Selamat Datang di Cerita KakMans. Terima kasih karena sudah menyempatkan waktunya untuk mengunjungi dan membaca blog saya. ^_^ CERITA KAKMANS: June 2016

Thursday, June 23, 2016

Daily Life Of Mans In Bekasi (Part 2)

Dan akhirnya saya lulus SD, dan ingin masuk SMP. Tapi waktu itu saya sempat kecewa, karena tidak masuk SMP yang saya inginkan. Saya menangis, dan memaksa kedua orang tua saya agar bisa masuk sekolah itu. Hingga akhirnya saya pun bisa masuk ke sekolah itu. Kenapa saya bisa masuk?, jadi saya masuknya lewat jalan belakang. Ngertikan maksudnya?, jadi saya tidak perlu menjelaskannya lagi. Dan ternyata, pada saat itu untuk masuk sekolah itu memang sistemnya harus melalui jalan belakang. Mungkin banyak orang tua yang mengerti hal ini, jadinya mereka memainkan hal ini lebih cepat. Sedangkan pada saat itu umi saya tidak tau apa-apa soal ini.


Pas saya tidak diterima di SMP itu, seketika ibu-ibu di RT saya pada heran. Soalnya NEM SD saya cukup tinggi, yaitu 25. Masa gak bisa masuk sih?. Dan banyak juga ibu-ibu yang mengatakan kalau saya bisa saja masuk SMP favorit jika sekolah di Jakarta. Jelaslah mereka heran, masa yang NEM nya 18, atau bahkan ada yang sekitar 15 bisa diterima. Sedangkan saya yang NEM nya tinggi masa tidak diterima? *maaf bukannya saya sombong*. Kemudian saya masuk ke sekolah, namun saya masuknya seminggu setelah anak-anak yang lain masuk. Dan ternyata sangat banyak banget siswa yang telat masuk alias telat lewat jalan belakang. Ada kali satu kelas, tapi seingat saya sih ada sekitar 65 orang.

Beberapa bulan setelah saya masuk, kemudian penyakit saya kumat lagi. Ngertikan maksud dari penyakit saya?, ituloh malas. Namun saya malas karena ada beberapa pelajaran yang tidak saya suka, salah satunya MTK. Saya pernah mengajak Indra untuk bolos, dan dia pun menyetujuinya. Saya dan Indra bolos ke perumahan sebelah untuk main warnet. Namun Indra mempersiapkan bolosnya dengan sangat matang. Jadi waktu itu Indra membawa baju, celana, bahkan sandal *nih orang mau bolos atau mau pindah yaa?*. Sedangkan saya hanya bermodal mengganti baju sekolah saya saja. Setelah kita pulang dari warnet, kemudian saya menuju ke salah satu Masjid. Biar bagaimanapun apa yang saya lakukan salah, jadinya saya memohon ampun sama Allah.

Terus pernah juga saya bolos sekolah sama teman rumah saya, yaitu Indra, Dannil dan Singgih. Lagi-lagi saya bolos sekolahnya ke warnet. Pernah ada ibu-ibu dari perumahan sebelah yang mengatakan kepada kami bahwa jalan sekolah menuju sana, bukannya kesitu. Namun saya mengatakan kalau saya sekolah di SMP yang berbeda. Tapi setelah itu, lagi-lagi saya menyempatkan diri dulu untuk ke Masjid dan memohon ampun lagi. Pada saat itu, selama saya kelas 7, ada kali yaa sekitar 28 hari saya tidak sekolah. Saya bolosnya hanya 2 kali saja kok, sedangkan yang lainnya saya hanya berada dirumah atau bahkan sakit.

Saya juga pernah untuk pertama kalinya mengungkapkan perasaan saya sama adik kelas saya ketika SD. Dan dia adalah Shinta. Pada saat itu saya mengungkapkannya melalui SMS. Kemudian dia membalasnya dan mengatakan kalau dia butuh waktu. 3 hari kemudian dia SMS saya, dan dia meminta pulsa sama saya. Karena pada waktu itu saya suka sama dia, akhirnya saya membelikannya pulsa yang 5rb. Setelah pulsanya masuk, akhirnya dia mulai mempertimbangkan apa yang pernah saya katakan itu. Hingga akhirnya Shinta menerima saya. Namun setelah Shinta memberikan jawabannya, kemudian saya teringat dengan janji yang pernah saya katakan bahwa saya tidak ingin pacaran sebelum saya lulus sekolah.

Kemudian saya mengatakan kepada Shinta bahwa saya membatalkan apa yang pernah saya katakan waktu itu. Shinta bingung?, dan bertanya kenapa saya bisa berubah secepat itu. Bahkan dia sempat mengira kalau ada seseorang lagi yang saya suka. Namun pada saat itu saya tidak memberikan jawaban yang pasti. Hmm, maaf banget yaa Shinta. Kalau sekarang masih mau gak jadi pacar saya?, soalnya saya udah lulus sekolah nih *hehehe, becanda :D*. Tapi sebenarnya saya memang masih belum ada niat sama sekali sih untuk pacaran. Kalau mau, nanti saya langsung mengajak keluarga saya aja kali yaa ke rumah kamu, dan membawa roti buaya *jangan dianggap serius yaa, tapi kalau serius gak apa juga sih :p*.

Terus juga ketika saya kelas 7, untuk pertama kalinya saya menyukai lawan jenis saya setelah saya mengalami pubertas. Atau bisa disebut sebagai jatuh cinta pertama saya setelah puber. Jadi waktu itukan ada anak perempuan dari kelas lain, nah dia diledekkin terus sama teman saya yang bernama Wahid. Anak perempuan itu kecil, namun cerewet banget. Entah kenapa saya jadi tertarik sama dia, tapi menurut saya dia tuh unik. Kemudian saya berdoa agar saya bisa mengetahui namanya, atau bahkan saya bisa mengenalnya. Hingga akhirnya doa saya terkabulkan. Jadi waktu itukan ulangan semester, dan ternyata saya sebanggu sama dia. Hingga akhirnya saya mengetahui namanya, dan nama dia adalah Indah. Ketika saya sebanggu sama dia, memang benar sih kalau dia cerewet banget. Bahkan ada salah satu temannya yang mengatakan kepada saya bahwa saya harus siap mendengar ocehan Indah ketika saya sebanggu sama dia.

Saya hanya tersenyum, dan saya pun siap menerima semuanya. Terus juga pernah ada teman perempuan yang membully saya, dan dia adalah Anggi. Sebelumnya Anggi sudah saya beritahu yaa diatas. Saya gak mau membalas perlakuan Anggi, karena pada saat itu bapaknya Anggi adalah ketua RT di RT saya. Kemudian Indah pernah mengatakan kepada saya agar saya jangan mau diperlakukan seperti itu sama Anggi. Karena biar bagaimanapun saya harus bisa menjaga harga diri saya sebagai laki-laki. Setelah mendengar perkataan Indah, entah kenapa perasaan saya terhadap Indah semakin dalam. Perlahan-lahan saya mulai menghentikan perlakuan Anggi itu, namun dengan kelembutan, bukan dengan kekerasan. Hingga akhirnya lama kelamaan Anggi mulai baik sama saya.

Waktu itukan kelas saya berbeda sama Indah, namun saya selalu menyempatkan diri saya untuk duduk didepan kelas. Tujuannya sih satu, yaitu agar saya bisa melihat Indah. Apalagi waktu itu Indah sering sekali pas istirahat bolak-balik ke kamar mandi bersama sahabatnya, yang bernama Lulu. Jujur yaa, diam-diam dulu saya sering sekali memperhatikan profil dan membaca status fb nya Indah. Terus saya juga menyimpan foto Indah yang saya ambil dari fb nya. Bukannya untuk macam-macam, tapi untuk mengobati rasa rindu saya kepada Indah jika sewaktu-waktu saya rindu sama dia *ciyeee*. Kalau indah baca ini, saya mohon maaf yaa ndah J. Selain Indah, saya juga sempat menyukai perempuan yang bernama Dewi.

Dulu dia SD nya bareng sama saya, SMP nya juga bareng sih, tapi dia anak bilingual. Sebenernya saya sudah tertarik sama Dewi dari SD, namun pas SMP saya lebih tertarik lagi. Dewi tuh orangnya cantik, manis, putih, pintar, kalem, dll. Makanya ada juga beberapa teman saya yang suka sama Dewi. Tapi perasaan saya terhadap Dewi tidak sebesar perasaan saya kepada Indah. Selain itu, saya juga pernah menyukai guru matematika saya pas kelas 8 *gilaa mainstream banget guru disukai*. Guru itu masih muda, tidak begitu tinggi, dan pastinya cantik menurut saya. Saya yang awalnya tidak suka sama MTK, tiba-tiba jadi menyukai pelajarannya gara-gara guru itu. Pokoknya sebisa mungkin saya harus masuk ketika ada pelajaran MTK. Bahkan Indra pernah menulis nama saya love guru itu. Namanya juga kan kita gak tau jodoh kita itu siapa?. Banyak juga loh murid yang menikahi gurunya *hehehe kidding :p*.

Balik lagi ke Indah yaa, jadi ketika kenaikan kelas 9, saya selalu berdoa dan berpuasa. Tujuannya sih agar ketika saya kelas 9, bisa sekelas sama Indah. Saya juga bernazar, ketika saya mengetahui bahwa Indah sekelas sama saya, maka saya akan berpuasa selama beberapa hari. Kemudian teman saya yang bernama Febrina memberitahu saya bahwa Indah juga sekelas sama saya. Seketika perasaan saya langsung senang sekali, karena akhirnya saya bisa sekelas sama perempuan yang saya suka selama ini. Namun ternyata, lama kelamaan sekelas sama Indah membuat saya sakit hati. Soalnya saya sering sekali melihat Indah mengobrol dengan cowok, yaa meskipun itu hanya temannya saja sih. Terus juga Indah sering sekali becanda sama teman sekelas saya.

Akhirnya perasaan saya kepada Indah semakin berkurang. Untuk pertama kalinya saya benar-benar merasakan sakit hati. Dan untuk pertama kalinya saya menyesal dengan doa yang pernah saya ucapkan. Namun pernah juga waktu itu Indah pingsan, dan dibawa keruang kelas. Saya yang mengetahui itu, benar-benar khawatir sekali. Perasaan saya campur aduk, karena memikirkan Indah, yaa meskipun pada saat itu perasaan saya kepada Indah tidak sebesar sebelumnya. Akhirnya Indah tersadar, dan saya sangat bersyukur sekali. Pokoknya pada saat itu Indah sukses membuat saya khawatir. Hingga akhirnya sebelum UN SMP dilaksanakan, saya berhasil move on dari Indah seutuhnya. Karena pada saat itu saya menemukan sosok yang tepat untuk menggantikan Indah, yaitu peri kecil.

Hingga saat ini perasaan saya terhadap peri kecil masih tersimpan abadi. Dan untuk pertama kalinya saya mempunyai perasaan sedalam ini. Bisa saya pastikan bahwa peri kecil adalah perempuan satu-satunya yang mampu menembus kelubuk hati saya yang paling dalam. Sangatlah sulit, atau bahkan mustahil sekali untuk menggeser atau menggantikan posisi peri kecil dihati saya ini. Namun sosok peri kecil belum bisa saya ceritakan seutuhnya yaa. Ketika SMP, saya juga pernah mempunyai tim futsal bersama teman-teman saya yang kemudian diberi nama PSL FC. Awalnya saya ingin memakai nomor punggung 25, namun nomor itu sudah dipakai sama teman saya. Kemudian saya ingin memakai nomor 7, sebab nomor itu adalah hasil dari 2+5. Namun sebelum kaos futsal itu dibikin, saya langsung mengubah nomor punggung saya menjadi 26. Sebab angka itu adalah tanggal lahir dari Indah *wkwkwk, lagi-lagi berhubungan dengan Indah*.

Ketika di SMP, saya sering sekali dipanggil model dan artis youtube oleh teman-teman saya. Entahlah kenapa saya bisa dipanggil model?. Tapi kalo dipanggil artis youtube, itu karena waktu itu saya sering sekali membagikan video lipsync saya di youtube. Sehingga banyak teman-teman saya yang mengetahui, dan akhirnya mereka memanggil saya dengan sebutan itu. Bahkan saya juga membuat halaman di fb dengan nama ‘Sahabat Manfathur Lovers’. Walaupun yang like tidak banyak, tapi lumayan juga loh dapet like sekitar 34 orang *wkwkwk cukup eksis kan saya :D*. Saya juga dulu sangatlah aktif didunia maya, terutama fb. Dan banyak sekali adik kelas, atau bahkan dari sekolah lain yang pada curhat sama saya, terutama yang perempuan yaa. Saya juga sering sekali menulis nama saya dimeja sekolah. Kayanya hampir semua kelas deh pasti dimejanya ada nama saya. Namun semenjak saya menonaktifkan fb saya, tiba-tiba saya langsung kehilangan mereka semua.

Kenapa saya menonaktifkan fb saya?. Sebab waktu itu saya ingin fokus dalam melaksanakan ujian sekolah dan ujian nasional. Tapi bukan hanya itu aja sih, jadi dulu saya pernah taruhan sama Andi. Dan yang kalah taruhan harus memakai pp perempuan di fb. Saya kalah, dan saya harus memakai pp perempuan. Pada saat itu saya memakai foto Nabilah. Tau gak apa yang terjadi ketika saya memakai foto Nabilah?. Banyak banget orang yang merayu bahkan menggoda saya. Mereka gak tau atau gimana sih?, padahal saya kan laki-laki. Saya menjadi sangatlah risih sekali, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menonaktifkan fb saya. Tapi saya sering aktif di fb yang satu lagi, hanya saja di fb itu pertemaannya tidak sebanyak seperti fb yang pertama.

Saya juga punya cerita kelam nih ketika SMP. Jadi waktu itu saya ketinggalan pelajaran, dan saya mengirim sms kepada teman saya agar saya bisa mengejar pelajaran itu. Teman saya menyuruh saya kerumahnya, hingga akhirnya saya datangi rumahnya. Namun ternyata apa yang dia catat, masih sama seperti apa yang saya catat. Saya kecewa, dan saya ingin langsung pulang. Tapi teman saya menyuruh saya untuk membantu dia mengangkat jemuran dilantai 2. Saya menolaknya, namun teman saya memohon kepada saya. Hingga akhirnya saya merasa kasihan, dan membantu teman saya untuk mengangkat jemuran. Saya dan teman saya pergi kelantai 2 rumahnya untuk mengangkat jemuran.

Ketika selesai, tiba-tiba teman saya mendorong saya ketembok. Saya ketakutan, apalagi waktu itu teman saya ngomong agar saya untuk diam. Pada saat itu saya sadar bahwa teman saya ini memang agak berkelaian. Tapi akhirnya saya berhasil menghindar, dan langsung pergi. Besoknya teman saya meminta maaf, tapi saya diamkan, karena saya memang sangatlah trauma sekali dengan hal yang terjadi itu. Tapi untungnya saat ini teman saya itu udah normal kembali, dan mempunyai kekasih dari lawan jenisnya. Yaa meskipun dari sikap dan pembicaraannya masih agak lemah gemulai gitu deh. Itu memang kejadian yang sangat kelam dalam hidup saya. Saya kan masih lelaki normal, walaupun memang saya gak punya pacar. Tapi itu semua karena sebuah janji saya kepada diri saya sendiri, dan bukan karena faktor sebuah kelainan. Berarti Allah masih sayang sama saya, karena saya selalu dijauhkan dari hal-hal yang mungkin akan menjadi zinnah.

Waktu saya SMP, saya pernah dibuatkan kue kesukaan saya yaitu bika ambon oleh umi saya. Walaupun umi saya baru pertama kali bikin, tapi bika ambon yang dibuat oleh umi saya adalah bika ambon terenak yang pernah saya rasakan. Apalagi bentuk bika ambonnya beda dari yang biasanya. Jadi umi saya waktu itu membuat bika ambon dengan bentuk love. Selain itu, diatasnya juga ditaburkan keju oleh umi saya. Pokoknya benar-benar sangat enak sekali dah. Memang umi saya sangat jago sekali dalam hal coba-coba. Tapi faktor utama kue itu enak adalah karena umi saya membuatkannya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Dulu, hampir setiap hari saya dibawakan makanan oleh umi saya. Seperti nasi goreng, kwetiaw, mie goreng, pempek, martabak, dll. Pokoknya saya tinggal sms saja, dan nantinya umi saya akan membawakannya.

Setelah saya lulus SMP, saya mendaftar di salah satu SMK yang cukup terkenal juga di daerah Tambun. Kemudian saya dites, dan saya berhasil lolos. Namun ketika saya disuruh menghubungi orang tua saya, saya pun menolaknya. Lalu saya meminta izin untuk pulang, dan ingin memanggil umi saya. Sebenarnya itu Cuma alasan saya saja sih. Soalnya ketika saya mengetahui kalau saya diterima, saya benar-benar bingung sekali. Sebab salah satu syarat untuk masuk disekolah itu adalah minimal rambutnya harus 2cm. Seketika saya langsung minder pas mengetahui itu. Soalnya selama saya di SMP, rambut saya tidak pernah seperti itu. Rambut saya pada saat itu selalu sampai alis bahkan lebih poninya. Tapi rambut saya dikenal rapih, makanya dimaklumi.

Kemudian setelah itu saya mendaftar lagi di SMA megah yang berada didekat pasar. Saya sempat sekolah disitu selama 2 bulan, namun lama kelamaan saya menjadi asing. Karena selama 2 bulan, saya hanya sedikit mendapat teman baru. Pada saat itu saya benar-benar sulit sekali beradaptasi. Apalagi nama saya sudah jelek dimata salah satu guru. Dan saya sempat dibuat malu sama salah satu guru itu. Sebenarnya terjadi kesalahpahaman. Soalnya yang mengobrol adalah teman sebangku saya, dan teman yang ada didepan saya. Namun guru itu mengira bahwa saya yang mengobrol. Kemudian saya dipanggil dan disuruh berdiri didepan kelas. Perasaan saya pada saat itu benar-benar malu sekali. Apalagi dari SD, bahkan sampai SMP saya belum pernah diperlakukan seperti itu. Pokoknya pada saat itu mental saya benar-benar sangatlah payah. Setelah kejadian itu, besoknya saya memutuskan untuk tidak mau sekolah lagi disitu.

Kemudian umi saya mendaftarkan saya disekolah yang berada didekat rel kereta. Saya ke sekolah itu hanya sehari saja, soalnya ketika pertama kali saya datang kesitu, saya merasa bahwa hawa yang ada disekolah itu tidak bersahabat dengan saya. Kemudian lagi-lagi saya berhenti sekolah. Seragamnya pun dikembalikan lagi ke sekolah itu. Setelah itu abah saya mendaftarkan saya ke sekolah yang berada di perumahan tetangga. Alhamdulillah saya betah disekolah itu, bahkan saya bisa lulus dari sekolah itu. Dan saya bisa dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru itu. Sehingga saya bisa cepat mempunyai banyak teman.

Beberapa bulan setelah saya masuk SMK, umi saya meminta izin kepada saya untuk menikah lagi. Tau gak siapa calon suami barunya itu?, dia adalah cinta pertama umi saya yang sudah terpisahkan selama 20 tahunlah katanya. Namun semenjak umi saya menikah lagi, dia jadi lupa arah jalan pulang. Bahkan emak saya mengatakan kalau umi saya itu ibarat kacang yang lupa sama kulitnya. Sebenarnya pas ayah saya diberitahu bahwa umi saya akan nikah lagi. Ayah saya mengizinkan dan merelakannya. Namun ayah saya sangat terkejut sekali ketika mengetahui bahwa yang menikahi umi saya adalah cinta pertamanya. Ayah saya lemas, sebab ayah saya tau betul masa mudanya calon suami umi saya itu.

Dan akhirnya dugaan ayah benar, yaa begitulah sikap umi saya sekarang. Andai saja saya punya uang yang berlimpah, pasti saya akan menjemput dan membawa pulang kembali umi saya. Walaupun saya memang dekat sekali sama emak, tapi yang namanya umi akan selalu menjadi seorang ibu. Saya hanya ingin umi saya berada disamping saya. Entah apapun kondisinya itu, yang jelas saya ingin umi bisa kembali. Saya tidak pernah membenci umi saya, sebab saya sadar bahwa umi saya pernah mengorbankan nyawanya ketika melahirkan saya dulu. Saya sangat sayang sekali kepada umi saya. Yang saya benci tuh sikap dan perilaku dari umi saya. Kenapa bisa berubah ketika sudah menikah?. Apakah umi saya lupa yaa, kalau dia mempunyai seorang anak?. Entahlah, yang jelas saya yakin bahwa Allah selalu punya rencana lain dibalik ini semua.

Di SMK itu, saya pernah menyukai teman sekelas sama yang bernama Vivi. Dia juga anak baru seperti saya, hanya saja saya masuknya sebulan lebih dulu dari dia. Kenapa saya bisa menyukai dia?, sebab sekilas wajahnya dia mirip banget sama peri kecil. Bahkan ketika pertama kali dia masuk, saya kaget dan sempat mengira kalau dia adalah peri kecil. Makanya semenjak itu, saya jadi suka sama dia. Yaa hitung-hitung untuk menjadi semangat saya disekolah, dan juga mengobati rindu saya kepada peri kecil. Walaupun sikap dia tuh judes banget, dan suka marah-marah gak jelas. Pas kelas 11, atau tepatnya ketika ujian semester 2. Saya heran, karena tidak melihat keberadaan dia dikelas. Padahal saya kangen banget tuh, sebab pada saat itu saya sedang PKL, jadi tidak pernah ke sekolah. Makanya momen ujian ingin saya manfaatkan untuk mengobati kangen saya.

Namun bukannya senang, saya malah mendapat kabar bahwa dia mau menikah. Dan lagi-lagi saya merasakan sakit hati. Sampai-sampai pada saat itu PKL saya menjadi berantakan. Namun saya sadar, dan kembali bangkit lagi. Sebab selama ini saya melihat Vivi, hanya bagaikan saya melihat peri kecil saja. Dan perasaan saya terhadap Vivi juga tidak begitu besar. Tapi tau gak sahabat blogger, kalo saya pernah merekam sebuah syair?. Jadi syair yang berjudul ‘Sampai Ketemu Nanti Yaa Cuy’ itu sebenarnya saya tujukan untuk Vivi. Meskipun itu bukan karangan dari saya, tapi syair itu sangat cocok dengan suasana hati saya pada saat itu. Kalau mau mendegarkan syair dari saya, cari aja yaa di google. Bahkan syairnya udah bisa didownoload di beberapa web. Tapi carinya yang suara saya aja yaa. Atau kalau tidak mau ribet, buka aja soundcloud, lalu cari @sahabatfathur *sekalian promosi*.

Ngomong-ngomong soal PKL, jadi ada sebuah cerita nih. Bukan tentang PKL saya yang hampir gagal. Tapi ada sesuatu lagi nih yang menarik. Jadi waktu itukan arah rumah saya searah dengan salah satu karyawan perempuan disana. Dan dia adalah kak Wilan. Usia saya sama kak Wilan tidak begitu jauh, hanya sekitar 2 tahun saja bedanya. Saya sering sekali pulang bareng sama kak Wilan dengan menggunakan motor saya. Tau gak, kalo membonceng kak Wilan adalah kali pertamanya saya membonceng perempuan yang bukan berasal dari keluarga atau saudara saya. Jadi saya sangat berhati-hati sekali memboncengnya. Agar saya tidak dibilang modus. Padahal pada saat itu saya memang sangatlah tegang sekali. Gimana gak tegang?, kali pertamanya ituloh.

Sebenarnya pada saat PKL, ada juga perempuan yang saya sukai. Bukan kak Wilan yaa, tapi dia adalah junior saya. Dia berasal dari sekolah yang berbeda, namanya adalah Jannah. Wajahnya dia tuh lumayan cantik juga, apalagi wajahnya ada khas arabnya. Terus ditambah sama hidungnya yang mancung, makin tambah mempesona saja. Apalagi saya sama dia satu divisi, jadinya sering ketemu. Bahkan karyawan situ, dan juga ada temannya Jannah yang tau kalau saya menyukai Jannah. Tapi karena saya sudah memegang teguh janji saya, jadinya saya tidak mau terburu-buru. Lagian perasaan saya saat itu juga hanya sekedar suka saja kok, dan juga status saya tidak lebih antara senior dan junior. Tapi saya salut sama Jannah, jadi waktu itukan dia pernah ingin membatalkan puasa bareng temannya. Namun ketika dia mengetahui kalau saya masih lanjut berpuasa. Akhirnya dia tidak jadi membatalkannya, dan lanjut berpuasa juga.

Kemudian saya sempat juga menyukai teman sekelas saya yang bernama Savira. Saya menyukai dia sebab pada saat itu dia sering sekali menyapa saya. Kemudian saya menjadi baper, hingga akhirnya suka sama dia. Apalagi kalau melihat senyum khasnya, jadi membuat saya makin tertarik. Namun saya tau bahwa teman dekat saya yang bernama Jumadi sama Jundi juga menyukai dia *mereka berdua bukan kembar yaa*. Hingga akhirnya saya mencoba melupakan perasaan saya yang baper ini, agar saya tidak mengecewakan teman saya. Meskipun pada akhirnya yang jadian sama Savira adalah Gani (teman SMP saya).

Di SMK, saya juga punya sebuah kelompok yang bernama Anak Adam. Entahlah apa maksud dari nama itu?. Tapi kalau menurut saya sih, kita adalah anak-anak adam yang sedang berjuang untuk menggapai mimpi-mimpi kita. Sebenarnya saya ingin Anak Adam terus aktif sampai kapanpun. Dan saya juga punya banyak sekali proyek yang ingin saya lakukan bersama Anak Adam. Saya juga ingin nama Anak Adam bisa terkenal luas. Namun teman-teman saya gak ada yang sepemikiran sama saya. Jadinya susah deh, sebab komunikasinya pun tidak berjalan dengan baik. Mungkin kini Anak Adam adalah sebuah kenangan saja. Tapi asal kalian tau, bahwa saya sangatlah bangga sekali menjadi bagian dari Anak Adam.

Kemudian setelah selesai melaksanakan UN, saya dan teman-teman saya pergi berlibur ke Cibodas. Namun sebelum sampai tempat tujuan, uang saya sudah habis duluan. Karena pada saat itu saya terkena tilang 2 kali. Pertama di Cileungsi dan kedua di Puncak, jadinya uang saya habis untuk menebus itu semua. Tapi sebenarnya apa yang saya lakukan salah, tapi saya yakin kalau saat itu bukan operasi resmi. Karena teman saya sempat merekam, namun salah satu petugasnya marah-marah dan mengancam akan membanting kameranya. Selain itu juga gak ada tanda-tandanya kalau itu operasi resmi. Kalau memang itu operasi resmi, pasti petugasnya gak masalah jika harus direkam.

Hingga akhirnya tiba juga saat dimana saya mengetahui hasil ujian sekolah dan ujian nasional saya. Hasil ujian sekolah saya sangat memuaskan, sedangkan hasil ujian nasional saya cukup memuaskan. Biar bagaimanapun saya harus tetap mensyukuri apa yang saya dapatkan ini. Karena itu adalah murni hasil dari usaha saya sendiri. Dan usaha saya ini terbayarkan, dengan sebuah kata yang sangat sederhana tapi bisa membuat orang bahagia, yaitu LULUS. Kini saya harus menentukan, mau dibawa kemana hasil saya itu. Perjuangan saya tidak sampai disini saja, sebab perjuangan hidup saya masih sangatlah panjang. Kini tugas saya adalah menggapai semua cita-cita dan mimpi-mimpi saya.

Meskipun banyak perempuan yang saya sukai, namun saya baru 2 kali merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya. Pertama sama Indah, dan yang kedua jelas sama peri kecil. Dari sebuah cerita yang sangat sederhana ini, saya ingin mengatakan bahwa masa lalu itu tidak harus dilupakan. Dan bahkan jangan sampai kita melupakannya. Tugas kita adalah mengambil hikmah, dan menjadikan masa lalu itu sebagai sebuah pelajaran, agar kedepannya kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semua makhluk hidup yang ada didunia ini gak ada yang sempurna. Karena kesempurnaan itu hanya dimiliki oleh Allah SWT. Jadi jangan pernah kita merasa sombong ataupun mengeluh. Kita hanya perlu mensyukuri apa yang kita miliki ini. Karena Allah pasti tau mana yang terbaik untuk kita.

Cerita ini adalah sebagian kecil dari cerita kehidupan saya. Sebenarnya masih banyak sekali cerita dari hari-hari saya. Hanya saja saya tidak akan mungkin menceritakan semuanya. Sebab kalau saya menceritakan semuanya, kapan habisnya?. Selain itu ada juga beberapa cerita yang sangat tidak mungkin saya ceritakan disini. Kalian pasti punya banyak cerita yang menarik. Dan juga terkadang, pasti kita bakalan tersenyum sendiri kalau mengingat masa lalu. Senang, sedih, suka, duka, terluka, jatuh, bangkit, dll pasti kita semua sudah merasakannya. Tapi apakah kalian tau, dibalik semua itu ada sesuatu yang indah dan tidak ternilai harganya. Kita hanya perlu mensyukuri nikmat yang Allah kasih. Karena dengan begitu, kita akan mendapatkan keindahan.

Seperti halnya pelangi, dia begitu indah karena memiliki bermacam warna. Seandainya kalau pelangi punya satu warna saja?, apa itu masih bisa disebut indah?, jawabannya sudah pasti tidak. Sebenarnya Allah itu sudah memberikan berbagai macam nikmat kepada kita semua. Hanya saja terkadang kita lupa mensyukurinya. Sehingga disaat kita sedang terpuruk, kita pasti selalu menyalahinya. Tapi apakah disaat kita senang dan kita lupa untuk bersyukur, apakah Allah mengambil nikmat itu dari kita dengan begitu saja?, jawabannya juga tidak. Karena Allah adalah maha pemberi. Jadi Allah akan memberikan apa saja yang hambanya mau, asalkan hambanya mau berusaha. Hanya saja mungkin kita akan mendapatkan nikmat didunia, tapi belum tentu kita mendapatkan nikmat diakhirat. Maka, nikmat Allah mana yang kamu dustakan?.

Jadi apapun yang terjadi, kita harus senantiasa mensyukurinya. Dan jangan lupa juga agar kita selalu mengintropeksi diri kita sendiri. Coba deh lihat disekeliling kita, masih banyak orang-orang yang mungkin nasibnya lebih buruk daripada kita. Hanya saja, mereka selalu bersyukur dengan apa yang mereka punya. Mungkin nasib mereka tidak baik didunia, tapi bukan berarti nasib mereka juga buruk diakhirat. Kehidupan didunia itu hanya sementara, sebab tujuan akhir kita adalah akhirat. Maaf bukannya saya sok pintar atau merasa sudah sempurna, atau apalah. Sebenarnya kata-kata ini saya khususkan untuk diri saya pribadi. Karena saya sering sekali lupa mensyukuri atas semua nikmat yang Allah berikan kepada saya. Namun jika kata-kata yang saya tulis ini bermanfaat untuk kalian, maka saya mengucapkan Alhamdulillah. Tapi jika ada yang merasa tersinggung, maka saya mohon maaf.

Saat inikan bulan ramadhan. Jadi mari kita bersama-sama memanfaatkan momen ramadhan ini untuk memperbanyak ibadah kita. Jangan sampai dibulan ramadhan ini, kita hanya merasakan haus dan lapar saja. Saya juga masih mencoba untuk belajar kok. Yaa meskipun saya akui bahwa itu  memanglah sangat berat sekali. Jadi mari kita sama-sama belajar yuks. Walaupun usia kita masih muda, tapi yang namanya belajarkan memang harus dimulai dari usia muda. Jangan pernah mengatakan kalau usia kita masih panjang, dan lebih baik nanti-nanti aja. Kalau seperti itu, mau kapan kita mulai belajarnya?. Gak ada loh yang tau usia manusia, sebab usia manusia adalah rahasia Allah. Kan ada istilah seperti ini ‘Belajar di usia muda, bagaikan melukis diatas kertas. Sedangkan belajar di usia tua, bagaikan melukis diatas air’.

Mungkin hanya ini saja yaa sahabat blogger yang bisa saya sampaikan. Soalnya kalau saya teruskan, maka pembahasan kita malah makin tidak jelas dan juga akan menjadi tidak terarah. Entahlah ini bermanfaat atau tidak, yang jelas saya sudah mau menyampaikannya. Bila ada yang merasa keberatan karena nama-namanya saya sebutkan, maka saya mohon maaf sekali. Apabila tulisan saya kurang rapih, dan juga ada perkataan dari saya yang salah. Maka saya mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Karena saya hanyalah manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan. Terima kasih banyak yaa sahabat blogger, karena sudah menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengunjungi blog saya. Sekali lagi, Terima Kasih. ^_^
Baca Selengkapnya

Wednesday, June 22, 2016

Daily Life Of Mans In Bekasi (Part 1)

Hallo sahabat blogger, akhirnya kita bisa bertemu lagi nih. Ohh yaa maaf yaa jika saya baru aktif lagi. Soalnya beberapa hari ini, kondisi kesehatan saya menurun. Jadinya saya baru sempat menulis dan melanjutkan cerita Daily Life of Mans lagi. Mungkin karena saya kurang istirahat, jadinya kondisi kesehatan saya menurun. Tapi Alhamdulillah, walaupun kondisi kesehatan saya menurun, tapi sampai saat ini puasa saya masih lancar. Kalo sahabat blogger gimana?, masih lancar juga kan puasanya. Gimana kalau kita langsung saja yaa menuju ceritanya?. Tapi sebelumnya saya ingin memberitahu, bahwa cerita ini saya bagi menjadi 2 part. Sebab saya juga tidak sadar bahwa saya sudah menulis ceritanya dengan sangat panjang. Baiklah, berikut adalah ceritanya.


DAILY LIFE OF MANS IN BEKASI

Pada awal tahun 2005, keluarga saya akhirnya mampu mempunyai rumah sendiri. Lebih tepatnya di Perumahan Bekasi Griya Asri 2. Awal pertama kali saya pindah ke rumah itu, saya sudah mempunyai teman baru. Namanya adalah Indra, dia adalah teman pertama saya ketika pindah ke rumah baru. Waktu itukan tanah hook dirumah saya belum dibangun, jadinya saya sering sekali bermain bola disitu bareng sama Indra. Setelah itu kemudian saya mengenal Ajay, kemudian Danang, dan Dannil. Saya sering sekali bermain sama mereka. Apalagi Dannil, soalnya waktu itu dia juga baru pindah. Tapi dia pindahnya setahun lebih dulu daripada saya. Sering juga ketika sore tiba, saya mengajak Dannil untuk jalan-jalan. Saya, abah saya, adik saya, dan Dannil naik motor bersama. Kami sering sekali ke tempat si amang. Dia adalah seekor monyet, tapi ukurannya beda dari monyet biasanya.

Pernah juga saya jalan-jalan naik sepeda bersama mereka. Sepeda saya waktu itu keren banget dah. Jadi sepedanya gak pakai ban luar, alias hanya roda atau velg nya saja. Walaupun aneh, tapi saya sering sekali memakainya. Kadang juga saya sering tukeran sepeda sama teman-teman saya. Pernah juga pas sore kita kan jalan-jalan naik sepeda. Ketika didalam perjalanan, entah kenapa Dannil terjatuh kedalam saluran air. Badannya jadi penuh dengan kotoran. Kalau gak salah sih waktu itu Dannil masih memakai seragam pramuka. Kemudian Dannil pergi ke Masjid, dan membersihkan badannya. Dannil gak berani pulang, katanya sih takut diomelin. Namun akhirnya Dannil memberanikan dirinya untuk pulang. Tapi entah apa yang terjadi ketika dia sampai rumah?.

Waktu itu teman saya hanya mereka saja, sebab saya juga hanya seminggu beberapa kali saja pulang ke Bekasi. Terus pernah juga ketika saya sedang berada di Bekasi, saya disuruh oleh emak saya untuk membeli telur. Akhirnya saya jalan ke warung. Namun setelah saya membeli telur, saya melihat seorang anak perempuan seusia saya. Dan nama anak perempuan itu adalah Anggi. Jadi ceritanya waktu itu saya berjalan di jalan sebelah kiri, soalnya rumah saya memang berada didaerah kiri. Sedangkan Anggi berjalan dijalan sebelah kanan. Nah ketika dalam perjalanan, antara saya dan Anggi saling menatap. Dan ketika saya ingin masuk rumah saya, tiba-tiba saya terpeleset. Sehingga semua telur yang saya beli pecah. Kemudian saya melihat Anggi, dan ternyata dia tersenyum *sial, gara-gara dia saya terpeleset*. Kemudian saya gengsi, dan langsung segera masuk kedalam rumah.

Dan pada tahun 2007, atau tepatnya ketika pelajaran baru dimulai, saya memutuskan untuk pindah ke Bekasi. Saya pun mulai mengenal banyak teman baru lagi, seperti Rizky, Pandu, Mas Rendy, Mas Adit, Iki, Sony, Singgih, Habib, Ricko, Jeriko, dll. Dan saya pun akhirnya bisa bermain bersama-sama dengan mereka, mulai dari mencari ikan, berendam dikali yang airnya tidak bau, main petak umpet, kuda tomplok, polisi maling, main gundu, galaksin, tajos, burok, dll. Namun pada saat itu terbagi 2 golongan. Yaitu golongan Mas Adit, dan juga golongan Mas Rendy. Pada saat itu saya sering sekali main sama golongan Mas Rendy, meskipun sebenarnya saya satu gang sama Mas Adit. Tapi kadang juga ketika Mas Rendy memusuhi saya, saya memilih bermain sama Mas Adit.

Walaupun memang pada saat itu golongan Mas Adit tidak seseru golongan Mas Rendy. Namun golongan Mas Adit benar-benar kompak, dan cukup asyik juga. Hanya saja gak enaknya main sama Mas Rendy hanya satu, kadang suka musuhin orang *maaf yaa mas J*. Dan juga kadang kalo lagi kesel, misalnya kalo lagi kesel main bola, suka nendang-nendang bola gak pake arah. Lahh kita semuakan pada takut, apalagi tendangan Mas Rendy kencang banget. Tapi Mas Rendy adalah pemimpin yang baik. Waktu itu pernah saya punya masalah sama anak RT sebelah. Dan Mas Rendy datang untuk membantu saya *thanks yaa mas*.

Namun semenjak Mas Rendy memutuskan untuk bermain dengan orang-orang yang lebih dewasa darinya, jadinya pada akhirnya semuanya bersatu, dan bermain sama Mas Adit. Bahkan antara saya dan Mas Adit, pernah menjalin kerja sama dalam berbisnis. Dulu saya dan Mas Adit pernah jualan gantungan tas, dan juga tarik-tarikan berhadiah itu. Dan yang menjadi sasaran kami adalah teman-teman sekelas saya, atau bahkan anak-anak SD. Ide Kreatifnya Mas Adit membuat gantungan tas, membuat banyak sekali orang-orang yang ikutan jualan gantungan tas persis seperti yang Mas Adit buat. Ohh yaa, ketika saya pindah ke Bekasi, ternyata penyakit saya kumat lagi. Bukan penyakit paru-paru, tapi penyakit malas.

Ketika waktu sekolah tiba, saya sering sekali kabur. Bahkan ketika itu saya pernah mengumpat dirumahnya Singgih. Tau gak saya mengumpat dimana?, saya mengumpat dibawah kasur. Saya juga main kucing-kucingan sama pembantunya Singgih. Ketika pembantunya Singgih sedang ngepel kebawah, saya langsung segera ngumpet dibalik kasur. Ketika pembantunya Singgih sudah selesai, saya balik lagi kebawah kasur. Saya berada dibawah kasur sampai sore *gilakan, berapa jam tuh disitu*. Ketika saya pulang kerumah, saya langsung dimarahi oleh emak saya. Karena emak saya sudah sempat menyari-nyari saya, bahkan dibantu oleh teman-teman saya *gilaa udah bener-bener kaya orang hilang*. Bahkan waktu itu Ajay sempat mencari dirumah Singgih. Tapi untung aja Singgih masih bisa diajak bekerja sama.

Saya juga pernah dimarahi sama bapaknya Singgih. Jadi waktu itukan uang saya habis, dan saya ingin beli es. Kemudian saya menghampiri Singgih, dan ingin minjam uang 500 perak sama Singgih. Saya juga mengatakan bahwa pas maghrib atau besoknya saya ganti. Namun Singgih mengatakan bahwa dia gak punya uang, padahal sebenarnya punya. Saya pun kesal, dan akhirnya pulang kerumah. Pas malamnya saya melihat Singgih memberitahu tempat membeli petasan kepada teman-teman yang lain. Padahal dia berjanji sama saya untuk tidak membocorkannya. Saya semakin kesal, setelah itu saya melemparkan petasan korek kedekat Singgih.

Kemudian Singgih pulang, dan mengadu sama bapaknya. Ketika saya sedang melihat teman-teman saya yang sedang latihan band untuk acara 17-an, tiba-tiba saya dipanggil oleh bapaknya Singgih. Setelah itu saya dimarahi habis-habisan. Namun bapaknya Singgih taunya kalau saya malakkin Singgih. Memang pas Singgih tidak meminjamkan uang, saya sempat kesal. Namun saya sebenarnya kesal ketika tau bahwa Singgih telah ingkar.

Ngomong-ngomong soal petasan, dulu saya pernah terkena petasan. Jadi waktu itu sebelum shalat tarawih, saya ingin menyalakan petasan. Petasan yang saya nyalakan adalah petasan roket, atau yang lebih dikenal petasan jangwe. Kemudian saya bakar, namun setelah saya bakar, petasan itu gak nyala juga. Saya bingung, lalu saya pegang petasannya. Dan seketika petasan itu langsung meluncur, dan mengenai mata saya. Dan rasanya tuh benar-benar sangat perih sekali. Kalau gak salah sampai 3 hari saya merasakan perih itu. Tapi Alhamdulillah mata saya tidak apa-apa. Untung aja ukurannya kecil, kalo besar mungkin ceritanya akan berbeda.

Pernah juga saya, Singgih dan Ajay patungan untuk membeli rokok. Niat awalnya saya hanya ingin mengambil bungkusnya saja, sedangkan isinya akan saya berikan sama pemulung yang berada didekat rumah saya. Namun kemudian Danang datang, dan menghasut-hasut kami. Akhirnya kamipun terjebak dengan hasutannya, dan mencari rumah kosong. Sesampainya dirumah kosong, kami berempat langsung menghisap barang yang sudah kami beli itu. Namun setelah itu saya sadar, bahwa paru-paru saya sudah tidak sehat lagi. Apalagi saya kan pernah terkena penyakit paru-paru.

Jadinya setelah itu, dan sampai sekarang saya terbebas dari rokok. Saya beruntung sekali, karena saya tidak seperti orang-orang yang lain, karena mereka sudah ketergantungan sama barang itu. Untung aja hal itu membuat saya tersadar, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang anti rokok. Tapi saya bisa juga disebut sebagai perokok pasif. Walaupun saya tidak merokok, tapi saya sering menghirup asap rokok yang dibakar oleh orang-orang yang ada disekitar saya.

Ngomong-ngomong soal Danang, dia adalah teman saya yang paling pintar namun terkadang suka nekat juga. Saya sering mengandalkan dia dalam banyak hal, sebab wawasan dia sangatlah luas sekali. Selain itu Danang adalah orang yang paling susah dicari kalau saya dan teman-teman yang lain sedang bermain petak umpet atau polisi maling. Soalnya Danang mengumpatnya ditempat yang tidak terduga. Bahkan ditempat yang sangat gelap dan sepi. Tapi pernah juga dia ketauan gara-gara pas dia ngumpet, tiba-tiba dia digigit semut *wkwkwk :D*.

Waktu itu juga pernah setelah shalat subuh, saya dan teman-teman saya ingin pergi ke rental PS. Namun sesampainya disana, ternyata rental PS nya masih tutup. Saya dan teman-teman saya pun menunggu diluar. Terus saya melihat Arza (adiknya Jeriko) sedang memainkan baterai AA dan memukulinya dibambu. Saya merasa terganggu karena kebisingannya itu. Kemudian saya ambil baterainya dari tangan Arza, kemudian melemparkannya ke kepalanya *aduhh anak orang lagi main malah diganggu*. Dan seketika Arza langsung nangis, dan kemudian pulang kerumah. Tapi untungnya Arza tidak mengadu sama orang tuanya. Tapi kini Arza adalah adik kelas saya di SMK.

Ngomong-ngomong soal rental PS, saya punya sedikit cerita sedih nih. Jadi waktu itu saya ingin ke rental PS, dan membawa sepeda adik saya. Sepeda adik saya baru dibeli sekitar 3 minggu. Walaupun harga sepeda saya lebih mahal daripada punya adik saya, namun sepeda adik saya lebih keren daripada punya saya. Umi saya memarahi saya, agar saya tidak membawa sepeda itu. Namun saya tetap memaksa, kemudian umi saya berkata bahwa kalau saya bawa sepeda itu, maka sepedanya akan hilang. Dan benar saja, ternyata sepedanya hilang dirental PS itu.

Awalnya saya ke rental PS hanya ingin melihat saja. Namun ada anak kecil yang bernama Difa, kemudian dia mengajak saya untuk bermain. Akhirnya saya bermain bersama dia, sampai tidak ingat waktu. Ketika sudah selesai, saya melihat bahwa sepeda adik saya sudah tidak ada diparkiran. Saya takut, dan gak berani untuk pulang. Hingga akhirnya saya pulang, dan dimarahi oleh orang rumah. Emak saya ke rental PS itu, dan menanyakan keamanannya. Tapi orang rental itu berkata bahwa mereka tidak mau bertanggung jawab. Kemudian emak saya berkata bahwa rental PS itu akan bangkrut. Hingga akhirnya ucapan dari emak saya benar, sebab beberapa bulan kemudian rental PS itu menjadi bangkrut.

Pernah juga nih ada kejadian aneh, jadi saya pernah membonceng Rizky menggunakan sepeda. Namun pada saat itu Rizky kebanyakan ngomong. Akhirnya saya pun loncat dari sepeda, sedangkan Rizky masih berada diboncengannya itu. Jadi sepedanya gak ada yang menyetir. Kejadian itu berjalan lumayan jauh juga, sebelum akhirnya Rizky loncat dari sepedanya. Saya benar-benar takjub sekali dengan hal itu *yaa meskipun agak berbahaya juga sih*. Tapi untung aja gak ada kendaraan lain yang lewat. Kalau ada, mungkin bisa sangat berbahaya itu.

Rizky juga pernah saya ajak ke Jakarta. Jadi waktu itu saya ingin mengambil sepeda saya yang ada di Jakarta. Terus umi saya menyuruh agar Rizky juga ikut ke Jakarta. Awalnya Rizky menolak, namun akhirnya dia menerimanya. Waktu itu kita perginya menggunakan kereta. Tau gak, itu adalah pertama kalinya Rizky menaiki kereta?. Apalagi waktu itu umi saya naiknya dikepala kereta atau ditempat masinis kereta. Jadi terasa lebih waw gitukan, soalnya pertama kali naik kereta langsung dikepalanya. Pemandangannya juga sudah pasti lebih indah, dan pasti lebih tegang daripada naik kereta digerbongnya. Soalnya kitakan bisa melihat apa aja yang ada didepan kita. Tapi katanya sekarang udah gak boleh yaa naik kereta didekat masinis?. Padahal enak banget tuh, tapi emang bahaya juga sih. Bisa jadi mengganggu konsentrasi masinisnya.

Waktu itu Rizky juga pernah terkena penyakit cacar air. Dan pada saat itu banyak teman-teman yang menjauhi Rizky, dan tidak ada yang menemaninya. Katanya sih teman-teman yang lain pada takut tertular. Namun tidak bagi saya, saya tetap setia menemani Rizky. Yaa meskipun pada akhirnya saya memang terkena cacar air juga. Tapi itulah yang namanya teman sejati. Teman sejati itu selalu ada disaat kita sedang berada dimasa sulit. Bukan hanya saya saja yang tertular cacar air, tapi teman-teman saya yang lain seperti Asep dan Risal juga sama terkena cacar air seperti saya. Bahkan pada saat itu adik saya juga terkena cacar air.

Saya juga pernah masuk kedalam gorong-gorong *gak tau ini maksudnya apa?*. Jadi waktu itukan saya ingin mencari ikan, terus ikannya masuk kedalam gorong-gorong. Untuk mencari ikan itu, akhirnya saya masuk kedalam gorong-gorong itu. Kalau gak salah sih ada 2 teman saya lagi yang masuk bersama saya, tapi saya lupa siapa aja. Bukannya saya dapat ikan, tapi malah banyak sekali nyamuk disitu. Dan untung aja didalam gorong-gorong itu gak ada hewan yang berbahaya.

Terus saya juga pernah nih ingin menyeberangi sebuah kali. Sekilas topik yang ingin saya bicarakan ini biasa saja. Tapi waktu itu saya menyeberangi kalinya bukan menggunakan jembatan, tapi dengan cara bergelantungan dipohon seperti Hercules. Saya memegang ranting itu, dan mulai mencari posisi yang tepat untuk berayun. Hingga akhirnya saya bergelantungan dipohon. Namun bukannya saya melompat ketika sampai ujung, tapi saya justru ketakutan. Hingga akhirnya ranting yang saya pakai untuk bergelantungan terhenti ditengah-tengah kali. Perasaan saya saat itu sangat panik dan takut sekali. Karena saya juga takut kalau nanti tercebur kedalam kali itu. Hingga akhirnya Mas Rendy mengetahui itu, dan dia mencari cara untuk menyelamatkan saya. Dan akhirnya saya bisa diselamatkan juga *thanks banget yaa mas*. Seandainya Mas Rendy tidak membantu saya?, mungkin ceritanya pun jelas akan berbeda.

Beberapa hari kemudian, adik saya juga melakukan hal yang sama seperti saya. Namun dia menggunakan ranting pohon yang berbeda *aduhh bodoh banget sih*. Saya tidak mengetahui itu, sebab saya sedang berada dirumah. Dan ternyata ranting yang digunakan bergelantungan oleh adik saya juga terhenti ditengah kali. Namun adik saya tidak bisa menahannya, hingga akhirnya terjatuh. Dan ternyata kakinya adik saya terkena pecahan kaca. Seketika adik saya menangis, sebab kakinya sudah penuh dengan darah. Kemudian teman-teman saya membawa adik saya untuk pulang. Emak saya terkejut sekali, karena kakinya adik saya penuh darah. Kemudian emak saya membersihkan kakinya adik saya, kemudian menaruhkan kawa-kawa. Sama seperti saya dulu, adik saya juga tidak dijahit. Hanya menggunakan kawa-kawa saja. Mungkin kawa-kawa memnag sudah menjadi obat bagi keluarga saya.

Dulu saya juga sering sekali menaiki rumah pohon. Terkadang rumah pohon itu dipakai sama saya dan teman-teman saya untuk bersantai, atau bahkan untuk makan sesuatu. Tapi kali ini ceritanya berbeda. Jadi waktu itu saya mengajak Oji (adiknya Ajay) ke rumah pohon. Tapi saya membawa penyedap masakan atau masako. Kemudian saya mengatakan kepada Oji agar mau memakan sebungkus masako. Saya juga berkata kalau memakai ini, Oji bisa mempunyai kekuatan super, dan bisa melawan Ajay dan kakak-kakaknya. Oji pun mempercayai itu, hingga akhirnya saya dan Oji sama-sama makan masako dirumah pohon itu. Hahaha, kasian banget yaa anak orang saya bohongi dengan embel-embel kekuatan super. Jangan ditiru yaa perbuatan saya, dan jangan berlebihan juga yaa makan yang asin-asin.

Saya juga sempat menyukai salah satu anak perempuan yang ada di RT saya. Dia adalah Lala, atau lebih tepatnya anaknya guru ngaji saya *anak guru ngaji disukai, gila banget sumvah*. Jadi awal pertama kali saya menyukainya yaitu pada saat saya bertemu dengan dia di Masjid. Pada saat itukan saya ingin kerumah guru ngaji saya, untuk mengambil kartu. Namun ketika di Masjid, saya malas mengambil sandal saya yang ada dibagian samping. Yaudah, saya pakai aja sandal orang. Dan ternyata sandal yang saya pakai adalah sandalnya Lala. Kemudian Lala melihat itu, dan dia langsung ngomel-ngomel ke saya. Entah kenapa, pada saat itu saya langsung menyukai Lala. Apalagi pada saat itu adik saya sering membohongi saya tentang Lala. Jadinya kan saya jadi gimana gitu. Sebagai tanda bukti saya pernah menyukai Lala, jadi dilemari yang ada dikamar, ada tulisan Fathur love Lala *lovenya tapi pakai tanda love*.

Terus saya juga pernah main polisi maling di RT saya. Namun karena bosan orangnya itu-itu aja, makanya Mas Rendy mengajak anak cewek untuk mengadu. Jadi anak cowoknya jadi maling, sedangkan ceweknya jadi polisi. Saya pernah tertangkap sama anak perempuan di RT saya yang bernama Lia. Dia menangkap saya, dan terus memegang tangan saya, bahkan tangan saya tidak dilepas oleh dia. Seketika saya mengingat kejadian ini, seperti halnya yang pernah Ayu lakukan kepada saya dulu. Rumah saya dulu sering dijadikan tempat untuk berkumpul. Saya kan punya PS, jadi kadang teman-teman saya main Winning (soalnya waktu itu masih zaman WE), Yugioh, Naruto, dll dirumah saya. Saya juga pernah membeli kaset PS di mamih galak (pemilik rental PS, namun bukan rental yang saya sebutkan tadi). Mamih itu marah-marah mulu. Memang salah saya juga sih, beli kaset satu tapi yang datang se-RT.

Waktu itukan saya pernah ditinggal pergi sama emak dan abah saya karena ada arisan keluarga. Kemudian saya mengajak teman-teman saya untuk menemani saya. Saya lapar, dan saya mencoba membuat nasi goreng. Setelah nasi gorengnya sudah saya buat, teman saya yang bernama Iki mengatakan bahwa nasi goreng bikinan saya pasti gak enak. Namun ketika saya menyuruh dia untuk mencoba, dia malah terus terusan minta. Semenjak itu, ketika saya sedang ditinggal pergi, maka saya membuat nasi goreng sendiri untuk makan. Dan kata teman-teman saya, nasi goreng buatan saya lumayan enak.

Untuk Iki, saya juga punya cerita nih tentang dia. Jadi dulu saya sama Iki pernah main menggunakan sepeda. Dan entah kenapa, tiba-tiba sepedanya menabrak jemuran orang. Sampai-sampai kaki jemuran itu jadi patah. Kemudian yang punya jemuran itu minta ganti rugi. Akhirnya orangnya kerumah Iki, dan menemui ibunya dah. Saya juga pernah main sama teman saya yang bernama Rendi *bukan Mas Rendy yaa*. Dia itu berasal dari RT sebelah. Saya dan Rendi lagi berteduh disebuah pos. Soalnya pada saat itu sedang hujan deras. Di pos itu ada sebuah meja tenis yang sedang didirikan. Kemudian saya memainkan kaki meja tenis itu dengan mengayun-ayunkannya.

Namun tiba-tiba saya terpeleset, dan kaki meja tenis itu membentur hidung saya. Dan rasanya itu sangatlah sakit sekali. Saya bertanya kepada Rendi, apakah hidung saya berdarah?. Soalnya saya takut kalau hidung saya mimisan. Untungnya hidung saya tidak mengeluarkan darah. Besoknya setelah saya ngaca, saya melihat kalau tulang hidung saya gak lurus alias seperti patah. Semenjak saat itu saya sadar, bahwa hidung saya tidak mancung dengan sempurna. Mungkin memang tidak ada yang menyadari itu. Tapi kalau dilihat dengan jelas dari dekat, maka pasti akan terlihat kalau tulang hidung saya agak bengkok.

Ohh yaa, saya pernah membuat sebuah tim sepak bola di RT saya. Dan saya memberikan nama tim itu dengan nama Persitam FC. Pada saat itu saya memakai nomor punggung 11. Entahlah kenapa saya dulu suka banget sama angka itu?. Saya membuat tim itu, setelah RT saya berhasil menjadi juara 1 dalam kompetesi antar RW. Soalnya waktu itu tim RT saya tidak mempunyai kostum. Sedangkan RT yang lain pada punya kostum masing-masing. Pas laga final lawan RT 009, pertandingannya benar-benar sangat dramatis sekali. Karena RT saya (RT 003) sempat tertinggal 0-2, sebelum akhirnya berhasil menang 3-2. Tapi pada saat itu saya tidak main, sebab saya sedang tidak sehat. Namun saya tetap merayakan kemenangan bersama teman-teman saya. Karena saya juga bagian dari mereka, dan saya juga sempat bermain di pertandingan awal.

Terus saya juga pernah menghasut teman sekelas saya yang bernama Andi untuk bolos. Jadi waktu itukan habis pulang renang, saya menyuruh Andi untuk tidak pulang kerumah dulu. Dan dia juga mau diajak bekerja sama. Besoknya pas disekolah, Andi dipanggil oleh guru. Karena teman sekelas saya yang bernama Andre melihat Andi bolos. Namun bukan saya sama Andi yang dipanggil, melainkan Andi sama Guntur yang dipanggil *wkwkwk, mungkin karena namanya ada Turnya juga kali yaa*. Saya bersyukur sekali karena saya tidak dihukum. Beberapa minggu kemudian, guru saya ingin memindahkan kelas saya. Namun saya dan abah saya memohon kepada guru saya, agar saya tidak dipindahkan. Karena saya sudah nyaman sekali dikelas yang itu. Hingga akhirnya saya tidak jadi dipindahkan. Saya pun senang sekali, dan akhirnya saya kembali bersekolah lagi.

Pada saat itu sih nilai saya sangatlah buruk, yaa mungkin karena belum beradaptasi sama sekolah yang baru kali yaa. Namun perlahan-lahan saya mulai bangkit, hingga akhirnya saya bisa diandalkan kembali oleh teman-teman sekelas saya. Pas saya kelas 5, ada teman baru yang masuk kesekolah saya, dia adalah Yuma. Saat itu saya sengaja menyuruh Yuma untuk duduk sama saya. Saya berkenalan dengan Yuma, namun lama kelamaan saya jadi sering membully Yuma. Hampir setiap hari dia selalu saya isengin, meskipun terkadang dia sering membantu saya *sorry banget yaa yong, kita tetap temen kan J*. Namun pas semester 2, tempat duduk Yuma dipindahkan. Cukup jauh juga sih jaraknya sama bangku saya. Semenjak itu, saya jadi jarang main sama Yuma lagi. Pas SMP kelas 7, saya sekelas lagi sama Yuma. Tapi kali ini sikap saya biasa-biasa saja. Karena saya sadar, apa yang saya lakukan dulu adalah salah. Jadi sebisa mungkin, saya mencoba bersikap baik sama Yuma.

Ketika saya SD, saya sempat juga menyukai beberapa perempuan. Anak perempuan pertama yang saya suka ketika saya pindah kesekolah baru adalah Citra. Citra tuh orangnya putih, cantik, manis, dan dulu sering juga naik sepeda. Saya menyukainya, karena dulu saya sering sekali becanda sama dia. Namun pas kelas 6, saya jadi seperti ada jarak sama Citra. Soalnya pernah waktu itu sepertinya Citra ingin berbicara sama saya. Namun tiba-tiba saya melihat bahwa ekspresinya dia langsung berubah, karena Angel terlebih dahulu datang menghampiri saya. Setelah itu, Citra jadi bersikap dingin sama saya. Sayang banget tuh, padahal saya sudah mempunyai perasaan sama Citra dari kelas 4. Yaa meskipun pas kelas 5 saya juga sempat menyukai seseorang lagi, yaitu Eka. Namun pada saat itu perasaan saya untuk Citra tetap saya jaga. Eka tuh orangnya manis, dan juga sangatlah pintar. selain itu dia juga mengingatkan saya sama Ayu.

Ohh yaa, siapa itu Angel?, dia adalah teman sebangku saya ketika saya kelas 5. Sebenarnya saya juga mempunyai banyak cerita sama Angel, tapi saya tidak akan memberitahukannya. Sebab saya dapat kabar bahwa sekarang Angel sudah mempunyai keluarga. Jadi saya gak mau mengungkit-ungkit masa lalu lagi, soalnya demi kebaikannya. Namun ada satu hal yang mungkin akan saya ceritakan. Jadi dulu saya pernah merusak tempat pensil Angel, lalu saya berjanji akan menggantinya. Kemudian Angel meminta untuk diganti sama kaos Jak Angel. Saya menyetujuinya, namun sampai saat ini saya masih belum menepatinya *maaf yaa Angel L*. Dulu saya benar-benar player banget, tapi maklumlah. Namanya juga masih belum baligh, dan juga seandainya suka sama seseorang, maka Cuma suka-sukaan aja atau yang lebih dikenalnya cinta monyet ajalah.

Ohh yaa pas ingin naik kelas 6, akhirnya saya dikhitan. Saya dikhitan menggunakan laser. Banyak teman-teman saya yang mengatakan bahwa sunat itu sakit, namun ada juga yang mengatakan seperti digigit semut. Perasaan saya saat itu campur aduk, antara takut dan engga. Namun karena khitan saya sudah direncanakan, jadinya mau gak mau saya harus tetap khitan. Pagi-pagi banget saya diantar keluarga besar saya menuju tempat khitan. Sesampainya disana, saya langsung menuju ruang operasi. Kemudian saya disuruh terbaring. Saya benar-benar takut sekali. Saya menutup mata saya, dan sempat juga saya membuka mata saya. Namun anehnya ketika saya membuka mata saya, saya melihat Almh. Nenek saya (ibu dari ayah, bukan emak) berada didekat umi saya. Kemudian saya kembali menutup mata saya, dan kemudian dokter mengatakan kalau saya sudah selesai dikhitan.

Wahh ternyata gak terasa sama sekali. Lalu saya mengatakan kepada dokternya agar tidak diperban. Kemudian setelah itu saya pulang kerumah. Waktu itu supirnya ingin lewat jalan pintas, namun ternyata jalannya ditutup. Untung aja biusannya tidak habis dijalan. Sesampainya dirumah, saya terkejut sekali ketika mengetahui bahwa teman-teman saya sudah menunggu didepan rumah saya. Setelah itu saya masuk kedalam rumah, dan beristirahat. Beberapa saat kemudian, biusan saya habis. Dan sumvah itu rasanya sakiiitttt sekali. Saya berteriak, dan gak bisa menahan kata-kata saya, jadinya semua kata-kata yang ingin saya katakan, saya sebutkan semuanya. Bahkan saya juga menonjok-nonjok tembok rumah saya. Uyut saya hanya mengatakan kepada saya agar saya mengatakan semua apa yang saya ingin katakan sambil mengipasi saya.

Kemudian sorenya teman-teman saya pada datang kerumah saya, dan mengucapkan selamat kepada saya. Sehari kemudian, saya mulai memakai celana. 3 hari kemudian saya sudah bermain keluar, bahkan saya sudah main warnet. Bahkan waktu itu juga ada ibu-ibu yang berteriak dan mengkhawirkan saya, lalu ibu-ibu itu menyuruh saya agar tidak main kemana-mana dulu. Namun saya meyakininya, dan mengatakan bahwa saya sudah lebih baik. Dan seminggu kemudian, saya berenang sama teman-teman saya. Tujuan saya renang sih satu, agar jahitannya bisa lepas dengan sendirinya.

Beberapa hari kemudian sahabat saya dari Jakarta yaitu Arif, Buang dan Osvaldo/Tompel datang kerumah saya. Soalnya besoknya ada acara syukuran khitanan saya dirumah. Malamnya ketika Buang sedang tertidur, saya dan Arif masih begadang sampai malam. Kemudian saya dan Arif mempunyai niat jahat untuk mengerjai buang. Lalu saya dan Arif ke tempat Buang tidur, dan mengolesi pelindung nyamuk dimulutnya. Buang merasa kepahitan, dan dia pun terbangun. Dan besoknya Arif dan Buang jadi dingin. Namun tidak bertahan lama, sebab malamnya mereka sudah baikan kembali.

Dulu teman rumah saya yaitu Danang pernah berkata sama saya, bahwa jika kita ingin orang yang kita sukai menyukai kita, maka ambil rambutnya. Setelah itu ditaruh digelas, kemudian tambahkan air hangat, kemudian diaduk sampai 5 menit. Setelah itu baru dah kita minum. Jika cara itu tidak berhasil, masih ada satu cara lagi. Tapi masih tetap menggunakan rambut seseorang yang kita suka. Jadi setelah kita mengambil sehelai rambut dari seseorang yang kita suka, kemudian kita ikatkan di *maaf* burung kita. Saya penasaran, dan saya ingin mencoba cara itu. Sebagai sasarannya, saya ambil sehelai rambutnya teman sekelas saya yaitu Intan dan Mutiara. Saya mengambil rambutnya Intan, karena dulu dia dekat sama saya. Sedangkan saya mengambil rambut Mutiara, karena menurut saya dia adalah anak perempuan yang sangat cantik dikelas saya.

Setelah saya mendapatkan rambutnya, saya langsung mencoba cara yang pertama. Namun itu tidak berhasil, kemudian saya mencoba cara yang kedua. Dan pada akhirnya keduanya pun tidak ada yang berhasil. Pernah juga Intan penasaran kenapa saya sering sekali mengambil rambutnya. Tapi saya tidak menjawabnya, namun Intan tau kalo sebenarnya rambutnya itu ingin digunakan hal yang engga-engga. Soalnya teman saya pernah memberitahu Intan tentang hal ini. Untung aja Intan gak marah, dan masih tetap bermain sama saya. Wahh sialan tuh Danang, udah berkali-kali saya dikerjai sama dia. Tapi sebenarnya yang bodoh adalah saya, sebab kenapa saya bisa percaya begitu aja yaa?.



BERSAMBUNG…
Baca Selengkapnya

Thursday, June 16, 2016

Daily Life Of Mans In Jakarta

Hallo sahabat blogger, akhirnya kita bisa bertemu lagi. Ohh yaa gimana nih puasanya?, pasti lancarkan. Insya Allah semua ibadah kita yang telah kita jalani di bulan ramadhan ini diterima Allah SWT, Aamiin. Waktu itukan saya pernah mengatakan akan mengshare cerita ‘Sad Story : Cinta Segitiga Monyet’. Tapi sampai sekarang saya masih belum membagikannya. Namun sebelum saya membagikan cerita Cinta Segitiga Monyet. Saya akan membagikan sebuah cerita dari saya pribadi. Lebih tepatnya sih cerita dari saya kecil sampai lulus SMK. Hanya saja mungkin hanya sedikit cerita yang bisa saya ceritakan ketika SMK. Cerita ini akan saya bagi 2, lalu saya akan memberi judul Daily Life of Mans in Jakarta dan Bekasi. Sebenarnya banyak sekali kenangan yang saya dapatkan ketika masih kecil. Hanya saja saya tidak akan mungkin bisa menceritakan semuanya. Jadi saya akan mengambil beberapa kenangan yang benar-benar ingin saya sampaikan, ataupun yang masih saya ingat sampai sekarang. Baiklah, lebih baik kita mulai saja ceritanya.


DAILY LIFE OF MANS IN JAKARTA

Hallo semuanya, sebelum kita memulai cerita ini, lebih baik saya memperkenalkan diri terlebih dahulu yaa. Sebenarnya saya sudah sering memperkenalkan diri, tapi rasanya tidak afdhal jika saya menulis cerita ini tanpa memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Manfathur Rizqi Fadillah atau biasa dipanggil Fathur atau bahkan hanya Mans saja. Saya lahir prematur di Jakarta tepatnya di RS. M.H. Thamrin pada tanggal 25 Januari 1998 atau 26 Ramadhan 1418 Hijriyah pada pukul 06.30 pagi. Dokter yang melakukan persalinan untuk umi saya adalah dr. Joni. Saya lahir dengan panjang 49 cm, dan berat 3,2 kg. Kata umi saya, persalinan saya itu sangat sulit. Jadi setelah saya dikeluarkan, saya berada didalam sesuatu yang mirip seperti cangkang telur. Setelah itu cangkangnya dipecahkan oleh dokternya, dan keluarlah saya. Namun pada saat itu saya tidak menangis, dan bentuk tubuh saya juga gak seperti bayi biasanya. Setelah saya lahir, katanya umi saya melihat seekor macan kumbang yang sedang menjilati wajah saya. Katanya juga macan kumbang itu adalah uyut atau nenek moyang saya. Selain itu, umi saya juga berkata bahwa macan kumbang itu adalah pelindung saya.

Nama ayah saya adalah R. Jimmy Kristian dan nama ibu saya Siti Badriyah. Kini saya memiliki tinggi badan 170 cm dan berat badan kurang lebih 62 kg. Ohh yaa masih ada yang kurang, zodiak saya adalah Aquarius. Konon katanya jodoh yang tepat untuk laki-laki yang berzodiak Aquarius adalah perempuan yang berzodiak Aries dan Gemini. Apakah disini ada sahabat blogger yang berzodiak seperti yang saya sebutkan tadi?. Apabila memang ada, mungkin jika kita memang ditakdirkan untuk bersama, bisa jadi salah satu dari kalian adalah jodoh saya. Hahaha, memangnya ini tempat buat cari jodoh.

Okehlah lebih baik kita lanjut saja yaa ceritanya. Namun sebelumnya saya juga akan memberitahu bahwa didalam cerita ini mungkin ada cerita saya bersama teman saya, dan nama-nama yang nanti akan saya sebutkan itu adalah nama orang yang sebenarnya. Tanpa ada sensor atau menyamarkan namanya. Jadi saya dan keluarga saya tinggal di Jakarta atau lebih tepatnya di Klender. Namun pada awal-awal tahun 2000, keluarga saya pindah dan mencari kontrakkan. Sedangkan rumah yang ada di Klender di tempati oleh adiknya abah (kakek) saya. Pada waktu itu keluarga saya ngontrak rumah di daerah Rawa Domba. Ada yang tau gak tempatnya?, jangan nanya ke saya yaa. Soalnya saya juga kurang tau tempatnya. Tapi setau saya sih di daerah Duren Sawit atau Pondok Bambu deh. Dan yang saya tau, kontrakkan yang saya tinggali itu katanya dekat sama rumah artis-artis. Nah pada saat itu saya memang nakal sekali. Maklumlah masih sangatlah kecil, masih sekitar 2-3 tahun usia saya.

Saya pernah belajar naik sepeda, saat itu sepeda roda empat. Namun mungkin karena sudah bosan dengan roda empat, akhirnya rodanya dilepas satu. Dan itu benar-benar ekstrim sekali, soalnya sepedanya jadi berat sebelah. Saya yang gaya-gayaan akhirnya mencoba menaiki sepeda itu. Dan lebih eksrimnya lagi, saya menaikinya pas jalan yang menurun. Alhasil saya kehingan keseimbangan saya, dan akhirnya saya terjatuh. Saya juga punya teman yang bernama Dimas. Terkadang ketika saya sedang tidak ingin bermain, dia sering sekali saya buat celaka. Mulai dari tangannya kejepit pintu gara-gara saya, bahkan dia juga pernah saya sabet menggunakan ikat pinggang. Padahal dia nangisnya udah kejer banget waktu itu, tapi tetap aja saya terus menyabet dia *ternyata saya dulu sadis banget yaa*. Terus pada saat itu umi saya sedang hamil adik saya. Ketika sedang hamil adik saya, umi saya sering sekali saya buat celaka. Umi saya juga pernah saya dorong, sampai-sampai tertabrak lemari. Ketika adik saya lahir, keluarga saya pindah lagi ke daerah curug. Tempatnya cukup dekat juga dengan kontrakkan saya sebelumnya.

Ketika adik saya berumur 8 bulan, pada saat sore hari atau tepatnya mau maghrib. Saya melihat adik saya sedang tidur, dan kebetulan rumah saya saat itu sedang sepi. Saya menghampiri adik saya, dan menginjak-injak perut adik saya. Tidak berapa lama kemudian emak (nenek) saya datang sambil berteriak. Dan Alhamdulillah adik saya bisa terselamatkan, meskipun harus diurut. Mungkin pada saat itu saya berpikir bahwa ketika saya punya adik, kasih sayang dari orang tua saya akan terbagi. Hmm, terlalu dangkal yaa pikiran saya. Yaa tapi mau bagaimana lagi, usia saya saat itu baru 4 tahun. Terus saya juga pernah berantem dengan emak saya, sampai-sampai saya melemparkan batu ke emak saya. Emak saya berhasil menghindar, namun batu yang saya lempar mengenai mobil pribadi dari seorang polisi. Seketika saya langsung kabur, dan berlari ke dalam rumah, kemudian rumahnya saya kunci.

Terus juga saya pernah keserempet motor ketika ingin membeli layangan. Teman-teman yang biasa main sama saya tidak ada yang mau menolong saya, namun ada satu teman yang mau menolong saya. Saya lupa namanya, namun dia tuh orangnya sulit berbicara atau gagu. Ketika itu dia mendatangi emak saya dan mengatakan kalau saya ketabrak motor. Namun pada saat itu emak saya tidak memahami apa yang teman saya katakan itu. Hingga akhirnya datanglah tukang minyak tanah langganan emak saya yang menolong saya dan membawa saya sampai ke rumah. Saya juga sering sekali naik-naik menara masjid yang ada di deket rumah saya. Konon katanya disitu ada yang menjaganya. Emak saya juga pernah menyuruh saya untuk turun dari menara itu. Namun ketika saya turun dari menara, saya malah menghindari emak saya dan berlari entah kemana. Namun ketika sedang berlari, saya terjatuh. Hingga akhirnya bibir saya berdarah. Tapi untungnya saya ketemu sama ayah saya yang baru pulang kerja.

Kemudian saya dibawa pulang oleh ayah saya. Ketika tahun pelajaran dimulai, kemudian saya disekolahkan oleh orang tua saya. Saya sekolah di MI Al-Falah Klender, atau tepatnya adalah sekolah dari umi saya dan adik-adiknya dulu. Teman pertama saya disekolah itu adalah Indra. Dia orangnya baik, namun lama kelamaan malah isengin saya terus. Bahkan ketika saya sedang jalan, tiba-tiba dia menyelengkat saya dari belakang hingga saya terjatuh. Kemudian makin lama saya jadi makin malas pergi ke sekolah. Saat itukan masuknya siang hari, nah pagi harinya saya pakai untuk belajar. Setelah waktu sekolah tiba, saya mengatakan bahwa tadi pagi saya sudah belajar, sehingga saya tidak perlu lagi pergi ke sekolah. Tapi saya terus dipaksa-paksa untuk berangkat ke sekolah. Hmm, mungkin saat itu saya masih terlalu kecil kali yaa untuk menerima pelajaran-pelajaran islam yang ada disekolah itu. Sehingga tidak ada satu materipun yang nyangkut diotak saya.

Pernah juga ada kejadian ketika saya mau pulang ke rumah. Waktu itukan emak saya jemput saya, terus sebelum pulang saya beli kue donat dan cucur dulu. Setelah itu baru deh naik metro mini untuk pulang. Namun didalam perjalanan, tiba-tiba supirnya rem mendadak. Saya dan emak saya yang duduk dipaling belakang langsung terpental. Donat dan cucur yang dibeli seketika langsung berantakan. Untung aja ada yang megang emak saya, sehingga emak saya tidak terpental keluar. Sedangkan saya waktu itu terkena bangku metro mini. Bangkunya lumayan tajam juga, sehingga alis saya menjadi terluka.

Terus beberapa bulan kemudian saya terkena penyakit. Penyakit yang saya derita adalah flek paru-paru, paru-paru bolong, dan ditambah lagi paru-paru basah. Lengkap sudah semua penyakit paru-paru yang saya derita. Bahkan dr. Agus yaitu dokter yang merawat saya pernah mengatakan bahwa mungkin usia saya tidak lama lagi. Bahkan dr. Agus menyarankan orang tua saya agar banyak-banyak berdoa, supaya ada keajaiban dari diri saya. Hampir sekitar 3 bulan saya dirawat, bahkan air kencing yang saya keluarkan pada saat itu warnanya merah. Bukan merah karena darah, tapi merah karena obatnya. Dan Alhamdulillah, berkat doa dari orang tua saya, keluarga saya, dan saudara-saudara saya. Akhirnya saya bisa sembuh dan sehat kembali. Setelah saya sembuh, orang tua saya memutuskan agar saya mengundurkan diri dari sekolah dan mengulang lagi tahun pelajaran berikutnya.

Kemudian orang tua saya pindah kontrakkannya ke daerah Bekasi atau tepatnya di Perumahan Trias Cibitung. Namun ketika saya berada di Bekasi, saya tetap ingin sekolah di Jakarta. Hingga akhirnya orang tua saya mengizinkannya, dan saya didaftarkan di SDN 12 Pagi Klender. Dan Alhamdulillah saya betah sekolah disitu, dan mempunyai banyak teman. Awalnya sih saya pulang pergi naik kereta dari Bekasi ke Jakarta. Namun lama kelamaan saya memutuskan untuk tinggal dirumah Klender bersama bunda (adiknya abah) saya. Lebih tepatnya saya tinggal di kampung Jati Selatan atau yang lebih populernya Zhat-Shel. Biasanya kampung saya selalu menjadi penengah. Ngerti gak maksudnya penengah?. Jadi waktu itukan kampung tetangga yaitu kampung Jagal dan Kebun Singkong sering tawuran, jadinya kampung saya yang menjadi penengah atau pemisah jika kedua kampung itu tawuran. Bukan hanya tawuran antar kampung aja, tapi di dekat rumah saya juga sering terjadi tawuran antar sekolah. Pernah waktu itu ketika saya lagi berada didepan, tiba-tiba dari sisi kanan dan kiri saya sudah ada anak SMA yang ingin bertarung. Untung saya berhasil menghindar, kemudian langsung masuk kedalam rumah.

Ohh yaa saya memutuskan tinggal bersama bunda saya karena pada saat itu saya sering sekali terlambat, sehingga ada beberapa kali saya tidak masuk sekolah. Namun saya punya banyak sekali pengalaman ketika pulang pergi dari Bekasi-Jakarta. Mulai dari pagi desak-desakkan di kereta, terus emak saya ketinggalan kereta, jatuh pas mau turun dari kereta, melihat orang yang jatuh dari kereta sampai kepalanya bocor, dan bahkan saya hampir tertabrak kereta dari lawan arah karena saya turunnya tidak menggunakan peron. Namun setiap hari dikereta saya ketemu dengan seseorang yang dulu saya sering panggil om Neutron. Entahlah darimana saya dapat sebutan itu?. Tapi kalau gak salah sih waktu itu di jaketnya ada bacaan Neutron, jadinya saya panggil om neutron dah. Setiap ketemu om Neutron, dia selalu menggendong saya. Yaa mungkin karena untuk melindungi saya agar tidak terdesak, atau mungkin om Neutron menganggap saya sebagai anaknya. Bahkan ketika saya hampir ketabrak kereta dari lawan arah, om Neutron dengan cepat langsung menolong saya.

Namun setelah saya memutuskan untuk tinggal bareng bunda, jadinya saya tidak pernah ketemu sama om Neutron lagi. Pada bulan Januari tahun 2005, orang tua saya kembali pindah rumah. Kali ini tidak mengontrak, tetapi punya rumah sendiri yaitu rumah yang saya tempati hingga saat ini, tepatnya di Perumahan Bekasi Griya Asri 2 Tambun. Orang tua saya merayu saya agar mau pindah sekolah, sebab rumah yang ditempati saat ini memang dekat sekali sama SD. Namun saya menolaknya, tapi setiap seminggu sekali saya pulang ke rumah yang di Bekasi. Kadang emak saya menjemput, dan kadang juga pak kumis (suaminya bunda) yang mengantar saya ke Bekasi. Untuk masalah cerita yang di Bekasi, kita lanjut di cerita Daily Life of Mans in Bekasi aja yaa. Kalau sekarang khusus yang di Jakarta aja.

Saya mempunyai tetangga sekaligus sahabat saya yang bernama Arif. Saya dan Arif selalu bersama-sama *eleeh memangnya apaan yaa selalu bersama-sama* yaa pokoknya gitu deh. Mulai dari berangkat sekolah bareng, pulang bareng, main bareng, bahkan Arif juga pernah nginep dirumah saya hanya untuk nonton Smackdown. Pada saat itu tayangan Smackdown masih ada. Hmm, memang sudah dari kecil sering begadang, jadinya sampai sekarang begadang mulu. Selain itu, apa yang Arif punya, saya juga wajib punya. Mulai dari mainan seperti pistol-pistolan, sepatu, sepeda, bahkan sampai baju segala. Saya dan Arif juga sering sekali main didalam gentong. Waktu itukan ada gentong kosong, terus saya sama Arif bawa gentong itu kedekat rel kereta. Saat itukan rel keretanya agak tinggi, jadi saya dan Arif masuk ke dalam gentong itu, lalu bergelinding ke bawah. Walaupun kepala saya harus terpentok-pentok, tapi permainan itu seru banget.

Saya juga sering main tembak-tembakkan sama Arif menggunakan pistol yang isinya peluru kecil-kecil itu. Sebenarnya permainan itu sangat berbahaya sekali. Untung saja peluru itu tidak pernah mengenai mata saya. Tapi pernah mengenai dada saya, dan itu rasanya sangat sakit sekali. Terus juga ada teman saya yang namanya Desta. Entah kenapa dulu saya dan Arif tidak terlalu suka dengan Desta?. Jadi ibaratnya saya dan Arif sering sekali membully Desta. Namun Desta tetap terima aja, dan bersikap baik sama saya dan Arif. Atau mungkin pada saat itu Desta menganggap saya dan Arif sebagai kakak kali yaa, jadinya mau aja diapain juga. Saya dan Arif juga pernah saling berpelukan kaya teletubies. Terus ceritanya saya ingin Arif menggendong saya. Namun ternyata pikiran saya dan Arif sama, hingga akhirnya kita malah jatuh bareng-bareng. Hahaha, mungkin ini kali yaa yang dinamakan sahabat, jadi bisa saling baca pikiran. Saya juga pernah melihat Arif sedang main petasan yang biasa dipakai tahun baruan, petasan air mancur kalau gak salah namanya deh. Saya lihat sepertinya asyik banget Arif megangnya. Terus saya mencoba untuk memegang petasan itu. Namun ternyata saya terkejut, sehingga petasan itu terjatuh. Untung aja pada saat itu gak terjadi kebakaran.

Saya juga pernah begadang bareng sama Arif pas bulan puasa. Waktu itu kita sering sekali bakar ubi dan singkong. Ketika sahur tiba, uyut saya sudah menyiapkan makan untuk saya. Namun bukannya saya menyantap sahur, tetapi saya malah justru tertidur *wkwkwk begadang kuat, tapi pas sahur tepar*. Pernah juga ketika saya dan Arif ingin pergi ke Masjid untuk melaksanakan Shalat Jum’at, tiba-tiba saya jadi melamum *entahlah saya melamun karena apa*. Kemudian saya sadar bahwa ternyata Arif sudah berada disebrang jalan. Kemudian saya melihat kearah kiri, dan ternyata jalanan sedang kosong. Namun sial bagi saya, tiba-tiba dari lawan arah ada sebuah motor yang menabrak saya. Alhamdulillah saya tidak kenapa-kenapa. Sedangkan Arif hanya bisa tertawa-tawa saja disebrang jalan. Sebenarnya yang salah bukan saya, yang salah itu jelas motornya. Kenapa dia lawan arah?. Padahalkan jelas-jelas jalanan itu hanya satu arah saja. Tapi saya tetap harus bersyukur, sebab saya tidak mengalami luka yang serius, dan kembali melanjutkan perjalanan lagi untuk ke Masjid.

Pernah juga terkadang setiap hari minggu saya dan Arif pergi ke Mall Ramayana Klender atau Mall Citra atau juga dulu dikenal dengan Mall Yogya. Saya kesana untuk bermain Zona Waktu. Pas main permainan yang arah jarum jam itu, saya pernah dapat jackpot. Sedangkan Arif main yang bola jatuh, dan dia juga pernah dapat jackpot. Semua karcisnya saya kumpulkan, terus saya tukarkan jika sudah banyak. Tapi saya lupa waktu itu ditukar sama apaan. Ohh yaa, Mall Citra Klender juga punya cerita horror loh. Bahkan waktu itu sempat dijadikan film juga. Kalau mau lebih jelas lagi mengenai cerita horror di Mall Klender, lebih baik searching digoogle aja deh. Pasti banyak banget artikel atau berita mengenai Mall Klender. Pernah juga waktu itu ada kebakaran di deket rumah saya. Sebenarnya kebakaran udah gak asing lagi sih, soalnya memang sudah sering banget kebakaran. Tapi waktu itu yang kebakaran adalah beberapa rumah dari rumah saya. Dan apinya juga lumayan besar. Waktu itu sih kejadiannya pagi-pagi, sebelum saya berangkat sekolah. Saya masih tertidur, kemudian bunda saya membangunkan saya untuk segera keluar. Saya pun terbangun, dan langsung pergi keluar, tapi saya juga masih memegang guling *hahaha masih sempet-sempetnya yaa bawa-bawa guling*.

Terus disekolah saya juga punya banyak sekali teman. Soalnya pada saat itu saya dianggap sebagai jagoan atau lebih populernya pentolan ketiga dikelas. Kerenkan, gini-gini saya pernah menjadi pentolan ketiga. Namun suatu hari saya pernah dimusuhi satu kelas. Rasanya benar-benar gak enak sekali. Entahlah saya dimusuhi karena apa, saya juga lupa. Tapi yang jelas pada saat itu Jaka sebagai pentolan pertama dan Yusuf sebagai pentolan kedua menyuruh anak-anak untuk kompak memusuhi saya. Namun ada satu teman yang masih setia sama saya, yaitu Agung. Dia yang selalu memberitahu saya tentang kondisi dikelas, dan menyuruh saya agar tetap berada dikantin. Namun ketika ingin pulang sekolah, saya dijegat oleh teman-teman kelas. Saya gak dipukuli atau digebuki, hanya dikata-katain dan diancam saja. Namun hal itu sukses membuat saya menjadi ketakutan. Dan untuk pertama kali dan terakhir kalinya saya nangis disekolah. Pada saat itu Arif pulang duluan, soalnya Arif kan kakak kelas saya. Seandainya ada Arif, mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi. Soalnya pada saat itu mereka semua pada takut sama Arif.

Kemudian saya pun pulang ke rumah sambil nangis gak karuan. Setelah sampai rumah, uyut (ibunya bunda) saya terkejut dan menanyakan kepada saya kenapa bisa seperti ini. Namun saat itu saya tidak sanggup menjawabnya, kemudian uyut saya nanya Arif. Namun Arif juga tidak tau apa-apa, sebab dia kan pulang duluan. Setelah itu beberapa hari saya gak sekolah, hingga akhirnya teman-teman saya datang untuk meminta maaf. Kemudian saya kembali berteman lagi, dan status saya sebagai pentolan ketiga masih tetap diakui. Suatu hari pernah ada program kesehatan, entahlah namanya itu apa?. Tapi yang jelas programnya tuh dengan menyuntikkan yang katanya vitamin kepada semua siswa. Saya yang takut sekali dengan suntikkan mencoba untuk kabur. Saya juga ditemani oleh Jaka, sebab Jaka juga takut disuntik. Saya menyuruh Jaka untuk kabur. Namun Jaka ketakutan, sehingga saya sendiri yang kabur kerumah. Tapi tas saya masih tertinggal disekolah, jadinya tas saya diinepin dah disekolah.

Terus juga pernah ada program cabut gigi. Teman-teman saya yang giginya berlubang, pada dicabut giginya. Ada yang menangis, dan bahkan ada juga yang berdarah-darah. Lagi-lagi saya merasa ketakutan, sebab saya mempunyai gigi yang berlubang. Akhirnya lagi-lagi saya kabur dari sekolah hanya untuk menghindari itu. Sampai sekarang gigi berlubang itu masih saya pelihara *hehehe aneh banget yaa*. Terus saya juga pernah menyukai teman sekelas saya yang bernama Ayu. Ayu memiliki wajah yang manis, rambutnya panjang, dan juga berprestasi. Dia bukan hanya teman saya, namun saingan saya juga untuk meraih peringkat 1. Tapi saat itukan saya masih terlalu kecil, yaa anggap sajalah suka-sukaan. Ketika bersama Ayu, ada hal yang menyenangkan nih. Jadi waktu itukan lagi ada banjir, tingginya kira-kira sedada saya saat itu, atau sepaha orang dewasalah. Saya tetap berangkat kesekolah, soalnya di komplek saya, hanya RT saya saja yang tidak terkena banjir. Jadi saya tidak ada alasan untuk tidak kesekolah. Namun sesampainya disekolah, hanya ada 2 orang teman saya saja yang masuk, yaitu Ayu dan Gino. Gino memilih berada di lab komputer, sedangkan Ayu mengajak saya untuk pergi ke rumahnya yang terkena banjir.

Awalnya saya menolak, namun Ayu memegang tangan saya dan langsung mengajak saya. Saya mencoba melepas genggaman tangannya Ayu, tapi saya tidak berhasil. Padahal mungkin dalam hati saya pada saat itu sangatlah bahagia sekali. Ayu memegang tangan saya dengan sangat erat, seakan-akan saya tidak boleh jauh darinya *ciyeee*. Hahaha, saya lupa lagi, yang jelas hanya itu yang saya ingat dari Ayu. Dari sekolah, kita kembali ke teman saya yang dirumah. Dulu saya dan Arif sering sekali jalan-jalan menggunakan sepeda. Dan yang lebih ekstrimnya lagi, saya dan Arif jalan-jalannya dijalan raya. Pernah ada anak perempuan dari RT lain gabung main sama saya dan Arif, nama dia adalah Nindy. Dan ternyata, teman sekelas saya yaitu Jaka pada saat itu menyukai Nindy. Saya akui kalau Nindy itu memang sangatlah cantik sekali, apalagi ditambah dengan kulitnya yang putih. Tapi bodohnya, saya pernah menyakiti Nindy dengan memukulinya.

Jadi pada waktu itu Nindy sedang duduk disepedanya, dan entah kenapa tiba-tiba saya memukuli punggungnya Nindy. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Saya lupa kenapa saya bisa memukuli Nindy, dan alasannya itu apa?. Kok tega banget yaa saya waktu itu memukuli anak perempuan cantik yang banyak disukai oleh teman-teman saya itu. Namun reaksi Nindy sangatlah aneh, dia hanya terdiam dan tersenyum kepada saya. Esoknya, tanpa ada kapok dia tetap main sama saya. Apakah mungkin Nindy suka sama saya yaa? *yehh ge’er banget*. Tapi bener loh, seakan-akan tidak terjadi apa-apa sama Nindy. Bahkan ketika naik sepeda, saya pernah mendorongnya hingga terjatuh *gilaa sadis banget saya saat itu*. Tapi lagi-lagi Nindy hanya tersenyum, dan bahkan tidak mengadu sama orang tuanya. Duhh, seandainya saya bisa bertemu lagi dengan Nindy. Hanya satu yang ingin saya katakan yaitu maaf. Tapi mungkin saja Nindy sekarang sudah lupa sama saya.

Terus saya juga punya teman perempuan namanya Dessy. Dia rambutnya kriting, matanya belo, tapi dia cantik. Selain sama Arif, saya juga sering bersama-sama dengan Dessy. Pernah waktu itu kita nonton film horror bersama, dan kalau tidak salah judulnya bondowoso. Awalnya Dessy biasa-biasa saja, namun lama kelamaan dia ketakutan sambil menutup matanya lalu memegang tangan saya, terus kepalanya diarahkan ke bahu saya *ciyee ciyee soo sweet banget dah*. Terus malamnya saya juga pernah mengobrol dengan Dessy didekat pohon jambu. Dan didekat itu ada bangkunya, konon pohon jambu disitu memang sangatlah angker. Ketika sedang asyik mengobrol, saya menoleh ke arah belakang. Dan ternyata oh ternyata, saya melihat sosok dengan pakaian putih, entahlah apakah itu?. Saya langsung cepat mengembalikan pandangan saya, kemudian saya menutup mata saya, dan melakukan hal yang pernah Dessy lakukan. Yaitu memegang tangan Dessy dan mengarahkan kepala saya kebahunya Dessy sambil ketakutan.

Besoknya setelah saya melihat sesuatu itu, tiba-tiba saya menjadi sakit. Katanya sih saya kesambet sama penghuni pohon jambu. Saya jadi susah makan, sering mual, dan sering juga melihat hal-hal yang aneh disekitar saya. Kemudian uyut saya memanggil seorang ustadz untuk menyembuhkan saya. Dan Alhamdulillah saya bisa disembuhkan, dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa lagi. Saya dan Dessy juga sering sekali pulang sekolah bareng menggunakan kereta. Pada saat itu saya pulang ke Bekasi, sedangkan Dessy pulang ke Lemah Abang. Soalnya rumah Dessy yang ada di Klender sudah digusur. Mau pindah sekolah, namun tanggung. Soalnya ujian semester saat itu tinggal sebentar lagi. Hingga akhirnya Dessy benar-benar meninggalkan saya. Hmm, jadi kangen sama Dessy. Kira-kira kapan yaa saya bisa ketemu sama Dessy lagi?. Tapi saya ingin ketemu Dessy lagi disalah satu stasiun. Sama halnya ketika saya dulu selalu ketemu Dessy distasiun kereta.

Setelah Dessy meninggalkan saya, kemudian saya dekat lagi dengan seorang perempuan *waduhh ternyata dulu saya player banget yaa*. Perempuan itu adalah kakak kelas saya yang bernama Tania. Wajahnya Tania cukup cantik, apalagi ditambah ada tahi lalat dipipinya. Terus waktu itu sih rambutnya pendek, sebab dia agak tomboy begitu. Waktu itukan didekat rumah saya ada ring basket. Nah saya sering sekali main basket disitu, tapi pakai bola kecil atau kadang bola bliter. Waktu itukan pernah ada Tania sama sepupunya sedang bermain. Pada saat itu kalau tidak salah Tania sama sepupunya sedang meledek saya. Tapi saya juga lupa diledek apaan. Ketika Tania sedang lengah, tiba-tiba waktu itu saya langsung mencium pipinya Tania *Gilaa gak nyangka kalau dulu saya pernah senekat ini*. Tania terkejut, dan dia langsung pergi dari tempat itu. Esoknya saya langsung minta maaf ke Tania, tapi saya juga mengatakan kalau Tania harus jadi pacar saya. Awalnya Tania menolak, namun akhirnya Tania menerima saya. Dan akhirnya saya resmi berpacaran, tapi karena masih kecil jadi disebutnya pacar-pacaran alias bukan pacaran yang sebenarnya.

Kadang Tania sering ke kelas saya, dan meminta uang 500 perak sama saya buat jajan. Teman-teman saya gak ada yang berani sama Tania, karena pada saat itu Tania memang beneran tomboy banget. Tapi kalau Tania macam-macam, terkadang dia suka saya ancam dengan saya katakan bahwa saya gak akan segan-segan untuk mencium Tania lagi *Sumvahh beda banget saya yang dulu sama yang sekarang*. Tania mengatakan tidak mau, tapi saya juga harus berjanji agar selalu memberinya uang 500 perak jika dia memang lagi membutuhkannya. Jika saya tidak memberikannya, maka saya juga diancam akan diputuskan sama dia. Sebenarnya sampai sekarang tidak ada kata putus yang diucapkan oleh saya maupun Tania. Tapi karena dulu hanya pacar-pacaran saja, jadi yaa tidak usah dianggap seriuslah.

Waktu itu juga saya pernah diajak sama Aa Wahyu (kakaknya Tania) untuk ikut kerumahnya. Katanya sih waktu itu ia ingin mengambil sesuatu. Yaudah saya terima aja ajakan dari Aa Wahyu, apalagi papam (adiknya umi saya) menyuruh saya untuk ikut. Namun ketika sampai dirumahnya, saya melihat Tania sedang menonton TV. Karena gengsi takut dikira apa-apa, akhirnya saya pergi dan menunggu di depan gang. Disana saya berkumpul dengan orang-orang yang belum saya kenal. Karena waktu itu saya mudah sekali bergaul, jadi gampang banget berbaur dengan orang-orang yang baru saya kenal. Apalagi yang usianya jauh lebih dewasa dari saya.

Beberapa bulan kemudian, saya mendapat kabar bahwa orang tua saya sudah berpisah. Dan sesuai dengan janji saya, maka saya harus tinggal di Bekasi jika ayah saya sudah tidak ada disana. Akhirnya ketika kelas 4 SD saya pindah ke Bekasi. Tapi sebelum pindah, saya sudah menyerahkan jabatan saya sebagai ketua kelas kepada teman saya yang bernama Gilang. Soalnya waktu itu secara tiba-tiba Gilang berhasil menjadi pesaing saya dan Ayu. Bahkan peringkat saya tergeser oleh Gilang, dan dia berhasil menjadi peringkat pertama dikelas. Padahalkan dari kelas 1, antara saya dan Ayu belum ada yang mampu menyaingi. Yaa tapi namanya juga kan roda kehidupan selalu berputar. Jadi kadang kita berada diatas, dan kadang pula kita berada dibawah. Sebenarnya saya ingin memberikan jabatan ketua kelas kepada Ayu, namun saya tidak mampu mengucapkan kata perpisahan kepada Ayu.

Kepindahan saya tidak diketahui oleh teman-teman saya. Mungkin karena ini mereka semua kecewa dengan saya. Sebab saya memutuskan pindah sekolah tanpa pamitan terlebih dahulu kepada teman-teman dekat saya, terutama Tania yang pada saat itu adalah pacar-pacaran saya. Seperti apa yaa wajah Tania, Dessy, Nindy, dan Ayu sekarang?. Karena kecilnya cantik, maka saya yakin wajah mereka yang sekarang dewasa pasti tetap cantik, atau bahkan lebih cantik dari kecilnya. Ohh yaa masih ada satu lagi nih yang belum saya ceritakan. Jika kalian sudah atau pernah melihat saya, diwajah saya tepatnya disamping mata sebelah kanan saya ada sebuah tanda. Sebenarnya itu bukan tanda lahir, melainkan sebuah luka.

Jadi waktu itu atau tepatnya ketika saya kelas 1 SD, saya sedang mandi dirumah yang di Klender. Sedangkan emak dan uyut saya sedang shalat. Emak saya pernah mengatakan kepada saya agar tidak membuang air keluar pas maghrib, sebab katanya ada yang pulang. Saya tidak mengerti ucapan emak saya, dan dengan keadaan yang masih terlanjang saya berlari keluar rumah untuk membuang air. Namun apes bagi saya, tiba-tiba saya terpeleset. Dan saya terkena ujung ubin atau lantai yang tajam. Kok bisa sih saya terkena ujung ubin?. Jadi waktu itukan didepan rumah saya dibuat bangku dengan semen, dan atasnya ditutupi oleh ubin. Namun pada saat itu semennya ada yang rapuh, jadi ujung ubinnya seperti tidak ada semennya. Dan seketika saat itu dideket mata saya bolong. Bagian didekat mata itu apa sih disebutnya?, bingung saya juga jelasinnya. Namun syukurnya tidak mengenai mata saya. Tapi bolongnya lumayan dalam, hanya saja anehnya tidak berdarah, Cuma dagingnya aja keliatan.

Emak dan uyut saya yang melihat itu langsung histeris. Sedangkan pak kumis yang juga melihat kejadian itu, tidak bisa berbuat apa-apa. Namun emak saya langsung mencari kawa-kawa, atau semacam sarang laba-laba kecil yang berwarna putih itu. Setelah menemukannya, kawa-kawa itu langsung dimasukkin kedalam luka saya itu. Namun karena kawa-kawanya kurang, jadinya kulit saya tidak rata. Apalagi kulit saya kan gak dijahit, padahal waktu itu bolong. Setelah kejadian itu, saya merasa bahwa bola mata sebelah kanan saya agak keluar. Mungkin banyak yang gak menyadari itu, hanya saja saya yang merasakannya. Selain itu penglihatan mata sebelah kanan saya tidak sejelas penglihatan mata sebelah kiri saya.

Terus waktu itu saya juga pernah terkena penyakit gidu, atau bentol-bentol tapi besar-besar. Uyut saya yang mengetahui itu, langsung membawa saya berobat. Namun waktu itu tempat yang biasa uyut saya berobat tutup, dan hanya satu yang buka. Yaitu tempat prakteknya dr. Boyke. Tau kan dr. Boyke?. Dokter yang terkenal itu loh. Waktu itu dr. Boyke menyarankan saya untuk disuntik agar akar-akar dari penyakit saya bisa dicabut. Karena saya takut sekali sama suntikkan, jadinya saya memberontak. Akhirnya dr. Boyke mengatakan kepada uyut saya agar tidak terlalu memaksa saya. Dan dr. Boyke memberikan sebuah obat untuk saya. Dan Alhamdulillah, sampai sekarang penyakit gidu saya gak tumbuh lagi. Jadi gak sia-sia uyut saya mengeluarkan banyak uang.

Terus saya juga pernah terkena penyakit gejala tipes. Kondisi saya benar-benar drop, kemudian bunda saya menelepon keluarga saya yang ada di Bekasi. Namun bukannya orang tua saya yang datang, malah justru emak saya lah yang datang dari Bekasi. Setibanya di Klender, saya langsung di gendong dan dibawa ke klinik. Dari rumah sampai klinik, dan dari klinik sampai rumah, emak saya terus menggendong saya. Sungguh pengorbanan emak saya ini memanglah sangatlah luar biasa sekali. Kasih sayang yang diberikan emak saya benar-benar tulus. Maka dari itu dari dulu sampai sekarang yang dekat sama saya Cuma emak saya saja. Karena pengorbanan emak dan kasih sayang emak itu tidak pernah bisa terbalaskan. Mulai dari merawat saya, membesarkan saya, menyusui saya, mengantar saya sekolah dari Bekasi-Jakarta, dan pokoknya emak saya benar-benar sangat peduli dan sangatlah sayang kepada saya. Terus kemana orang tua saya?, mungkin mereka terlalu sibuk.

Saya bisa bersama mereka jika ada uang saja. Biasanya saya diajak ke mall untuk main dan juga belanja. Kadang kalau di mall, saya sering sekali naik bom bom car. Bahkan sampai sekarang kalau ada bom bom car, pasti saya bakalan naik. Soalnya keren, bisa ngedrift dan juga diatasnya kaya ada konsleting begitu. Namun pernah ketika saya naik bom bom car, tiba-tiba saya ditabrak mobil lain dan mobil yang saya naiki menabrak tembok. Sampai-sampai pada waktu itu bibir saya berdarah. Saya menangis, kemudian orang tua saya langsung membawa saya pulang. Ketika dirumah, emak saya yang melihat bibir saya berdarah langsung segera mengobati saya. Dari dulu sampai sekarang, emak saya selalu ada disaat saya membutuhkan mereka. Meskipun sekarang saya sering beradu argument sama emak saya, tapi pada akhirnya saya gak akan pernah bisa jauh dari emak saya.

Kemana kedua orang tua saya sebenarnya?, seharusnya merekalah yang menemani saya dan selalu ada untuk saya. Mereka terlalu egois, mereka terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Mereka mengartikan kasih sayang dengan sebuah uang, bukanlah dengan arti kasih sayang yang sebenarnya. Makanya terkadang saya suka iri jika melihat orang-orang yang masih bisa bersama dengan kedua orang tuanya. Bisa kumpul bersama, makan bersama, sampai liburan bersama. Hmm, ceritanya cukup sampai disini saja yaa. Soalnya cerita yang lain udah pada tidak ingat ataupun lupa. Ceritanya nanti kita lanjut lagi di Daily Life of Mans in Bekasi yaa.

Mungkin hanya segitu saja yang dapat saya ceritakan. Tunggu kelanjutannya nanti yaa. Tapi mungkin butuh waktu beberapa hari untuk saya menulisnya, sebab saya juga harus mengingat-ingatnya terlebih dahulu. Apabila ada salah-salah kata, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya juga mohon maaf, apabila tulisan saya ini tidak tersusun dengan rapih. Sebab saya hanyalah manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan. Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat blogger karena sudah menyempatkan dirinya untuk membaca dan mengunjungi blog saya. Sekali lagi, Terima Kasih. ^_^
Baca Selengkapnya