Hallo sahabat blogger, akhirnya kita bisa bertemu lagi nih. Ohh
yaa maaf yaa jika saya baru aktif lagi. Soalnya beberapa hari ini, kondisi
kesehatan saya menurun. Jadinya saya baru sempat menulis dan melanjutkan cerita
Daily Life of Mans lagi. Mungkin karena saya kurang istirahat, jadinya kondisi
kesehatan saya menurun. Tapi Alhamdulillah, walaupun kondisi kesehatan saya
menurun, tapi sampai saat ini puasa saya masih lancar. Kalo sahabat blogger
gimana?, masih lancar juga kan puasanya. Gimana kalau kita langsung saja yaa
menuju ceritanya?. Tapi sebelumnya saya ingin memberitahu, bahwa cerita ini
saya bagi menjadi 2 part. Sebab saya juga tidak sadar bahwa saya sudah menulis
ceritanya dengan sangat panjang. Baiklah, berikut adalah ceritanya.
DAILY LIFE OF MANS IN BEKASI
Pada awal tahun 2005, keluarga saya akhirnya mampu mempunyai rumah
sendiri. Lebih tepatnya di Perumahan Bekasi Griya Asri 2. Awal pertama kali
saya pindah ke rumah itu, saya sudah mempunyai teman baru. Namanya adalah
Indra, dia adalah teman pertama saya ketika pindah ke rumah baru. Waktu itukan
tanah hook dirumah saya belum dibangun, jadinya saya sering sekali bermain bola
disitu bareng sama Indra. Setelah itu kemudian saya mengenal Ajay, kemudian
Danang, dan Dannil. Saya sering sekali bermain sama mereka. Apalagi Dannil,
soalnya waktu itu dia juga baru pindah. Tapi dia pindahnya setahun lebih dulu
daripada saya. Sering juga ketika sore tiba, saya mengajak Dannil untuk
jalan-jalan. Saya, abah saya, adik saya, dan Dannil naik motor bersama. Kami
sering sekali ke tempat si amang. Dia adalah seekor monyet, tapi ukurannya beda
dari monyet biasanya.
Pernah juga saya jalan-jalan naik sepeda bersama mereka. Sepeda
saya waktu itu keren banget dah. Jadi sepedanya gak pakai ban luar, alias hanya
roda atau velg nya saja. Walaupun aneh, tapi saya sering sekali memakainya.
Kadang juga saya sering tukeran sepeda sama teman-teman saya. Pernah juga pas
sore kita kan jalan-jalan naik sepeda. Ketika didalam perjalanan, entah kenapa
Dannil terjatuh kedalam saluran air. Badannya jadi penuh dengan kotoran. Kalau
gak salah sih waktu itu Dannil masih memakai seragam pramuka. Kemudian Dannil
pergi ke Masjid, dan membersihkan badannya. Dannil gak berani pulang, katanya
sih takut diomelin. Namun akhirnya Dannil memberanikan dirinya untuk pulang.
Tapi entah apa yang terjadi ketika dia sampai rumah?.
Waktu itu teman saya hanya mereka saja, sebab saya juga hanya
seminggu beberapa kali saja pulang ke Bekasi. Terus pernah juga ketika saya
sedang berada di Bekasi, saya disuruh oleh emak saya untuk membeli telur.
Akhirnya saya jalan ke warung. Namun setelah saya membeli telur, saya melihat
seorang anak perempuan seusia saya. Dan nama anak perempuan itu adalah Anggi.
Jadi ceritanya waktu itu saya berjalan di jalan sebelah kiri, soalnya rumah
saya memang berada didaerah kiri. Sedangkan Anggi berjalan dijalan sebelah kanan.
Nah ketika dalam perjalanan, antara saya dan Anggi saling menatap. Dan ketika
saya ingin masuk rumah saya, tiba-tiba saya terpeleset. Sehingga semua telur
yang saya beli pecah. Kemudian saya melihat Anggi, dan ternyata dia tersenyum
*sial, gara-gara dia saya terpeleset*. Kemudian saya gengsi, dan langsung
segera masuk kedalam rumah.
Dan pada tahun 2007, atau tepatnya ketika pelajaran baru dimulai,
saya memutuskan untuk pindah ke Bekasi. Saya pun mulai mengenal banyak teman
baru lagi, seperti Rizky, Pandu, Mas Rendy, Mas Adit, Iki, Sony, Singgih,
Habib, Ricko, Jeriko, dll. Dan saya pun akhirnya bisa bermain bersama-sama
dengan mereka, mulai dari mencari ikan, berendam dikali yang airnya tidak bau,
main petak umpet, kuda tomplok, polisi maling, main gundu, galaksin, tajos,
burok, dll. Namun pada saat itu terbagi 2 golongan. Yaitu golongan Mas Adit,
dan juga golongan Mas Rendy. Pada saat itu saya sering sekali main sama
golongan Mas Rendy, meskipun sebenarnya saya satu gang sama Mas Adit. Tapi
kadang juga ketika Mas Rendy memusuhi saya, saya memilih bermain sama Mas Adit.
Walaupun memang pada saat itu golongan Mas Adit tidak seseru
golongan Mas Rendy. Namun golongan Mas Adit benar-benar kompak, dan cukup asyik
juga. Hanya saja gak enaknya main sama Mas Rendy hanya satu, kadang suka
musuhin orang *maaf yaa mas J*. Dan juga kadang kalo lagi kesel, misalnya
kalo lagi kesel main bola, suka nendang-nendang bola gak pake arah. Lahh kita
semuakan pada takut, apalagi tendangan Mas Rendy kencang banget. Tapi Mas Rendy
adalah pemimpin yang baik. Waktu itu pernah saya punya masalah sama anak RT
sebelah. Dan Mas Rendy datang untuk membantu saya *thanks yaa mas*.
Namun semenjak Mas Rendy memutuskan untuk bermain dengan
orang-orang yang lebih dewasa darinya, jadinya pada akhirnya semuanya bersatu,
dan bermain sama Mas Adit. Bahkan antara saya dan Mas Adit, pernah menjalin
kerja sama dalam berbisnis. Dulu saya dan Mas Adit pernah jualan gantungan tas,
dan juga tarik-tarikan berhadiah itu. Dan yang menjadi sasaran kami adalah
teman-teman sekelas saya, atau bahkan anak-anak SD. Ide Kreatifnya Mas Adit
membuat gantungan tas, membuat banyak sekali orang-orang yang ikutan jualan
gantungan tas persis seperti yang Mas Adit buat. Ohh yaa, ketika saya pindah ke
Bekasi, ternyata penyakit saya kumat lagi. Bukan penyakit paru-paru, tapi
penyakit malas.
Ketika waktu sekolah tiba, saya sering sekali kabur. Bahkan ketika
itu saya pernah mengumpat dirumahnya Singgih. Tau gak saya mengumpat dimana?,
saya mengumpat dibawah kasur. Saya juga main kucing-kucingan sama pembantunya
Singgih. Ketika pembantunya Singgih sedang ngepel kebawah, saya langsung segera
ngumpet dibalik kasur. Ketika pembantunya Singgih sudah selesai, saya balik
lagi kebawah kasur. Saya berada dibawah kasur sampai sore *gilakan, berapa jam
tuh disitu*. Ketika saya pulang kerumah, saya langsung dimarahi oleh emak saya.
Karena emak saya sudah sempat menyari-nyari saya, bahkan dibantu oleh
teman-teman saya *gilaa udah bener-bener kaya orang hilang*. Bahkan waktu itu
Ajay sempat mencari dirumah Singgih. Tapi untung aja Singgih masih bisa diajak
bekerja sama.
Saya juga pernah dimarahi sama bapaknya Singgih. Jadi waktu itukan
uang saya habis, dan saya ingin beli es. Kemudian saya menghampiri Singgih, dan
ingin minjam uang 500 perak sama Singgih. Saya juga mengatakan bahwa pas
maghrib atau besoknya saya ganti. Namun Singgih mengatakan bahwa dia gak punya
uang, padahal sebenarnya punya. Saya pun kesal, dan akhirnya pulang kerumah.
Pas malamnya saya melihat Singgih memberitahu tempat membeli petasan kepada
teman-teman yang lain. Padahal dia berjanji sama saya untuk tidak
membocorkannya. Saya semakin kesal, setelah itu saya melemparkan petasan korek
kedekat Singgih.
Kemudian Singgih pulang, dan mengadu sama bapaknya. Ketika saya
sedang melihat teman-teman saya yang sedang latihan band untuk acara 17-an,
tiba-tiba saya dipanggil oleh bapaknya Singgih. Setelah itu saya dimarahi habis-habisan.
Namun bapaknya Singgih taunya kalau saya malakkin Singgih. Memang pas Singgih
tidak meminjamkan uang, saya sempat kesal. Namun saya sebenarnya kesal ketika
tau bahwa Singgih telah ingkar.
Ngomong-ngomong soal petasan, dulu saya pernah terkena petasan.
Jadi waktu itu sebelum shalat tarawih, saya ingin menyalakan petasan. Petasan
yang saya nyalakan adalah petasan roket, atau yang lebih dikenal petasan
jangwe. Kemudian saya bakar, namun setelah saya bakar, petasan itu gak nyala
juga. Saya bingung, lalu saya pegang petasannya. Dan seketika petasan itu
langsung meluncur, dan mengenai mata saya. Dan rasanya tuh benar-benar sangat
perih sekali. Kalau gak salah sampai 3 hari saya merasakan perih itu. Tapi
Alhamdulillah mata saya tidak apa-apa. Untung aja ukurannya kecil, kalo besar
mungkin ceritanya akan berbeda.
Pernah juga saya, Singgih dan Ajay patungan untuk membeli rokok.
Niat awalnya saya hanya ingin mengambil bungkusnya saja, sedangkan isinya akan
saya berikan sama pemulung yang berada didekat rumah saya. Namun kemudian
Danang datang, dan menghasut-hasut kami. Akhirnya kamipun terjebak dengan
hasutannya, dan mencari rumah kosong. Sesampainya dirumah kosong, kami berempat
langsung menghisap barang yang sudah kami beli itu. Namun setelah itu saya
sadar, bahwa paru-paru saya sudah tidak sehat lagi. Apalagi saya kan pernah
terkena penyakit paru-paru.
Jadinya setelah itu, dan sampai sekarang saya terbebas dari rokok.
Saya beruntung sekali, karena saya tidak seperti orang-orang yang lain, karena
mereka sudah ketergantungan sama barang itu. Untung aja hal itu membuat saya
tersadar, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang anti
rokok. Tapi saya bisa juga disebut sebagai perokok pasif. Walaupun saya tidak
merokok, tapi saya sering menghirup asap rokok yang dibakar oleh orang-orang
yang ada disekitar saya.
Ngomong-ngomong soal Danang, dia adalah teman saya yang paling
pintar namun terkadang suka nekat juga. Saya sering mengandalkan dia dalam
banyak hal, sebab wawasan dia sangatlah luas sekali. Selain itu Danang adalah
orang yang paling susah dicari kalau saya dan teman-teman yang lain sedang
bermain petak umpet atau polisi maling. Soalnya Danang mengumpatnya ditempat
yang tidak terduga. Bahkan ditempat yang sangat gelap dan sepi. Tapi pernah
juga dia ketauan gara-gara pas dia ngumpet, tiba-tiba dia digigit semut *wkwkwk
:D*.
Waktu itu juga pernah setelah shalat subuh, saya dan teman-teman
saya ingin pergi ke rental PS. Namun sesampainya disana, ternyata rental PS nya
masih tutup. Saya dan teman-teman saya pun menunggu diluar. Terus saya melihat
Arza (adiknya Jeriko) sedang memainkan baterai AA dan memukulinya dibambu. Saya
merasa terganggu karena kebisingannya itu. Kemudian saya ambil baterainya dari
tangan Arza, kemudian melemparkannya ke kepalanya *aduhh anak orang lagi main
malah diganggu*. Dan seketika Arza langsung nangis, dan kemudian pulang
kerumah. Tapi untungnya Arza tidak mengadu sama orang tuanya. Tapi kini Arza
adalah adik kelas saya di SMK.
Ngomong-ngomong soal rental PS, saya punya sedikit cerita sedih
nih. Jadi waktu itu saya ingin ke rental PS, dan membawa sepeda adik saya.
Sepeda adik saya baru dibeli sekitar 3 minggu. Walaupun harga sepeda saya lebih
mahal daripada punya adik saya, namun sepeda adik saya lebih keren daripada
punya saya. Umi saya memarahi saya, agar saya tidak membawa sepeda itu. Namun
saya tetap memaksa, kemudian umi saya berkata bahwa kalau saya bawa sepeda itu,
maka sepedanya akan hilang. Dan benar saja, ternyata sepedanya hilang dirental
PS itu.
Awalnya saya ke rental PS hanya ingin melihat saja. Namun ada anak
kecil yang bernama Difa, kemudian dia mengajak saya untuk bermain. Akhirnya
saya bermain bersama dia, sampai tidak ingat waktu. Ketika sudah selesai, saya
melihat bahwa sepeda adik saya sudah tidak ada diparkiran. Saya takut, dan gak
berani untuk pulang. Hingga akhirnya saya pulang, dan dimarahi oleh orang
rumah. Emak saya ke rental PS itu, dan menanyakan keamanannya. Tapi orang
rental itu berkata bahwa mereka tidak mau bertanggung jawab. Kemudian emak saya
berkata bahwa rental PS itu akan bangkrut. Hingga akhirnya ucapan dari emak
saya benar, sebab beberapa bulan kemudian rental PS itu menjadi bangkrut.
Pernah juga nih ada kejadian aneh, jadi saya pernah membonceng
Rizky menggunakan sepeda. Namun pada saat itu Rizky kebanyakan ngomong.
Akhirnya saya pun loncat dari sepeda, sedangkan Rizky masih berada
diboncengannya itu. Jadi sepedanya gak ada yang menyetir. Kejadian itu berjalan
lumayan jauh juga, sebelum akhirnya Rizky loncat dari sepedanya. Saya
benar-benar takjub sekali dengan hal itu *yaa meskipun agak berbahaya juga
sih*. Tapi untung aja gak ada kendaraan lain yang lewat. Kalau ada, mungkin
bisa sangat berbahaya itu.
Rizky juga pernah saya ajak ke Jakarta. Jadi waktu itu saya ingin
mengambil sepeda saya yang ada di Jakarta. Terus umi saya menyuruh agar Rizky
juga ikut ke Jakarta. Awalnya Rizky menolak, namun akhirnya dia menerimanya.
Waktu itu kita perginya menggunakan kereta. Tau gak, itu adalah pertama kalinya
Rizky menaiki kereta?. Apalagi waktu itu umi saya naiknya dikepala kereta atau
ditempat masinis kereta. Jadi terasa lebih waw gitukan, soalnya pertama kali
naik kereta langsung dikepalanya. Pemandangannya juga sudah pasti lebih indah,
dan pasti lebih tegang daripada naik kereta digerbongnya. Soalnya kitakan bisa
melihat apa aja yang ada didepan kita. Tapi katanya sekarang udah gak boleh yaa
naik kereta didekat masinis?. Padahal enak banget tuh, tapi emang bahaya juga
sih. Bisa jadi mengganggu konsentrasi masinisnya.
Waktu itu Rizky juga pernah terkena penyakit cacar air. Dan pada
saat itu banyak teman-teman yang menjauhi Rizky, dan tidak ada yang
menemaninya. Katanya sih teman-teman yang lain pada takut tertular. Namun tidak
bagi saya, saya tetap setia menemani Rizky. Yaa meskipun pada akhirnya saya
memang terkena cacar air juga. Tapi itulah yang namanya teman sejati. Teman
sejati itu selalu ada disaat kita sedang berada dimasa sulit. Bukan hanya saya
saja yang tertular cacar air, tapi teman-teman saya yang lain seperti Asep dan
Risal juga sama terkena cacar air seperti saya. Bahkan pada saat itu adik saya
juga terkena cacar air.
Saya juga pernah masuk kedalam gorong-gorong *gak tau ini
maksudnya apa?*. Jadi waktu itukan saya ingin mencari ikan, terus ikannya masuk
kedalam gorong-gorong. Untuk mencari ikan itu, akhirnya saya masuk kedalam
gorong-gorong itu. Kalau gak salah sih ada 2 teman saya lagi yang masuk bersama
saya, tapi saya lupa siapa aja. Bukannya saya dapat ikan, tapi malah banyak
sekali nyamuk disitu. Dan untung aja didalam gorong-gorong itu gak ada hewan
yang berbahaya.
Terus saya juga pernah nih ingin menyeberangi sebuah kali. Sekilas
topik yang ingin saya bicarakan ini biasa saja. Tapi waktu itu saya
menyeberangi kalinya bukan menggunakan jembatan, tapi dengan cara
bergelantungan dipohon seperti Hercules. Saya memegang ranting itu, dan mulai
mencari posisi yang tepat untuk berayun. Hingga akhirnya saya bergelantungan
dipohon. Namun bukannya saya melompat ketika sampai ujung, tapi saya justru
ketakutan. Hingga akhirnya ranting yang saya pakai untuk bergelantungan
terhenti ditengah-tengah kali. Perasaan saya saat itu sangat panik dan takut
sekali. Karena saya juga takut kalau nanti tercebur kedalam kali itu. Hingga
akhirnya Mas Rendy mengetahui itu, dan dia mencari cara untuk menyelamatkan
saya. Dan akhirnya saya bisa diselamatkan juga *thanks banget yaa mas*.
Seandainya Mas Rendy tidak membantu saya?, mungkin ceritanya pun jelas akan
berbeda.
Beberapa hari kemudian, adik saya juga melakukan hal yang sama
seperti saya. Namun dia menggunakan ranting pohon yang berbeda *aduhh bodoh
banget sih*. Saya tidak mengetahui itu, sebab saya sedang berada dirumah. Dan
ternyata ranting yang digunakan bergelantungan oleh adik saya juga terhenti
ditengah kali. Namun adik saya tidak bisa menahannya, hingga akhirnya terjatuh.
Dan ternyata kakinya adik saya terkena pecahan kaca. Seketika adik saya
menangis, sebab kakinya sudah penuh dengan darah. Kemudian teman-teman saya
membawa adik saya untuk pulang. Emak saya terkejut sekali, karena kakinya adik
saya penuh darah. Kemudian emak saya membersihkan kakinya adik saya, kemudian
menaruhkan kawa-kawa. Sama seperti saya dulu, adik saya juga tidak dijahit.
Hanya menggunakan kawa-kawa saja. Mungkin kawa-kawa memnag sudah menjadi obat
bagi keluarga saya.
Dulu saya juga sering sekali menaiki rumah pohon. Terkadang rumah
pohon itu dipakai sama saya dan teman-teman saya untuk bersantai, atau bahkan
untuk makan sesuatu. Tapi kali ini ceritanya berbeda. Jadi waktu itu saya
mengajak Oji (adiknya Ajay) ke rumah pohon. Tapi saya membawa penyedap masakan
atau masako. Kemudian saya mengatakan kepada Oji agar mau memakan sebungkus
masako. Saya juga berkata kalau memakai ini, Oji bisa mempunyai kekuatan super,
dan bisa melawan Ajay dan kakak-kakaknya. Oji pun mempercayai itu, hingga
akhirnya saya dan Oji sama-sama makan masako dirumah pohon itu. Hahaha, kasian
banget yaa anak orang saya bohongi dengan embel-embel kekuatan super. Jangan
ditiru yaa perbuatan saya, dan jangan berlebihan juga yaa makan yang asin-asin.
Saya juga sempat menyukai salah satu anak perempuan yang ada di RT
saya. Dia adalah Lala, atau lebih tepatnya anaknya guru ngaji saya *anak guru
ngaji disukai, gila banget sumvah*. Jadi awal pertama kali saya menyukainya
yaitu pada saat saya bertemu dengan dia di Masjid. Pada saat itukan saya ingin
kerumah guru ngaji saya, untuk mengambil kartu. Namun ketika di Masjid, saya
malas mengambil sandal saya yang ada dibagian samping. Yaudah, saya pakai aja
sandal orang. Dan ternyata sandal yang saya pakai adalah sandalnya Lala.
Kemudian Lala melihat itu, dan dia langsung ngomel-ngomel ke saya. Entah kenapa,
pada saat itu saya langsung menyukai Lala. Apalagi pada saat itu adik saya
sering membohongi saya tentang Lala. Jadinya kan saya jadi gimana gitu. Sebagai
tanda bukti saya pernah menyukai Lala, jadi dilemari yang ada dikamar, ada
tulisan Fathur love Lala *lovenya tapi pakai tanda love*.
Terus saya juga pernah main polisi maling di RT saya. Namun karena
bosan orangnya itu-itu aja, makanya Mas Rendy mengajak anak cewek untuk
mengadu. Jadi anak cowoknya jadi maling, sedangkan ceweknya jadi polisi. Saya
pernah tertangkap sama anak perempuan di RT saya yang bernama Lia. Dia
menangkap saya, dan terus memegang tangan saya, bahkan tangan saya tidak
dilepas oleh dia. Seketika saya mengingat kejadian ini, seperti halnya yang
pernah Ayu lakukan kepada saya dulu. Rumah saya dulu sering dijadikan tempat
untuk berkumpul. Saya kan punya PS, jadi kadang teman-teman saya main Winning
(soalnya waktu itu masih zaman WE), Yugioh, Naruto, dll dirumah saya. Saya juga
pernah membeli kaset PS di mamih galak (pemilik rental PS, namun bukan rental
yang saya sebutkan tadi). Mamih itu marah-marah mulu. Memang salah saya juga
sih, beli kaset satu tapi yang datang se-RT.
Waktu itukan saya pernah ditinggal pergi sama emak dan abah saya
karena ada arisan keluarga. Kemudian saya mengajak teman-teman saya untuk
menemani saya. Saya lapar, dan saya mencoba membuat nasi goreng. Setelah nasi
gorengnya sudah saya buat, teman saya yang bernama Iki mengatakan bahwa nasi
goreng bikinan saya pasti gak enak. Namun ketika saya menyuruh dia untuk mencoba,
dia malah terus terusan minta. Semenjak itu, ketika saya sedang ditinggal
pergi, maka saya membuat nasi goreng sendiri untuk makan. Dan kata teman-teman
saya, nasi goreng buatan saya lumayan enak.
Untuk Iki, saya juga punya cerita nih tentang dia. Jadi dulu saya
sama Iki pernah main menggunakan sepeda. Dan entah kenapa, tiba-tiba sepedanya
menabrak jemuran orang. Sampai-sampai kaki jemuran itu jadi patah. Kemudian
yang punya jemuran itu minta ganti rugi. Akhirnya orangnya kerumah Iki, dan
menemui ibunya dah. Saya juga pernah main sama teman saya yang bernama Rendi
*bukan Mas Rendy yaa*. Dia itu berasal dari RT sebelah. Saya dan Rendi lagi
berteduh disebuah pos. Soalnya pada saat itu sedang hujan deras. Di pos itu ada
sebuah meja tenis yang sedang didirikan. Kemudian saya memainkan kaki meja
tenis itu dengan mengayun-ayunkannya.
Namun tiba-tiba saya terpeleset, dan kaki meja tenis itu membentur
hidung saya. Dan rasanya itu sangatlah sakit sekali. Saya bertanya kepada
Rendi, apakah hidung saya berdarah?. Soalnya saya takut kalau hidung saya
mimisan. Untungnya hidung saya tidak mengeluarkan darah. Besoknya setelah saya
ngaca, saya melihat kalau tulang hidung saya gak lurus alias seperti patah.
Semenjak saat itu saya sadar, bahwa hidung saya tidak mancung dengan sempurna.
Mungkin memang tidak ada yang menyadari itu. Tapi kalau dilihat dengan jelas
dari dekat, maka pasti akan terlihat kalau tulang hidung saya agak bengkok.
Ohh yaa, saya pernah membuat sebuah tim sepak bola di RT saya. Dan
saya memberikan nama tim itu dengan nama Persitam FC. Pada saat itu saya
memakai nomor punggung 11. Entahlah kenapa saya dulu suka banget sama angka
itu?. Saya membuat tim itu, setelah RT saya berhasil menjadi juara 1 dalam
kompetesi antar RW. Soalnya waktu itu tim RT saya tidak mempunyai kostum.
Sedangkan RT yang lain pada punya kostum masing-masing. Pas laga final lawan RT
009, pertandingannya benar-benar sangat dramatis sekali. Karena RT saya (RT
003) sempat tertinggal 0-2, sebelum akhirnya berhasil menang 3-2. Tapi pada
saat itu saya tidak main, sebab saya sedang tidak sehat. Namun saya tetap
merayakan kemenangan bersama teman-teman saya. Karena saya juga bagian dari
mereka, dan saya juga sempat bermain di pertandingan awal.
Terus saya juga pernah menghasut teman sekelas saya yang bernama
Andi untuk bolos. Jadi waktu itukan habis pulang renang, saya menyuruh Andi
untuk tidak pulang kerumah dulu. Dan dia juga mau diajak bekerja sama. Besoknya
pas disekolah, Andi dipanggil oleh guru. Karena teman sekelas saya yang bernama
Andre melihat Andi bolos. Namun bukan saya sama Andi yang dipanggil, melainkan
Andi sama Guntur yang dipanggil *wkwkwk, mungkin karena namanya ada Turnya juga
kali yaa*. Saya bersyukur sekali karena saya tidak dihukum. Beberapa minggu
kemudian, guru saya ingin memindahkan kelas saya. Namun saya dan abah saya
memohon kepada guru saya, agar saya tidak dipindahkan. Karena saya sudah nyaman
sekali dikelas yang itu. Hingga akhirnya saya tidak jadi dipindahkan. Saya pun
senang sekali, dan akhirnya saya kembali bersekolah lagi.
Pada saat itu sih nilai saya sangatlah buruk, yaa mungkin karena
belum beradaptasi sama sekolah yang baru kali yaa. Namun perlahan-lahan saya
mulai bangkit, hingga akhirnya saya bisa diandalkan kembali oleh teman-teman
sekelas saya. Pas saya kelas 5, ada teman baru yang masuk kesekolah saya, dia
adalah Yuma. Saat itu saya sengaja menyuruh Yuma untuk duduk sama saya. Saya
berkenalan dengan Yuma, namun lama kelamaan saya jadi sering membully Yuma.
Hampir setiap hari dia selalu saya isengin, meskipun terkadang dia sering
membantu saya *sorry banget yaa yong, kita tetap temen kan J*. Namun pas
semester 2, tempat duduk Yuma dipindahkan. Cukup jauh juga sih jaraknya sama
bangku saya. Semenjak itu, saya jadi jarang main sama Yuma lagi. Pas SMP kelas
7, saya sekelas lagi sama Yuma. Tapi kali ini sikap saya biasa-biasa saja.
Karena saya sadar, apa yang saya lakukan dulu adalah salah. Jadi sebisa
mungkin, saya mencoba bersikap baik sama Yuma.
Ketika saya SD, saya sempat juga menyukai beberapa perempuan. Anak
perempuan pertama yang saya suka ketika saya pindah kesekolah baru adalah
Citra. Citra tuh orangnya putih, cantik, manis, dan dulu sering juga naik
sepeda. Saya menyukainya, karena dulu saya sering sekali becanda sama dia.
Namun pas kelas 6, saya jadi seperti ada jarak sama Citra. Soalnya pernah waktu
itu sepertinya Citra ingin berbicara sama saya. Namun tiba-tiba saya melihat
bahwa ekspresinya dia langsung berubah, karena Angel terlebih dahulu datang
menghampiri saya. Setelah itu, Citra jadi bersikap dingin sama saya. Sayang
banget tuh, padahal saya sudah mempunyai perasaan sama Citra dari kelas 4. Yaa
meskipun pas kelas 5 saya juga sempat menyukai seseorang lagi, yaitu Eka. Namun
pada saat itu perasaan saya untuk Citra tetap saya jaga. Eka tuh orangnya
manis, dan juga sangatlah pintar. selain itu dia juga mengingatkan saya sama
Ayu.
Ohh yaa, siapa itu Angel?, dia adalah teman sebangku saya ketika
saya kelas 5. Sebenarnya saya juga mempunyai banyak cerita sama Angel, tapi
saya tidak akan memberitahukannya. Sebab saya dapat kabar bahwa sekarang Angel
sudah mempunyai keluarga. Jadi saya gak mau mengungkit-ungkit masa lalu lagi,
soalnya demi kebaikannya. Namun ada satu hal yang mungkin akan saya ceritakan.
Jadi dulu saya pernah merusak tempat pensil Angel, lalu saya berjanji akan
menggantinya. Kemudian Angel meminta untuk diganti sama kaos Jak Angel. Saya
menyetujuinya, namun sampai saat ini saya masih belum menepatinya *maaf yaa
Angel L*. Dulu saya benar-benar player banget, tapi maklumlah. Namanya juga
masih belum baligh, dan juga seandainya suka sama seseorang, maka Cuma
suka-sukaan aja atau yang lebih dikenalnya cinta monyet ajalah.
Ohh yaa pas ingin naik kelas 6, akhirnya saya dikhitan. Saya
dikhitan menggunakan laser. Banyak teman-teman saya yang mengatakan bahwa sunat
itu sakit, namun ada juga yang mengatakan seperti digigit semut. Perasaan saya
saat itu campur aduk, antara takut dan engga. Namun karena khitan saya sudah
direncanakan, jadinya mau gak mau saya harus tetap khitan. Pagi-pagi banget
saya diantar keluarga besar saya menuju tempat khitan. Sesampainya disana, saya
langsung menuju ruang operasi. Kemudian saya disuruh terbaring. Saya
benar-benar takut sekali. Saya menutup mata saya, dan sempat juga saya membuka
mata saya. Namun anehnya ketika saya membuka mata saya, saya melihat Almh.
Nenek saya (ibu dari ayah, bukan emak) berada didekat umi saya. Kemudian saya
kembali menutup mata saya, dan kemudian dokter mengatakan kalau saya sudah
selesai dikhitan.
Wahh ternyata gak terasa sama sekali. Lalu saya mengatakan kepada
dokternya agar tidak diperban. Kemudian setelah itu saya pulang kerumah. Waktu
itu supirnya ingin lewat jalan pintas, namun ternyata jalannya ditutup. Untung
aja biusannya tidak habis dijalan. Sesampainya dirumah, saya terkejut sekali
ketika mengetahui bahwa teman-teman saya sudah menunggu didepan rumah saya.
Setelah itu saya masuk kedalam rumah, dan beristirahat. Beberapa saat kemudian,
biusan saya habis. Dan sumvah itu rasanya sakiiitttt sekali. Saya berteriak,
dan gak bisa menahan kata-kata saya, jadinya semua kata-kata yang ingin saya
katakan, saya sebutkan semuanya. Bahkan saya juga menonjok-nonjok tembok rumah
saya. Uyut saya hanya mengatakan kepada saya agar saya mengatakan semua apa
yang saya ingin katakan sambil mengipasi saya.
Kemudian sorenya teman-teman saya pada datang kerumah saya, dan
mengucapkan selamat kepada saya. Sehari kemudian, saya mulai memakai celana. 3
hari kemudian saya sudah bermain keluar, bahkan saya sudah main warnet. Bahkan
waktu itu juga ada ibu-ibu yang berteriak dan mengkhawirkan saya, lalu ibu-ibu
itu menyuruh saya agar tidak main kemana-mana dulu. Namun saya meyakininya, dan
mengatakan bahwa saya sudah lebih baik. Dan seminggu kemudian, saya berenang
sama teman-teman saya. Tujuan saya renang sih satu, agar jahitannya bisa lepas
dengan sendirinya.
Beberapa hari kemudian sahabat saya dari Jakarta yaitu Arif, Buang
dan Osvaldo/Tompel datang kerumah saya. Soalnya besoknya ada acara syukuran
khitanan saya dirumah. Malamnya ketika Buang sedang tertidur, saya dan Arif
masih begadang sampai malam. Kemudian saya dan Arif mempunyai niat jahat untuk
mengerjai buang. Lalu saya dan Arif ke tempat Buang tidur, dan mengolesi
pelindung nyamuk dimulutnya. Buang merasa kepahitan, dan dia pun terbangun. Dan
besoknya Arif dan Buang jadi dingin. Namun tidak bertahan lama, sebab malamnya
mereka sudah baikan kembali.
Dulu teman rumah saya yaitu Danang pernah berkata sama saya, bahwa
jika kita ingin orang yang kita sukai menyukai kita, maka ambil rambutnya.
Setelah itu ditaruh digelas, kemudian tambahkan air hangat, kemudian diaduk
sampai 5 menit. Setelah itu baru dah kita minum. Jika cara itu tidak berhasil,
masih ada satu cara lagi. Tapi masih tetap menggunakan rambut seseorang yang
kita suka. Jadi setelah kita mengambil sehelai rambut dari seseorang yang kita
suka, kemudian kita ikatkan di *maaf* burung kita. Saya penasaran, dan saya
ingin mencoba cara itu. Sebagai sasarannya, saya ambil sehelai rambutnya teman
sekelas saya yaitu Intan dan Mutiara. Saya mengambil rambutnya Intan, karena
dulu dia dekat sama saya. Sedangkan saya mengambil rambut Mutiara, karena
menurut saya dia adalah anak perempuan yang sangat cantik dikelas saya.
Setelah saya mendapatkan rambutnya, saya langsung mencoba cara
yang pertama. Namun itu tidak berhasil, kemudian saya mencoba cara yang kedua.
Dan pada akhirnya keduanya pun tidak ada yang berhasil. Pernah juga Intan
penasaran kenapa saya sering sekali mengambil rambutnya. Tapi saya tidak
menjawabnya, namun Intan tau kalo sebenarnya rambutnya itu ingin digunakan hal
yang engga-engga. Soalnya teman saya pernah memberitahu Intan tentang hal ini.
Untung aja Intan gak marah, dan masih tetap bermain sama saya. Wahh sialan tuh
Danang, udah berkali-kali saya dikerjai sama dia. Tapi sebenarnya yang bodoh
adalah saya, sebab kenapa saya bisa percaya begitu aja yaa?.
BERSAMBUNG…
No comments:
Post a Comment