Hallo sahabat blogger, akhirnya kita
bisa bertemu lagi nih. Ohh yaa yang kelas 12, udah diumumin kelulusannya
belum?. Kalau saya sih udah, dan Alhamdulillah saya lulus. Tapi saya masih
belum tenang nih, soalnya saya masih belum tau nilainya. Karena dari awal yang
saya tungguin itu adalah pengumuman nilainya, bukan pengumuman kelulusannya.
Soalnya kalau lulus, saya memang sudah yakin lulus. Karena saya sudah mengisi
lembaran jawabannya dengan benar, selain itu kelakuan saya disekolah juga cukup baik,
dan itu yang membuat saya yakin bahwa saya akan lulus. Tapi kenapa yaa saya
justru menunggu nilainya?. Sedangkan teman-teman saya yang lain hanya menunggu
pengumuman kelulusannya saja?.
Sebab yang saya cari disekolah itu bukan lulus
atau enggaknya. Tapi yang saya cari disekolah itu selain ilmunya adalah nilainya bagus atau enggaknya. Kan percuma saja jika
lulus, tapi nilainya tidak begitu bagus. Tapi kalau kita lulus, terus nilai
kita juga bagus, pasti kita akan senang dong. Kita bukan hanya senang kepada
diri sendiri, tapi kita juga pastinya akan membuat senang keluarga dan pastinya
orang tua kita. Dan kita juga akan merasa kalau kita ini berhasil. Perjuangan
lama kita disekolah akhirnya bisa terbayarkan dengan kelulusan dan nilai yang
bagus. Tapi bukan berarti saya gak bersyukur dengan kelulusan saya. Saya sangat
bersyukur sekali kok. Karena saya juga merasa bahwa perjuangan saya selama ini
hampir berhasil. Hmm, udah dulu yaa bicarain tentang ini. Kita kembali ke topik
awal kita aja yaa, topik yang sesuai dengan judulnya.
Beberapa waktu yang lalu atau tepatnya
pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016 sekitar jam 9 malam, saya mendapat kabar
yang tidak baik. Saya mendapatkan kabar duka, bahwa aki saya meninggal di
Bandung. Semoga semua kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan oleh aki,
diampuni oleh Allah SWT. Semoga amal dan ibadah dari aki diterima oleh Allah
SWT. Semoga dilapangkan kuburnya, serta ditempatkan di Surganya Allah SWT. Dan
saya berharap semoga aki bisa bertemu dengan nenek, dan bisa bahagia di Surga
sana. Walaupun aki sangat jarang atau bahkan susah jika diajak shalat, tapi aki
gak pernah berhenti untuk mengingati anak-anaknya serta cucu-cucunya terutama
saya dan adik saya untuk beribadah. Tapi jangan salah sangka juga, sebab
gitu-gitu aki saya hafal Al-Qur’an dan tau tentang hadits-hadits juga. Terus
jago bikin kaligrafi dari dalaman bungkus rokok yang emas dan perak itu.
Ada beberapa kaligrafi bikinan aki yang saya pajang di dinding rumah saya. Tapi kalau ingin yang lebih banyak dan lebih bagus lagi, mampir aja kerumahnya aki. Kalau saya dan adik saya pergi ke rumahnya, terkadang sering sekali saya di nasihati dan diajarkan tentang hal-hal yang bermanfaat. Meskipun terkadang perkataannya sulit dimengerti oleh saya. Yaa mungkin kelemahan dari aki saya hanya itu saja, yaitu jarang shalat. Konon katanya sih, dulu aki sempat mimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Dan setelah mimpi itu, aki langsung berubah. Tiba-tiba aki hafal Al-Qur’an, dan lain-lain atau yang sudah saya sebutkan tadi. Bahkan sering ada kejadian aneh juga loh, pernah waktu itu ada kyai yang datang ke sebuah majelis ta’lim. Namun kyai itu ngomong kaya gini ‘Seharusnya bukan saya yang ada disini, sebab ada kyai yang jauh lebih tinggi daripada saya disini’, kyai nya sambil menunjuk ke arah aki saya.
Selain itu pernah juga ketika ayah saya baru selesai shalat jum’at. Ada bapak-bapak yang menghampiri ayah saya dan berkata seperti ini ‘Pak, kok gak bareng sama bapaknya. Tadi bapaknya kan shalat di shaf paling depan’. Seketika ayah saya sangat terkejut sekali ketika mendengar itu, sebab aki saya sedang tertidur pulas dirumah. Dan pokoknya banyak sekali kejadian aneh tentang aki saya. Pada tahun ini atau tepatnya pada awal bulan Januari, aki menderita sakit yang parah. Terus ada seorang kyai yang mau membantu untuk menyembuhkan aki. Kyai itu berkata bahwa didalam tubuh aki saya terdapat sebuah pedang putih. Dan kemungkinan pedang putih itulah yang menjadi penyebab aki saya jadi malas shalat. Namun ada sebuah perjanjian antara kyai itu dan keluarga aki saya, sebab setelah pedang itu dicabut, kemungkinan kondisi aki akan menurun drastis. Dan bahkan mungkin saja nyawanya bisa tidak tertolong.
Namun berkat doa dari anak-anak dan keluarganya, akhirnya itu semua berjalan lancar. Dan benar saja, kondisi aki menurun drastis. Tapi Alhamdulillah, beberapa hari setelah itu kondisi aki sudah membaik lagi, dan boleh pulang kerumah. Bahkan beberapa minggu kemudian, aki saya sempat pulang pergi ke Bandung. Namun menurut kyai itu, pedang putih yang pernah dicabut dari tubuh aki, masih melayang-layang disekitar aki saya. Tepat sebulan yang lalu pada saat sepupu saya menikah, saya akhirnya bisa bertemu lagi dengan aki saya. Saya masih bisa tertawa-tawa, becanda-canda, kata-kataan, dll dengan aki saya. Namun sekarang takdir berkata lain, kini aki saya sudah tiada. Ingat banget pas ketemu waktu itu, ketika saya ingin pulang dan pamitan sama aki. Tiba-tiba aki ngomong kaya gini ‘Pulang, aki ikut pulang yaa’, dengan suara yang agak terengah-engah. Kemudian saya langsung menuju ayah saya dan bilang bahwa aki ingin pulang.
Ayah mengizinkannya, dan akhirnya saya menuntun aki untuk sampai ke mobil. Saya menuntun aki menuruni tangga dari lantai 2, sampai menuju mobil yang jaraknya lumayan jauh juga. Yaa walaupun adanya aki membuat saya menjadi hampir tidak kebagian ruang untuk duduk dimobil. Tapi kehadiran aki dimobil langsung mengubah suasana. Aki berhasil membangun suasana dengan candaannya. Saya hanya bisa tertawa dan bahagia sekali ketika melihat aki bisa kembali riang lagi. Dari tempat resepsi sampai kerumah, celetukan-celetukan aki membuat suasana dimobil menjadi berbeda. Pas sampai dirumah, saya menuntun aki sampai masuk kedalam rumah. Namun beberapa menit kemudian, saya langsung berpamitan untuk pulang. Saya hanya sebentar bertemu dengan aki, padahal saya memang jarang banget ketemu sama aki.
Memang pas saat saya ketemu sama aki, saya merasa aneh aja. Sebab aki terlihat sangat cerah sekali, wajahnya putih, bersih dan bersinar. Tapi ketika itu saya tetap berpikir positif. Namun ternyata, itu memanglah sebuah pertanda. Pantas saja saya merasa aneh, sebab bisa dibilang pada saat itu saya bertemu dengan mayatnya aki. Karena memang 40 hari sebelum meninggal, orang itu bisa disebut sebagai mayatkan. Sebenarnya ketika aki sakit pada awal tahun ini, saya juga sudah merasa bahwa mungkin usia aki sudah tidak lama lagi. Sebab entah kenapa ketika saya sedang melaksanakan shalat dan mendoakan aki, tiba-tiba air mata menetes dari mata saya. Tapi saya mencoba untuk menghilangkan pikiran negatif saya, dan terus berpikir positif sambil mendoakan yang terbaik untuk aki.
Dan pada hari Kamis tanggal 12 Mei sekitar jam 11 menjelang siang, aki dimakamkan di Pemakaman Umum Kemiri Rawamangun. Saya sedih, dan sangatlah sedih sekali. Karena saya belum sempat lihat wajah aki disaat-saat terakhirnya, dan bahkan saya tidak ikut dalam proses pemakamannya. Dan lebih parahnya lagi, bahkan saya tidak sempat untuk pergi ke kediamannya. Saya marah kepada diri saya sendiri, kenapa hal ini terulang kembali?. Sebab ketika nenek meninggal, saya juga gak sempet untuk melihat saat-saat terakhirnya, dan juga tidak ikut proses pemakamannya. Pada saat nenek meninggal, memang saya juga sedang sakit, dan selain itu juga saya sedang melaksanakan UTS. Kini ketika aki meninggal ada aja halangannya lagi, selain itu juga bertepatan dengan adik saya yang sedang melaksanakan UN. Namun ketika 3 harian, akhirnya saya baru sempat untuk datang ke rumahnya aki.
Saya ingin sekali berziarah ke makamnya, tapi ketika itu cuacanya lagi tidak mendukung. Jadi sampai sekarang saya masih belum bisa berziarah ke makam aki. Mudah-mudahan ketika 7 harian nanti, saya bisa menyempatkan diri untuk datang ke makam aki. Dan juga mudah-mudahan cuacanya juga bisa mendukung. Mungkin ketika nanti saya berkunjung ke rumah aki lagi, pasti bakalan sepi sekali. Sebab sudah tidak ada lagi yang memberikan nasihat untuk Fathur. Sudah tidak ada lagi yang menyuruh Fariz berjoget dan nyanyi lagu Isabella. Dan pastinya sudah tidak ada lagi alasan bagi saya untuk pergi ke rumah aki. Tapi Insya Allah saya kuat, dan juga saya sudah mengikhlaskannya. Sebab akhirnya aki sudah terbebas dari penyakitnya. Mungkin Allah sayang kepada aki, sehingga Allah mengangkat semua penyakit aki, dan membawa aki untuk ikut dengannya menuju Surga.
Terima kasih karena sudah sayang sama Fathur dan Fariz. Dan terima kasih aki, karena sudah banyak sekali memberi pelajaran untuk Fathur dan Fariz. Maafkan Fathur dan Fariz yaa aki, karena masih belum bisa menjadi cucu yang terbaik. Maafkan Fathur dan Fariz juga yaa aki, karena masih belum sempat membahagiakan aki. Maafkan Fathur dan Fariz juga yaa aki, karena jarang ada waktu untuk bertemu aki. Tapi Fathur dan Fariz sayang sama aki, dan akan selalu sayang sama aki. Aki yang tenang yaa di alam sana, dan semoga juga aki disana bisa bertemu dengan nenek yaa. Fathur dan Fariz akan selalu mendoakan kebaikan untuk aki. Fathur janji, ketika umi pulang nanti, Fathur akan mengajak umi untuk berziarah ke makam aki. Meskipun umi dan ayah sudah lama berpisah, tapi umi kan sudah menganggap aki sebagai orang tuanya. Begitupun juga aki yang sudah menganggap umi sebagai anaknya. Doain Fathur dan Fariz yaa, semoga bisa menjadi seseorang yang berguna serta bisa membanggakan orang tua maupun keluarga. Doain juga yaa, semoga umi bisa cepat sadar dan pastinya bisa kembali pulang. Rest In Peace, SELAMAT JALAN AKI. :’(
Ada beberapa kaligrafi bikinan aki yang saya pajang di dinding rumah saya. Tapi kalau ingin yang lebih banyak dan lebih bagus lagi, mampir aja kerumahnya aki. Kalau saya dan adik saya pergi ke rumahnya, terkadang sering sekali saya di nasihati dan diajarkan tentang hal-hal yang bermanfaat. Meskipun terkadang perkataannya sulit dimengerti oleh saya. Yaa mungkin kelemahan dari aki saya hanya itu saja, yaitu jarang shalat. Konon katanya sih, dulu aki sempat mimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Dan setelah mimpi itu, aki langsung berubah. Tiba-tiba aki hafal Al-Qur’an, dan lain-lain atau yang sudah saya sebutkan tadi. Bahkan sering ada kejadian aneh juga loh, pernah waktu itu ada kyai yang datang ke sebuah majelis ta’lim. Namun kyai itu ngomong kaya gini ‘Seharusnya bukan saya yang ada disini, sebab ada kyai yang jauh lebih tinggi daripada saya disini’, kyai nya sambil menunjuk ke arah aki saya.
Selain itu pernah juga ketika ayah saya baru selesai shalat jum’at. Ada bapak-bapak yang menghampiri ayah saya dan berkata seperti ini ‘Pak, kok gak bareng sama bapaknya. Tadi bapaknya kan shalat di shaf paling depan’. Seketika ayah saya sangat terkejut sekali ketika mendengar itu, sebab aki saya sedang tertidur pulas dirumah. Dan pokoknya banyak sekali kejadian aneh tentang aki saya. Pada tahun ini atau tepatnya pada awal bulan Januari, aki menderita sakit yang parah. Terus ada seorang kyai yang mau membantu untuk menyembuhkan aki. Kyai itu berkata bahwa didalam tubuh aki saya terdapat sebuah pedang putih. Dan kemungkinan pedang putih itulah yang menjadi penyebab aki saya jadi malas shalat. Namun ada sebuah perjanjian antara kyai itu dan keluarga aki saya, sebab setelah pedang itu dicabut, kemungkinan kondisi aki akan menurun drastis. Dan bahkan mungkin saja nyawanya bisa tidak tertolong.
Namun berkat doa dari anak-anak dan keluarganya, akhirnya itu semua berjalan lancar. Dan benar saja, kondisi aki menurun drastis. Tapi Alhamdulillah, beberapa hari setelah itu kondisi aki sudah membaik lagi, dan boleh pulang kerumah. Bahkan beberapa minggu kemudian, aki saya sempat pulang pergi ke Bandung. Namun menurut kyai itu, pedang putih yang pernah dicabut dari tubuh aki, masih melayang-layang disekitar aki saya. Tepat sebulan yang lalu pada saat sepupu saya menikah, saya akhirnya bisa bertemu lagi dengan aki saya. Saya masih bisa tertawa-tawa, becanda-canda, kata-kataan, dll dengan aki saya. Namun sekarang takdir berkata lain, kini aki saya sudah tiada. Ingat banget pas ketemu waktu itu, ketika saya ingin pulang dan pamitan sama aki. Tiba-tiba aki ngomong kaya gini ‘Pulang, aki ikut pulang yaa’, dengan suara yang agak terengah-engah. Kemudian saya langsung menuju ayah saya dan bilang bahwa aki ingin pulang.
Ayah mengizinkannya, dan akhirnya saya menuntun aki untuk sampai ke mobil. Saya menuntun aki menuruni tangga dari lantai 2, sampai menuju mobil yang jaraknya lumayan jauh juga. Yaa walaupun adanya aki membuat saya menjadi hampir tidak kebagian ruang untuk duduk dimobil. Tapi kehadiran aki dimobil langsung mengubah suasana. Aki berhasil membangun suasana dengan candaannya. Saya hanya bisa tertawa dan bahagia sekali ketika melihat aki bisa kembali riang lagi. Dari tempat resepsi sampai kerumah, celetukan-celetukan aki membuat suasana dimobil menjadi berbeda. Pas sampai dirumah, saya menuntun aki sampai masuk kedalam rumah. Namun beberapa menit kemudian, saya langsung berpamitan untuk pulang. Saya hanya sebentar bertemu dengan aki, padahal saya memang jarang banget ketemu sama aki.
Memang pas saat saya ketemu sama aki, saya merasa aneh aja. Sebab aki terlihat sangat cerah sekali, wajahnya putih, bersih dan bersinar. Tapi ketika itu saya tetap berpikir positif. Namun ternyata, itu memanglah sebuah pertanda. Pantas saja saya merasa aneh, sebab bisa dibilang pada saat itu saya bertemu dengan mayatnya aki. Karena memang 40 hari sebelum meninggal, orang itu bisa disebut sebagai mayatkan. Sebenarnya ketika aki sakit pada awal tahun ini, saya juga sudah merasa bahwa mungkin usia aki sudah tidak lama lagi. Sebab entah kenapa ketika saya sedang melaksanakan shalat dan mendoakan aki, tiba-tiba air mata menetes dari mata saya. Tapi saya mencoba untuk menghilangkan pikiran negatif saya, dan terus berpikir positif sambil mendoakan yang terbaik untuk aki.
Dan pada hari Kamis tanggal 12 Mei sekitar jam 11 menjelang siang, aki dimakamkan di Pemakaman Umum Kemiri Rawamangun. Saya sedih, dan sangatlah sedih sekali. Karena saya belum sempat lihat wajah aki disaat-saat terakhirnya, dan bahkan saya tidak ikut dalam proses pemakamannya. Dan lebih parahnya lagi, bahkan saya tidak sempat untuk pergi ke kediamannya. Saya marah kepada diri saya sendiri, kenapa hal ini terulang kembali?. Sebab ketika nenek meninggal, saya juga gak sempet untuk melihat saat-saat terakhirnya, dan juga tidak ikut proses pemakamannya. Pada saat nenek meninggal, memang saya juga sedang sakit, dan selain itu juga saya sedang melaksanakan UTS. Kini ketika aki meninggal ada aja halangannya lagi, selain itu juga bertepatan dengan adik saya yang sedang melaksanakan UN. Namun ketika 3 harian, akhirnya saya baru sempat untuk datang ke rumahnya aki.
Saya ingin sekali berziarah ke makamnya, tapi ketika itu cuacanya lagi tidak mendukung. Jadi sampai sekarang saya masih belum bisa berziarah ke makam aki. Mudah-mudahan ketika 7 harian nanti, saya bisa menyempatkan diri untuk datang ke makam aki. Dan juga mudah-mudahan cuacanya juga bisa mendukung. Mungkin ketika nanti saya berkunjung ke rumah aki lagi, pasti bakalan sepi sekali. Sebab sudah tidak ada lagi yang memberikan nasihat untuk Fathur. Sudah tidak ada lagi yang menyuruh Fariz berjoget dan nyanyi lagu Isabella. Dan pastinya sudah tidak ada lagi alasan bagi saya untuk pergi ke rumah aki. Tapi Insya Allah saya kuat, dan juga saya sudah mengikhlaskannya. Sebab akhirnya aki sudah terbebas dari penyakitnya. Mungkin Allah sayang kepada aki, sehingga Allah mengangkat semua penyakit aki, dan membawa aki untuk ikut dengannya menuju Surga.
Terima kasih karena sudah sayang sama Fathur dan Fariz. Dan terima kasih aki, karena sudah banyak sekali memberi pelajaran untuk Fathur dan Fariz. Maafkan Fathur dan Fariz yaa aki, karena masih belum bisa menjadi cucu yang terbaik. Maafkan Fathur dan Fariz juga yaa aki, karena masih belum sempat membahagiakan aki. Maafkan Fathur dan Fariz juga yaa aki, karena jarang ada waktu untuk bertemu aki. Tapi Fathur dan Fariz sayang sama aki, dan akan selalu sayang sama aki. Aki yang tenang yaa di alam sana, dan semoga juga aki disana bisa bertemu dengan nenek yaa. Fathur dan Fariz akan selalu mendoakan kebaikan untuk aki. Fathur janji, ketika umi pulang nanti, Fathur akan mengajak umi untuk berziarah ke makam aki. Meskipun umi dan ayah sudah lama berpisah, tapi umi kan sudah menganggap aki sebagai orang tuanya. Begitupun juga aki yang sudah menganggap umi sebagai anaknya. Doain Fathur dan Fariz yaa, semoga bisa menjadi seseorang yang berguna serta bisa membanggakan orang tua maupun keluarga. Doain juga yaa, semoga umi bisa cepat sadar dan pastinya bisa kembali pulang. Rest In Peace, SELAMAT JALAN AKI. :’(
Mungkin hanya ini aja yaa sahabat
blogger yang dapat saya sampaikan. Dan saya mengucapkan maaf yang
sebesar-besarnya, karena mungkin tulisan saya ini berantakan dan tidak rapih. Soalnya
saya juga bingung harus memulai darimana menulisnya. Dan saya juga mengucapkan
terima kasih kepada sahabat blogger, karena mungkin ada yang juga turut
mendoakan aki saya. Apabila ada salah-salah kata, saya mengucapkan maaf yang
sebesar-besarnya. Sebab saya hanyalah manusia biasa yang tidak pernah lepas
dari kesalahan. Dan terima kasih juga yaa sahabat blogger, karena sudah
menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengunjungi blog saya. Sekali lagi,
Terima Kasih. ^_^
No comments:
Post a Comment