soalnya
dia yang bikin suasana menjadi lebih asyik. Bahkan saya dan Reno juga pernah
menyukai orang yang sama yaitu Gita. Namun ternyata akhirnya berbeda, sebab Gita
bukanlah wanita yang saya suka selama ini. Dia memang cantik, tapi saya lebih
tertarik sama temannya yang saya juluki sebagai malaikat kecil itu. Pokoknya saya
sangat berterima kasih kepada kalian bertiga, terutama Reno.
Terakhir
saya juga berterima kasih kepada Arlin, Jannah, dan Nunu. Sebab kalian sudah
menjadi junior terbaik saya. Kalian bisa mendengarkan perkataan saya, walaupun
jabatan saya tidak berbeda dengan kalian. Dan juga kedatangan kalian ditempat
PKL, membuat suasana ditempat PKL menjadi lebih berwarna lagi. Saya juga
mengucapkan selamat kepada 2 teman saya yaitu Andre dan Anjani. Karena pada
akhirnya kita bisa bertahan dan menyelesaikan masa-masa PKL. Yaa meskipun harus
ada 3 teman kita yang menjadi korban. Pokoknya saya berterima kasih banget
kepada kalian berlima, karena sudah menemani saya selama saya menjalankan
masa-masa PKL. Saya bisa berhasil, itu semua berkat kalian juga.
Mungkin
hanya ini pengalaman yang bisa saya ceritakan selama saya PKL. Sebenarnya masih
banyak keseruan lagi yang saya dapatkan selama saya PKL. Tapi kalau saya
ceritakan semuanya, saya juga bingung akan menghabiskan berapa lembar. Apalagi pas
datang barang, walaupun pekerjaannya banyak, tapi pekerjaannya sangatlah
mengasyikan. Waktu itu juga pernah ada satu customer datang dari Malaysia,
namanya kalau tidak salah adalah Icha. Dia cantik banget, manis, sopan, dan
suaranya bagus. Saya juga yakin kalau dia satu generasa sama saya. Hahaha,
lebih baik saya hentikan aja yaa pembicaraannya. Saya mengucapkan mohon maaf
yaa sahabat blogger, apabila adalah salah perkataan dalam postingan saya. Sebab
tidak bosan-bosan saya katakan bahwa saya hanyalah manusia biasa yang tidak
pernah lepas dari kesalahan. Terima kasih yaa sahabat blogger karena sudah
menyempatkan dirinya untuk membaca dan mengunjungi blog saya. Sekali lagi,
Terima Kasih. ^_^
No comments:
Post a Comment